Pada saat itu, meskipun keluarga mereka miskin, setidaknya Kelly melewati hari-harinya dengan gembira.Saat ini, pria yang berdiri di dapur tampak bungkuk dan beruban. Keluarga mereka telah tiada. Pada akhirnya, mereka tidak bisa kembali seperti dulu lagi.Yana duduk di bangku kecil sembari memasukkan tomat ke dalam mulutnya. Kemudian, dia tersenyum manis terhadap Iwan. “Enak!”“Iya, ‘kan? Kakek tidak membohongimu, ‘kan?” Kelly tidak sanggup untuk melihat gambaran ini lagi, langsung kembali ke kamar.Malam ini, mereka bertiga makan bersama. Iwan memasak empat jenis lauk. Semuanya adalah makanan kesukaan Kelly. Ternyata dia masih mengingatnya.Saat makan, Iwan juga terus bercanda dengan Yana. Dia mengupas kulit udang dan memilihkan duri ikan untuk Yana. Dia pun mengangkat kepalanya tersenyum pada Kelly, “Yana sungguh mirip dengan kamu sewaktu kecil dulu, sukanya makan kepala ikan.”Kelly menunduk untuk menyantap, tidak berbicara sama sekali.Iwan menunjukkan senyuman lebar, lalu lanjut
Read more