Jason berusaha untuk menahan amarah di hatinya. “Kelly, apa lagi yang ingin kamu lakukan? Kalau kamu tidak percaya dengan masalah waktu itu, aku bisa bawa kamu untuk bertemu dengan wanita yang diutus Kumala Group. Kamu bisa tanya langsung sama dia!”“Nggak ada hubungannya dengan masalah itu!” Kelly memendam rasa sakit di hatinya, berusaha untuk menunjukkan sikap tenang dan tidak berperasaan. “Aku sangat membenci hubungan kita sekarang! Ada banyak orang di kompleks yang menggosip hubungan kita. Bahkan, ketika Bi Linda bawa Yana ke taman saja, dia juga akan digosip orang-orang. Aku nggak ingin Yana terluka. Aku rasa, kamu juga nggak pengen, ‘kan?”“Kalau begitu, kita pindah ke Imperial Garden saja atau kamu bisa tinggal di rumahku yang lain. Aku jamin kamu dan Yana tidak akan menerima semua itu lagi.”Kelly sungguh kehabisan kata-kata. Namun, dia mesti bersikap tegas. “Jason, aku sudah ngomong panjang lebar. Apa kamu masih nggak mengerti? Aku nggak suka sama kamu. Aku merasa sangat mend
“Ada masalah apa?” tanya Kelly dengan raut datar.Saat mendengar suara dingin Kelly, Sandora terdiam sejenak, baru bertanya, “Apa ayahmu mencarimu?”Kelly tersenyum sinis. “Bukannya Ibu yang suruh Ayah mencariku?”Sandora segera berkata, “Wilona lagi mengandung. Kalau dia tahu ayahmu itu penjudi, bisa jadi dia akan emosi, kemudian akan berpengaruh terhadap kandungannya.”Kelly juga malas membongkar kebohongan ibunya. “Iya, kamu sayang menantumu dan juga Kak Kenzo, hanya aku saja yang nggak perlu disayang. Begitu maksud Ibu, ‘kan?”Sandora segera membalas, “Aku sungguh kehabisan akal waktu itu, makanya aku mengusirnya ke rumahmu. Kamu juga bisa usir dia. Lagi pula dengan apa yang telah dia lakukan, tidak bakal ada yang menyalahkanmu kalau kamu mengusirnya!”Tiba-tiba Kelly terisak-isak. “Gimana cara aku mengusirnya? Apa kamu mau aku biarkan dia jadi gelandangan di jalan? Ibu bisa suruh Ayah ke rumahku juga karena Ibu tahu aku nggak akan tega untuk mengusirnya, kan? Iya, aku orangnya mem
Saat ini, Iwan berjalan keluar dapur. Dia memanggil dengan tersenyum, “Kelly, Nona Sonia, sudah saatnya makan.”Sonia membalas dengan senyuman. Dia menyuruh Kelly untuk makan dulu sebelum melanjutkan obrolan mereka.Sewaktu makan, Iwan bersikap sangat ramah. Dia terus menjamu Sonia untuk makan yang banyak.Dulu Iwan adalah seorang koki di sebuah restoran hotel bintang lima. Jadi, rasa masakannya tidak perlu diragukan lagi.Setelah berinteraksi dengan Iwan selama dua hari ini, Yana juga sangat menyukai kakeknya, terutama masakannya. Dia makan sembari menceritakan aktivitasnya hari ini kepada Kelly. Suasana tidak tergolong canggung.Selesai makan, Kelly tidak memperbolehkan Iwan untuk mencuci piring. Sonia pun membantu Kelly untuk membereskan meja makan.Iwan merasa bersalah. “Nona Sonia, kamu itu tamu. Kenapa kamu malah cuci piring?”Sonia membalas dengan tersenyum, “Rumahku di lantai atas. Aku sering numpang makan di rumah Kelly. Jadi, kamu jangan anggap aku sebagai tamu.”Iwan merasa
“Masalah seperti ini sudah terlalu sering terjadi! Sejak ayahku mulai berjudi, dia terus-menerus terjebak antara melanjutkan judinya atau bertobat. Saat dia bertobat, dia benar-benar merasa bersalah. Hanya saja, sepertinya dia sudah kecanduan saja, nggak bisa mengendalikan dirinya.”“Saat ayahku menyesal, aku pernah ingin bicara baik-baik sama dia, memohonnya untuk jangan berjudi lagi. Kemudian, kami bisa hidup bahagia seperti dulu lagi. Dia selalu berjanji, tapi dia nggak pernah menepatinya.”“Lantaran terlalu sering, aku pun sadar dia nggak akan bisa berubah lagi untuk selamanya. Sekarang dia memang nggak berulah lagi. Itu semua juga karena dia nggak punya uang. Kalau dia punya uang, dia pasti nggak bakal tinggal di sini lagi.”Kelly menunduk. Nada bicaranya terdengar terisak-isak. “Kalau aku jadian sama Jason, ayahku akan bagai vampir saja yang mengisap darah Jason. Meski darah Jason banyak, semuanya nggak bakal cukup bagi ayahku. Daripada nantinya aku dan Jason putus gara-gara hal
Setelah Kelly memandikan Yana, dia membawa Yana ke dalam kamar. Dia membaringkan Yana, lalu bercerita dongeng untuk meniduri si kecil.Kepala Yana bersandar di atas lengan Kelly. Terdengar nada kecewa dari suaranya. “Ibu, kenapa Paman nggak datang buat baca dongeng lagi?”Kelly mengusap rambut halus Yana. “Kelak Paman nggak bakal datang lagi. Lupakan Paman saja, ya.”Yana terbengong sejenak. Air mata mulai berkumpul di dalam matanya. “Jangan!”Hati Kelly sungguh sakit ketika melihat reaksi Yana. Dia memeluk erat Yana, tak berhenti menenangkannya, “Maaf, Yana. Ibu bersalah kepadamu!”Yana berkata dengan suara terisak-isak, “Aku nggak mau melupakan Paman. Paman pasti akan mengunjungiku lagi.”Kelly menarik napas dalam-dalam, berusaha menahan air matanya. “Ibu akan menemanimu. Ibu akan menemani Yana untuk selamanya!”Yana pasti akan melupakan Jason! Seiring berjalannya waktu, Kelly juga akan melupakannya.…Di Klub Kasen.Di dalam ruangan yang besar itu, hanya terdapat Reza dan Jason saja
Saat Sonia selesai mandi, dia duduk di sofa balkon untuk membaca buku. Tiba-tiba dia mendengar suara buka pintu.Reza melepaskan kancing kemejanya sembari berjalan mendekati Sonia. Dia berjalan ke hadapan Sonia, lalu mengambil buku dari tangan Sonia. Kemudian, dia langsung mencubit dagu Sonia dan menciumnya.Aroma alkohol terasa di dalam mulut Sonia. Dia memejamkan matanya spontan menengadah kepalanya.Reza setengah berlutut di atas sofa. Dia masih tidak berhenti mencium Sonia, dari menggebu-gebu hingga menjadi lembut.Sonia merasa ada yang aneh dengan diri Reza. Dia menahan pundak Reza, lalu memanggilnya, “Kak Reza ….”“Emm?” Reza mencium sudut bibirnya, lalu membalas dengan perlahan.Sonia berkata, “Kelly dan Kak Jason sudah putus.”“Aku tahu.” Reza bersandar di atas kepala Sonia, lalu melanjutkan, “Ketika melihat penampilan Jason tadi, aku jadi kepikiran masa-masa kamu tidak menginginkanku dulu. Rasanya memang sangat menyiksa.”Sonia bertanya, “Apa Kelly dan Kak Jason masih bisa ber
Keesokan harinya, di Gunawan Group.Kelly masuk kerja dengan tepat waktu. Saat pintu lift dibuka, ternyata ada Jason di dalam sana. Raut wajah Jason kelihatan seperti biasa. Hanya saja, tatapannya ketika menatap Kelly kelihatan dingin.Setelah Kelly memasuki lift, dia sengaja menjaga jarak jauh dengan Jason. Mereka berdua tidak berbicara sama sekali. Suasana terasa sangat dingin, seolah-olah napas mereka juga akan segera membeku.Lift berhenti di lantai 39. Kelly memiringkan tubuhnya sembari menunduk. Dia menunggu Jason untuk keluar lift duluan. Jason melirik wajah sampingnya sekilas, lalu segera meninggalkan lift. Kelly spontan menahan napasnya. Setelah Jason berjalan menjauh, Kelly baru kembali bernapas.Pagi hari ini, Kelly sangat sibuk. Dia masuk ke ruang kerja presdir untuk melaporkan jadwal Jason hari ini.Kebetulan Howard sedang berada di dalam kantor. Ketika melihat Kelly, dia pun menyapa dengan tersenyum, “Dik Kelly, selamat pagi!”Kelly membalas dengan tersenyum tipis. “Sel
Baru saja Howard berjalan ke depan pintu, tiba-tiba terdengar suara Jason. “Sudahlah, tidak usah.”Howard menoleh, lalu berkata dengan tersenyum, “Sebenarnya ada apa dengan kalian berdua?”Jason menunduk untuk membaca dokumen di atas mejanya. Dia kelihatan sangat serius, tidak berbicara sama sekali.Ketika menyadari suasana hati Jason tidak bagus, Howard juga tidak berani bercanda lagi, kembali membahas masalah pekerjaan.…Sore harinya, Kelly berjalan keluar ruang rapat. Tiba-tiba dia menerima panggilan dari Kenneth. Kelly pun mengangkatnya. “Tuan Kenneth!”Kenneth tersenyum. “Hari ini aku telepon kamu karena masalah pribadi. Jadi, tidak usah panggil aku seperti itu.”Kelly bertanya, “Ada masalah apa?”Kenneth berkata, “Ada beberapa teman kuliah kita pulang dari luar negeri. Mereka ingin mengadakan acara kumpul bersama. Kamu ikut juga, ya.”Kelly membalas dengan rasa bersalah, “Maaf, kebetulan aku ada urusan malam ini.”“Kamu jangan buru-buru untuk menolakku!” Kenneth memotong ucapan
Sonia menurunkan kelopak matanya sembari tersenyum. Dia lanjut memotong kue untuk yang lain. Berhubung terlalu banyak orang, Kase dan Theresia juga turun tangan untuk membantunya.Reza mencari tempat yang lebih hening untuk duduk. Dia menatap Sonia yang sedang dikerumuni banyak orang, lalu menunduk melihat cokelat bentuk hati di atas kue itu. Kedua tangan yang diletakkan di atas meja saling bertautan. Dia memalingkan kepala untuk melihat ke sisi jendela. Sepertinya suasana hatinya tidak seburuk yang dibayangkannya.Orang-orang yang mengambil kue tar mulai meramaikan suasana. Lampu di dalam baru menjadi redup. Suasana semakin meriah. Sonia bersembunyi dari orang-orang yang hendak melempar kue tar ke sisinya, lalu duduk di tempat yang agak terpencil.Kase kepikiran untuk mencari Sonia, tetapi langkahnya malah dihalangi oleh seorang wanita berambut emas. Dia ditarik ke lantai dansa. Kemudian, dia pun dikerumuni oleh banyak wanita lagi.Kase telah menghabiskan banyak uang untuk merayakan u
Dari sudut pandang Reza, kebetulan dia bisa melihat daun telinga merah Sonia. Sonia kelihatan sangat imut.Theresia menggigit bibirnya dan tidak bertanya lagi.Mereka berjalan ke dalam lift, lalu naik ke lantai atas. Saat berjalan di depan bar, pintu dibuka. Selain Kase, semua orang merasa kaget.Kase menyuruh orang untuk mengganti bar menjadi aula perjamuan. Aula itu diselimuti dengan gaya hutan hujan tropis, berbagai tanaman hijau tropis memenuhi ruang seluas ribuan meter persegi. Di bawah pencahayaan bar sebelumnya, lampu berwarna-warni tersembunyi di balik tanaman tinggi, memancarkan cahaya melalui bayangan dedaunan ke langit-langit. Efek cahaya yang berkilauan menciptakan suasana segar dan magis, tetapi tetap hangat dan semarak, memberikan efek visual yang luar biasa. Tempat yang dulunya penuh dengan kebisingan dan kemewahan yang kacau, kini berubah menjadi cerah dan bersih.Terdapat banyak orang di dalam bar mengenakan gaun pesta yang anggun dengan riasan yang elegan. Mereka ber
“Tok! Tok! Tok!” Terdengar suara ketuk pintu dari luar sana. Sonia segera memalingkan kepalanya. Suaranya terdengar serak. “Siapa?”“Kekasih sahmu!” jawab Kase.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia merasa dirinya terlalu khawatir. Dia merobek kertas hasil lukisannya, lalu membuangnya ke tong sampah. Dia pun berdiri, pergi membuka pintu.Sebentar?Apa kata Kase tadi?Kekasih sahnya?Sial!Sonia ingin menahan amarahnya. Kemungkinan dia akan segera meninggalkan Hondura. Jadi, dia tidak berencana untuk perhitungan dengan Kase.Pintu dibuka, terlihat sosok Kase yang berpakaian kemeja putih dan jas hitam. Kerah pakaiannya sedikit terbuka, menunjukkan tulang selangka leher yang menggoda. Aura bangsawannya sungguh memesona.Kase memiringkan kepalanya untuk menatap Sonia. Dia menyipitkan bola mata cokelatnya. “Tadi kamu ke mana lagi?”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah pernah bilang. Selama aku bisa menjamin keselamatanmu, kamu nggak usah ikut campur dalam urusanku.”Ujung bibir Kase sedi
Dania, Pretty, dan yang lain bertanya kapan Sonia akan kembali?Sonia memberi tahu mereka bahwa dia akan segera kembali!Setelah meletakkan ponsel, Sonia mengganti pakaiannya untuk meninggalkan tempat.Saat memasuki lantai B12, Tensiro dan wanitanya sedang berciuman di sofa.Meskipun Sonia masuk, mereka berdua juga tidak bermaksud untuk berhenti. Sonia melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan. Dia tidak memperhatikan majikannya, hanya fokus dalam membersihkan kamar.Ruangan di lantai bawah tanah ini tidak berdebu sama sekali. Tidak ada yang perlu dibersihkan. Sonia pergi ke kamar untuk membereskan pakaian ganti wanita itu. Pada saat ini, mereka berdua yang berada di dalam ruang tamu telah mengambil alkohol. Mereka sedang bersiap-siap untuk pergi memancing ikan.Sonia pergi membersihkan ruang baca. Komputer sedang dalam keadaan dibuka. Gambar layar yang ditampilkan adalah rasi bintang Biduk. Di tengah luasnya langit malam, hanya bintang-bintang Biduk yang bersinar paling terang.So
Sonia menerima panggilan video. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kakek!”Sekarang cuaca di Kota Atria kelihatan cerah. Jemmy pun berkata dengan tersenyum, “Selamat ulang tahun!”Sonia tersenyum. “Terima kasih, Kakek!”“Mengenai hadiah ulang tahunmu, aku dan kakakmu sudah mempersiapkannya. Kami letakkan di kamarmu. Tadi Indra dan Arkas bilang siang hari makan mie ulang tahun untuk merayakan ulang tahun buat kamu.”“Dia lagi berpikir variasi apa yang bisa dia buat untuk mie ulang tahun kali ini, biar kamu bisa ingin memakannya ketika melihatnya. Kalau kamu ingin makan, bisa jadi kamu akan segera terbang ke sini,” ucap Jemmy dengan tersenyum. “Semua ini pasti ulah Arkas.”Hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih untuk Pak Arkas dan juga Kakek Indra.”“Apa kamu masih di Mirlan? Kapan kamu pulangnya?” tanya Jemmy.“Aku akan pulang dalam beberapa hari ini. Aku akan pulang untuk menemanimu!” balas Sonia dengan tersenyum santai.“Apa hari ini ada yang merayakan ulang tahun buat k
Tadinya Sonia mengira, seiring berjalannya waktu, efek samping dari obat itu akan berkurang. Namun setelah dilihat sekarang, sepertinya tidak demikian.“Jangan! Aku yang menyebabkanmu menjadi seperti ini!” Terlintas rasa sakit hati dan bersalah di dalam mata Kase. Dia menatap Sonia dalam-dalam, lalu membuka pintu berjalan meninggalkan tempat.Setelah Kase pergi, Sonia kembali mengenang kembali mimpi semalam. Dia tetap saja tidak bisa kepikiran apa pun. Hanya saja, seharusnya Sonia telah mimpi semalam.Sampai saat ini, rasa gelisah dan sakit masih terbayang di dalam benak Sonia. Rasa pesimis yang tidak terdeskripsikan telah menguasai benaknya saat ini. Tiba-tiba Sonia kepikiran kenapa Rayden bisa melepaskannya dengan semudah ini? Apa benar hanya karena Kase dan Bondala? Apa Rayden masih sedang mengontrol dirinya?Sonia kembali berbaring di atas ranjang. Dia meringkuk, tidak bisa meluapkan rasa lara di hatinya. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya keluar dari perasaan ini? Dia hanya mer
Sebentar lagi sudah subuh, Reza membuka ponselnya. Dia sedang melihat jam, tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu membuka sistem yang terhubung dengan kalung Sonia. Suhu tubuh dan detak jantung Sonia tidak berada di kondisi normal.Kening Reza sedikit berkerut. Apa Sonia melepaskan kalungnya lagi?Sebelumnya Reza menyadari Sonia akan melepaskan kalung itu saat sedang tidur. Reza juga pernah mempertanyakan masalah itu. Sonia mengatakan tidaklah nyaman untuk mengenakan sesuatu di saat sedang tidur.Hanya saja, meski Sonia sedang tidur, Reza juga bisa merasakan detak jantungnya. Siapa suruh saat ini Sonia tidak berada di dalam pelukannya.Reza mengendus ringan. Setelah waktu menunjukkan pukul 12, dia mengirim pesan kepada Sonia.[ Istriku, selamat ulang tahun! ]…Keesokan harinya, sama seperti biasanya, saat hampir mendekati pukul sembilan pagi, Sonia dibangunkan oleh Kase.Kali ini, agak sulit untuk membangunkan Sonia daripada biasanya. Saat Sonia bangun, dia malah kelihatan linglung.“
“Bondan!” balas Reza dengan suara datar, “Ada urusan?”“Iya, sudah terjadi sesuatu!” Bondan segera memberi tahu masalah Sonia dihujat kepada Reza. “Sekarang masalah ini sangat heboh. Keluarga Dikara sendiri yang merusak nama Sonia. Sekarang Sonia lagi dihujat habis-habisan sama warganet. Bahkan, Arkava Studio dan GK Jewelry juga terkena imbasnya.”Suara Reza bagai suara halilintar yang terdengar menggelegar. “Mereka memang cari mati!”“Kapan kalian kembalinya? Apa yang bisa aku lakukan untuk Sonia?” tanya Bondan, “Kak Jason lagi tidak di sini. Nona Ranty dan Matias juga belum kembali dari bulan madu. Keluarga Tamara memang pintar dalam mencari kesempatan.”Sepertinya anggota Keluarga Tamara yakin Sonia tidak akan menampakkan diri, itulah sebabnya mereka bisa bersikap semena-mena. Sekarang kondisi Sonia tidaklah bagus. Semua skandalnya tampaknya sudah memiliki bukti kuat. Bahkan jika suatu hari nanti dia kembali dan mencoba untuk menjelaskan, kemungkinan besar warganet juga tidak akan m
Ketika melihat ayahnya juga melihat dengan penasaran, Cindy memutar bola matanya dan mendengus dingin. “Tebakanku!”“Kalau kamu bisa menghubungi Sonia, kamu telepon dia, suruh dia sementara ini untuk jangan kembali ke Jembara. Sembunyi di luar saja.” Hani menghela napas. Dia kelihatan sangat cemas. “Mengenai masalah kita, pasti kita akan ditekan oleh Keluarga Dikara dan juga Keluarga Tamara. Lebih baik kita banyak berdoa saja. Semoga Ayah tidak sadis memperlakukan kita seperti dia memperlakukan Sonia!”Ferdi berkata, “Jangan takut. Masih ada aku dan juga Kak Cindy!”Cindy berucap, “Ibu, kamu dan Ayah pasti mesti tetap berpihak sama Sonia. Kalian percaya sama aku. Keputusan kalian hari ini sudah benar.”Hani tahu Cindy sangat mengagumi Sonia, juga tidak memasukkan ucapannya ke dalam hati. Dia berpikir sejenak, kemudian berkata, “Aku akan telepon Tuan Bondan untuk beri tahu masalah ini.”Harun berdiri. “Biar aku saja!”Setelah anggota Keluarga Tamara meninggalkan rumah Harun, dia segera