Saat ini, Iwan berjalan keluar dapur. Dia memanggil dengan tersenyum, “Kelly, Nona Sonia, sudah saatnya makan.”Sonia membalas dengan senyuman. Dia menyuruh Kelly untuk makan dulu sebelum melanjutkan obrolan mereka.Sewaktu makan, Iwan bersikap sangat ramah. Dia terus menjamu Sonia untuk makan yang banyak.Dulu Iwan adalah seorang koki di sebuah restoran hotel bintang lima. Jadi, rasa masakannya tidak perlu diragukan lagi.Setelah berinteraksi dengan Iwan selama dua hari ini, Yana juga sangat menyukai kakeknya, terutama masakannya. Dia makan sembari menceritakan aktivitasnya hari ini kepada Kelly. Suasana tidak tergolong canggung.Selesai makan, Kelly tidak memperbolehkan Iwan untuk mencuci piring. Sonia pun membantu Kelly untuk membereskan meja makan.Iwan merasa bersalah. “Nona Sonia, kamu itu tamu. Kenapa kamu malah cuci piring?”Sonia membalas dengan tersenyum, “Rumahku di lantai atas. Aku sering numpang makan di rumah Kelly. Jadi, kamu jangan anggap aku sebagai tamu.”Iwan merasa
“Masalah seperti ini sudah terlalu sering terjadi! Sejak ayahku mulai berjudi, dia terus-menerus terjebak antara melanjutkan judinya atau bertobat. Saat dia bertobat, dia benar-benar merasa bersalah. Hanya saja, sepertinya dia sudah kecanduan saja, nggak bisa mengendalikan dirinya.”“Saat ayahku menyesal, aku pernah ingin bicara baik-baik sama dia, memohonnya untuk jangan berjudi lagi. Kemudian, kami bisa hidup bahagia seperti dulu lagi. Dia selalu berjanji, tapi dia nggak pernah menepatinya.”“Lantaran terlalu sering, aku pun sadar dia nggak akan bisa berubah lagi untuk selamanya. Sekarang dia memang nggak berulah lagi. Itu semua juga karena dia nggak punya uang. Kalau dia punya uang, dia pasti nggak bakal tinggal di sini lagi.”Kelly menunduk. Nada bicaranya terdengar terisak-isak. “Kalau aku jadian sama Jason, ayahku akan bagai vampir saja yang mengisap darah Jason. Meski darah Jason banyak, semuanya nggak bakal cukup bagi ayahku. Daripada nantinya aku dan Jason putus gara-gara hal
Setelah Kelly memandikan Yana, dia membawa Yana ke dalam kamar. Dia membaringkan Yana, lalu bercerita dongeng untuk meniduri si kecil.Kepala Yana bersandar di atas lengan Kelly. Terdengar nada kecewa dari suaranya. “Ibu, kenapa Paman nggak datang buat baca dongeng lagi?”Kelly mengusap rambut halus Yana. “Kelak Paman nggak bakal datang lagi. Lupakan Paman saja, ya.”Yana terbengong sejenak. Air mata mulai berkumpul di dalam matanya. “Jangan!”Hati Kelly sungguh sakit ketika melihat reaksi Yana. Dia memeluk erat Yana, tak berhenti menenangkannya, “Maaf, Yana. Ibu bersalah kepadamu!”Yana berkata dengan suara terisak-isak, “Aku nggak mau melupakan Paman. Paman pasti akan mengunjungiku lagi.”Kelly menarik napas dalam-dalam, berusaha menahan air matanya. “Ibu akan menemanimu. Ibu akan menemani Yana untuk selamanya!”Yana pasti akan melupakan Jason! Seiring berjalannya waktu, Kelly juga akan melupakannya.…Di Klub Kasen.Di dalam ruangan yang besar itu, hanya terdapat Reza dan Jason saja
Saat Sonia selesai mandi, dia duduk di sofa balkon untuk membaca buku. Tiba-tiba dia mendengar suara buka pintu.Reza melepaskan kancing kemejanya sembari berjalan mendekati Sonia. Dia berjalan ke hadapan Sonia, lalu mengambil buku dari tangan Sonia. Kemudian, dia langsung mencubit dagu Sonia dan menciumnya.Aroma alkohol terasa di dalam mulut Sonia. Dia memejamkan matanya spontan menengadah kepalanya.Reza setengah berlutut di atas sofa. Dia masih tidak berhenti mencium Sonia, dari menggebu-gebu hingga menjadi lembut.Sonia merasa ada yang aneh dengan diri Reza. Dia menahan pundak Reza, lalu memanggilnya, “Kak Reza ….”“Emm?” Reza mencium sudut bibirnya, lalu membalas dengan perlahan.Sonia berkata, “Kelly dan Kak Jason sudah putus.”“Aku tahu.” Reza bersandar di atas kepala Sonia, lalu melanjutkan, “Ketika melihat penampilan Jason tadi, aku jadi kepikiran masa-masa kamu tidak menginginkanku dulu. Rasanya memang sangat menyiksa.”Sonia bertanya, “Apa Kelly dan Kak Jason masih bisa ber
Keesokan harinya, di Gunawan Group.Kelly masuk kerja dengan tepat waktu. Saat pintu lift dibuka, ternyata ada Jason di dalam sana. Raut wajah Jason kelihatan seperti biasa. Hanya saja, tatapannya ketika menatap Kelly kelihatan dingin.Setelah Kelly memasuki lift, dia sengaja menjaga jarak jauh dengan Jason. Mereka berdua tidak berbicara sama sekali. Suasana terasa sangat dingin, seolah-olah napas mereka juga akan segera membeku.Lift berhenti di lantai 39. Kelly memiringkan tubuhnya sembari menunduk. Dia menunggu Jason untuk keluar lift duluan. Jason melirik wajah sampingnya sekilas, lalu segera meninggalkan lift. Kelly spontan menahan napasnya. Setelah Jason berjalan menjauh, Kelly baru kembali bernapas.Pagi hari ini, Kelly sangat sibuk. Dia masuk ke ruang kerja presdir untuk melaporkan jadwal Jason hari ini.Kebetulan Howard sedang berada di dalam kantor. Ketika melihat Kelly, dia pun menyapa dengan tersenyum, “Dik Kelly, selamat pagi!”Kelly membalas dengan tersenyum tipis. “Sel
Baru saja Howard berjalan ke depan pintu, tiba-tiba terdengar suara Jason. “Sudahlah, tidak usah.”Howard menoleh, lalu berkata dengan tersenyum, “Sebenarnya ada apa dengan kalian berdua?”Jason menunduk untuk membaca dokumen di atas mejanya. Dia kelihatan sangat serius, tidak berbicara sama sekali.Ketika menyadari suasana hati Jason tidak bagus, Howard juga tidak berani bercanda lagi, kembali membahas masalah pekerjaan.…Sore harinya, Kelly berjalan keluar ruang rapat. Tiba-tiba dia menerima panggilan dari Kenneth. Kelly pun mengangkatnya. “Tuan Kenneth!”Kenneth tersenyum. “Hari ini aku telepon kamu karena masalah pribadi. Jadi, tidak usah panggil aku seperti itu.”Kelly bertanya, “Ada masalah apa?”Kenneth berkata, “Ada beberapa teman kuliah kita pulang dari luar negeri. Mereka ingin mengadakan acara kumpul bersama. Kamu ikut juga, ya.”Kelly membalas dengan rasa bersalah, “Maaf, kebetulan aku ada urusan malam ini.”“Kamu jangan buru-buru untuk menolakku!” Kenneth memotong ucapan
Setelah Kelly memasuki mobil, dia kembali bertanya harga bunga itu.Kenneth tersenyum. “Kamu ingin permalukan aku, ya? Aku hanya bantu kamu beli sebuket bunga saja. Kamu malah ingin membayarnya. Kalau aku menerima uangmu, bukannya namaku di Jembara akan tercoreng?”Kelly langsung berkata, “Kalau kamu hanya kakak tingkatku, aku nggak akan kembalikan uang kepadamu. Tapi sekarang ada hubungan kerja di antara kita. Jadi, lebih baik kita menjaga jarak.”Kenneth membalas, “Tenang saja, jangankan sebuket bunga, meskipun aku beri kamu mobil atau rumah, aku juga nggak akan memanfaatkanmu untuk mendapatkan keuntungan. Selain itu, aku juga percaya sama kamu, kamu juga bukanlah orang yang bisa disogok dengan uang, ‘kan? Jadi, kita mesti berhubungan dengan lebih terang-terangan. Apa ada yang perlu ditakutkan?”“Lebih baik aku bayar saja!” Ketika melihat Kenneth tidak bersedia menyebut nominalnya, Kelly langsung mengirim uang dua juta ke OVO Kenneth.“Kamu malah transfer ke aku?” Kenneth menatap Kel
Setelah pintu dibuka, tak disangka dia malah bertemu dengan Howard di koridor.“Kelly!” sapa Howard dengan tersenyum.Kelly pun tersenyum dengan lembut. “Tuan Howard!”“Kebetulan sekali! Kamu juga main di sini?” tanya Howard.“Ada reuni!” balas Kelly dengan tersenyum lembut.“Kebetulan Tuan Jason juga ada di sini. Gimana kalau kamu pergi sapa dia?” tanya Howard.Kelly menggigit bibir bawahnya. Senyuman di wajahnya semakin datar. “Nggak usah. Aku nggak enak ganggu waktu Tuan Jason!”“Tidak mengganggu, kok. Kebetulan tadi Tuan Jason juga ungkit masalah kamu!” Howard menarik lengan Kelly untuk membawanya ke ruangan VIP. “Sepertinya ada masalah dengan data yang kamu buat.”Kening Kelly berkerut. Padahal Kelly berencana untuk menjelaskan masalah kesalahan data yang dikumpulkannya esok hari. Siapa sangka Jason sudah menyadarinya.Kelly juga tidak berbicara panjang lebar lagi. Dia bersama Howard pergi menemui Jason.Begitu membuka pintu ruangan, di dalamnya hanya terdapat Jason seorang diri s
Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Musuhmu?”“Mana mungkin?” Kase tertawa. Dia mengedipkan matanya ke sisi Sonia. “Dia itu wanita idamanku!”Sonia berkata dengan datar, “Sepertinya kamu juga panggil Julie dan Laura yang semalam sebagai wanita idamanmu.”Kase tersenyum tipis. “Apa mereka bisa disamakan?” Usai berbicara, Kase melihat ke sisi Sonia. “Jujur saja, matamu sungguh mirip dengan wanita idamanku!”Semalam saat bertemu Sonia di luar bar, Kase sungguh merasa syok. Dia hampir saja mengira Sonia adalah wanita di dalam foto. Sayangnya, wanita idamannya sudah tidak berada di muka bumi ini lagi.Hanya saja, semua itu tidaklah penting. Hal yang paling penting adalah wanita idamannya akan selalu hidup di dalam hatinya.Sonia berkata dengan suara datar, “Oh, ya?”“Iya! Ngomong-ngomong aku masih tidak tahu namamu?” tanya Kase.“Sonia!”Kase mengangguk. “Nama yang sangat bagus!”Sonia bertanya, “Ada urusan apa kamu mencariku?”Kase tersenyum lembut. “Aku mau pergi ke Istana Fers untuk membah
Pelayan berjalan di depan untuk memandu jalan. Ketika melewati koridor gantung di luar kastil, Sonia melihat sebuah bangunan bergaya tradisional yang sangat mencolok di belakang kastil.Bangunan itu tersembunyi di antara pepohonan, tampak seperti sebuah aula leluhur.Di dalam sebuah kastil kuno seperti ini, keberadaan aula bergaya tradisional terasa agak aneh dan tidak selaras dengan keseluruhan desain. Namun, mengingat Keluarga Milana juga memiliki garis keturunan dari Negara Cendania, sepertinya wajar jika para tetua menyukai gaya kuno seperti ini.Sonia tidak berpikir kebanyakan. Dia melewati koridor dan terus berjalan ke depan.Beberapa saat kemudian, Sonia tiba di ruang kerja Kase. Ruang kerja yang klasik dan elegan itu memiliki luas sekitar 100 meter persegi. Satu sisi dindingnya adalah jendela besar, sisi lainnya adalah area istirahat, sementara dua sisi lainnya dipenuhi rak buku dari kayu merah yang menjulang tinggi hingga ke langit-langit. Pemandangan itu terasa begitu menges
Kase juga tidak menyangkal, malah bertanya dengan tersenyum, “Bagaimana menurutmu?”Raut wajah pengurus rumah kelihatan serius. “Belakangan ini, Nona Linda akan datang ke Hondura untuk mengunjungi Tuan. Kalau Tuan sudah punya wanita yang kamu sukai, lebih baik kamu jangan bawa dia ke rumah.”Kase tersenyum sinis. “Dia itu calon menantu yang disukai ayahku, bukan yang aku sukai. Aku saja tidak setuju!”Pengurus rumah berkata, “Suaramu tidak penting!”Kase sedang berjalan ke dalam rumah. Saat mendengar ucapan itu, dia langsung memalingkan kepalanya menatap pengurus rumah yang bersikap hormat itu, tapi yang suka membatasi gerak-geriknya. “Akhirnya aku tahu kenapa ayahku bisa mengutusmu untuk bekerja di sisiku?”“Emm?” Pengurus rumah mengangkat kepalanya menatap Kase dengan bingung.“Karena ….” Kase tersenyum sinis. “Ayahku pasti juga sangat membencimu!”Raut wajah pengurus rumah berubah dalam seketika. “Aku lebih memilih untuk dibenci majikanku daripada menjadi orang yang munafik.”Kase s
Sonia menggerakkan alisnya. “Ada apa?”Tatapan Kase menjadi lembut. Mata indahnya mengeluarkan cahaya indah. Dia terus menatap Sonia sembari tersenyum. “Ternyata kamu secantik yang aku bayangkan!”Sonia bertanya lagi, “Apa kamu kekurangan pengawal?”“Tentu saja!” Kase tersenyum cengengesan menunjukkan gigi putihnya. “Aku kekurangan satu pengawal cantik.”Sonia berkata, “Kalau kamu mau aku jadi pengawalmu, harganya bakal mahal!”Kase mendekatinya. Kedua matanya masih tertuju pada diri Sonia. “Katakanlah! Biar aku tahu semahal apa?”“Mungkin ….” Tatapan Sonia menjadi sinis. “Aku menginginkan nyawamu!”“Haha!” Kase tertawa terbahak-bahak. Dia tertawa dengan sangat bahagia. “Kalau kamu menginginkan nyawaku, aku akan berikan malam ini!”Sonia memalingkan kepalanya. Isi pikiran pria ini selalu saja melenceng. Sonia pun tidak menghiraukannya.“Katakanlah, kamu minta berapa!” tanya Kase dengan nada memelas.Sonia berpikir sejenak, lalu berkata, “Satu juta … pound sterwing! Masa kerja satu bula
Pelayan mengangguk, lalu menyerahkan sebotol air yang belum dibuka segelnya kepada Sonia.Sonia meneguk minumannya. Dia menyadari si pria sedang memeluk seorang wanita seksi dan mencium bibir si wanita. Para wanita lainnya juga segera mendekati si pria. Sonia menarik napasnya dalam-dalam berusaha untuk tetap bersikap tenang.Pria yang bernama Kase ini tidak kelihatan berbahaya. Sonia mengeluarkan ponselnya untuk membalas pesan, lalu membuang waktu dengan bermain gim.Sekitar setengah jam kemudian, Sonia mengangkat kepalanya untuk melihat permainan mereka. Saat ini, seorang wanita berambut biru sedang melepaskan atasannya dan duduk di atas pangkuan Kase. Dia menuang alkohol di gelasnya ke bagian lehernya sendiri. Kase pun menunduk untuk meminumnya ….Sonia melirik sekilas, lalu lanjut bermain gim ponselnya.Saat level terbaru belum berhasil dilewati Sonia, seorang wanita berpakaian terusan tali dua berjalan mendekat. Dia menatap Sonia dengan tatapan provokasi. “Kamu kekasih barunya Kase
Kening Sonia berkerut. “Kenapa aku mesti pergi sama kamu?”“Lindungi aku!” jawab si pria dengan langsung, “Aku sudah beri kamu tumpangan. Anggap saja itu bayarannya.”Sonia berkata, “Aku bisa beri kamu uang.”Tiba-tiba si pria tersenyum. “Nona, apa kamu merasa aku seperti orang yang kekurangan uang?”Sonia menatap si pria dengan dingin. “Tadi aku sudah bilang aku akan membayarmu.”“Kamu bisa membayar dengan banyak cara. Bantu aku juga salah satu cara untuk membayar ongkos tumpanganmu. Siapa suruh kamu tidak bilang dengan jelas.” Si pria menatap Sonia dengan tersenyum. “Jangan-jangan kamu mau ngeyel?”Raut wajah Sonia berubah dingin. Dia bertanya, “Kamu mau aku ngapain?”“Jangan panik. Aku hanya ingin kamu melindungi keselamatanku saja!” Si pria mengangkat-angkat alisnya melihat ke sisi Sonia. “Aku percaya semua itu tidak sulit bagimu.”Sonia pun tidak berbicara lagi.Kota Hondura adalah kota kuno yang sudah memiliki sejarah selama 200 tahun. Kota ini tidak hanya mempertahankan ciri kha
Ketika pria yang berada di dalam mobil melihat Sonia keluar toilet dalam keadaan baik-baik saja, dia pun mengangkat-angkat alisnya tanda dirinya merasa kaget.Sonia kembali ke swalayan untuk membeli sebotol air soda lagi. Kemudian, dia duduk di bawah tenda sembari menyantap kue yang dibelinya tadi.Wanita itu juga sudah merapikan pakaiannya, lalu berjalan keluar toilet. Dia duduk di hadapan Sonia, lalu bertanya, “Kamu juga dari Negara Cendania?”Sonia berkata, “Iya!”“Namaku Hallie.” Si wanita memperkenalkan diri, lalu bertanya dengan penasaran, “Kenapa kamu bisa ada di sini?”Sonia mengangkat tangannya, lalu membersihkan sisa serpihan roti di bibirnya. Nada bicaranya sangat datar. “Aku lagi cari orang!”Hallie merasa sangat kaget. “Aku juga datang buat cari orang. Aku cari kekasihku. Setengah tahun lalu, temannya bawa dia untuk cari uang di sini. Sudah satu bulan aku nggak ada kabarnya, makanya aku ke sini. Bagaimana denganmu?”Sonia tidak menjawab, dia hanya berkata, “Nggak seharusny
Istri dari pemilik toko sedang memukul lalat. Wanita itu berkulit putih dengan rambut keriting. Sonia memasukkan beberapa kue, biskuit, dan sebotol air soda ke dalam keranjang.Saat Sonia sedang memilih barang, para pria yang berada di luar mulai mengerumuni wanita itu.“Hai, wanita cantik!”“Cantik, kamu mau ke mana?”“Gimana kalau kita ke hotel?”“Kita bercinta dulu?”…Tatapan para pria tertuju pada tubuh si wanita. Semuanya menunjukkan senyuman nakal. Wanita itu merasa syok spontan berdiri, lalu membawa tasnya hendak berjalan pergi.Namun, para pria itu tidak melepaskannya, kembali mengejarnya. Kemudian, dia mengepung wanita itu di tengah. Mereka bukan hanya menggoda si wanita saja, bahkan mulai menyentuh si wanita.Si wanita mengayunkan tas di tangan sembari menjerit, “Aku nggak kenal sama kalian. Awas!”“Pacarku akan segera sampai!”“Aku lapor polisi, nih!”Saat wanita itu sedang meronta dari sekelompok pria, tiba-tiba dadanya diserang seseorang. Si wanita langsung menjerit dan m
Seekor beruang tinggi berdiri di tempat. Kedua matanya tertuju pada diri Sonia.Sonia berdiri dengan perlahan sembari menggenggam erat pisau di tangan. Dia bertatapan dengan beruang itu. Asalkan beruang itu tidak memprovokasinya, dia pasti tidak akan melukai si beruang.Sepertinya beruang juga merasa Sonia tidak menyimpan niat buruk. Ia pun menjerit, lalu duduk di tempat. Sonia juga ikut duduk.Di dalam kegelapan, kedua pasang mata saling bertatapan.Tatapan beruang terus tertuju pada diri Sonia. Sepertinya ia kelihatan tidak senang, tapi ia juga tidak menyerang.Sonia merasa ada yang aneh. Terlintas sebuah pemikiran di benaknya, sepertinya dia memahami sesuatu. Sonia menunjuk ke sisi jerami, lalu bertanya, “Ini tempatmu?”Kemudian, Sonia melanjutkan, “Apa kamu bisa mengerti bahasaku? Kalau kamu nggak mengerti, aku bisa ngomong dengan bahasa lokalmu.”Sepertinya si beruang mengerti. Ia langsung bersin-bersin, seolah-olah sedang mengatakan, ‘Akhirnya kamu sadar juga!’Sonia sungguh keha