“Ada masalah apa?” tanya Kelly dengan raut datar.Saat mendengar suara dingin Kelly, Sandora terdiam sejenak, baru bertanya, “Apa ayahmu mencarimu?”Kelly tersenyum sinis. “Bukannya Ibu yang suruh Ayah mencariku?”Sandora segera berkata, “Wilona lagi mengandung. Kalau dia tahu ayahmu itu penjudi, bisa jadi dia akan emosi, kemudian akan berpengaruh terhadap kandungannya.”Kelly juga malas membongkar kebohongan ibunya. “Iya, kamu sayang menantumu dan juga Kak Kenzo, hanya aku saja yang nggak perlu disayang. Begitu maksud Ibu, ‘kan?”Sandora segera membalas, “Aku sungguh kehabisan akal waktu itu, makanya aku mengusirnya ke rumahmu. Kamu juga bisa usir dia. Lagi pula dengan apa yang telah dia lakukan, tidak bakal ada yang menyalahkanmu kalau kamu mengusirnya!”Tiba-tiba Kelly terisak-isak. “Gimana cara aku mengusirnya? Apa kamu mau aku biarkan dia jadi gelandangan di jalan? Ibu bisa suruh Ayah ke rumahku juga karena Ibu tahu aku nggak akan tega untuk mengusirnya, kan? Iya, aku orangnya mem
Saat ini, Iwan berjalan keluar dapur. Dia memanggil dengan tersenyum, “Kelly, Nona Sonia, sudah saatnya makan.”Sonia membalas dengan senyuman. Dia menyuruh Kelly untuk makan dulu sebelum melanjutkan obrolan mereka.Sewaktu makan, Iwan bersikap sangat ramah. Dia terus menjamu Sonia untuk makan yang banyak.Dulu Iwan adalah seorang koki di sebuah restoran hotel bintang lima. Jadi, rasa masakannya tidak perlu diragukan lagi.Setelah berinteraksi dengan Iwan selama dua hari ini, Yana juga sangat menyukai kakeknya, terutama masakannya. Dia makan sembari menceritakan aktivitasnya hari ini kepada Kelly. Suasana tidak tergolong canggung.Selesai makan, Kelly tidak memperbolehkan Iwan untuk mencuci piring. Sonia pun membantu Kelly untuk membereskan meja makan.Iwan merasa bersalah. “Nona Sonia, kamu itu tamu. Kenapa kamu malah cuci piring?”Sonia membalas dengan tersenyum, “Rumahku di lantai atas. Aku sering numpang makan di rumah Kelly. Jadi, kamu jangan anggap aku sebagai tamu.”Iwan merasa
“Masalah seperti ini sudah terlalu sering terjadi! Sejak ayahku mulai berjudi, dia terus-menerus terjebak antara melanjutkan judinya atau bertobat. Saat dia bertobat, dia benar-benar merasa bersalah. Hanya saja, sepertinya dia sudah kecanduan saja, nggak bisa mengendalikan dirinya.”“Saat ayahku menyesal, aku pernah ingin bicara baik-baik sama dia, memohonnya untuk jangan berjudi lagi. Kemudian, kami bisa hidup bahagia seperti dulu lagi. Dia selalu berjanji, tapi dia nggak pernah menepatinya.”“Lantaran terlalu sering, aku pun sadar dia nggak akan bisa berubah lagi untuk selamanya. Sekarang dia memang nggak berulah lagi. Itu semua juga karena dia nggak punya uang. Kalau dia punya uang, dia pasti nggak bakal tinggal di sini lagi.”Kelly menunduk. Nada bicaranya terdengar terisak-isak. “Kalau aku jadian sama Jason, ayahku akan bagai vampir saja yang mengisap darah Jason. Meski darah Jason banyak, semuanya nggak bakal cukup bagi ayahku. Daripada nantinya aku dan Jason putus gara-gara hal
Setelah Kelly memandikan Yana, dia membawa Yana ke dalam kamar. Dia membaringkan Yana, lalu bercerita dongeng untuk meniduri si kecil.Kepala Yana bersandar di atas lengan Kelly. Terdengar nada kecewa dari suaranya. “Ibu, kenapa Paman nggak datang buat baca dongeng lagi?”Kelly mengusap rambut halus Yana. “Kelak Paman nggak bakal datang lagi. Lupakan Paman saja, ya.”Yana terbengong sejenak. Air mata mulai berkumpul di dalam matanya. “Jangan!”Hati Kelly sungguh sakit ketika melihat reaksi Yana. Dia memeluk erat Yana, tak berhenti menenangkannya, “Maaf, Yana. Ibu bersalah kepadamu!”Yana berkata dengan suara terisak-isak, “Aku nggak mau melupakan Paman. Paman pasti akan mengunjungiku lagi.”Kelly menarik napas dalam-dalam, berusaha menahan air matanya. “Ibu akan menemanimu. Ibu akan menemani Yana untuk selamanya!”Yana pasti akan melupakan Jason! Seiring berjalannya waktu, Kelly juga akan melupakannya.…Di Klub Kasen.Di dalam ruangan yang besar itu, hanya terdapat Reza dan Jason saja
Saat Sonia selesai mandi, dia duduk di sofa balkon untuk membaca buku. Tiba-tiba dia mendengar suara buka pintu.Reza melepaskan kancing kemejanya sembari berjalan mendekati Sonia. Dia berjalan ke hadapan Sonia, lalu mengambil buku dari tangan Sonia. Kemudian, dia langsung mencubit dagu Sonia dan menciumnya.Aroma alkohol terasa di dalam mulut Sonia. Dia memejamkan matanya spontan menengadah kepalanya.Reza setengah berlutut di atas sofa. Dia masih tidak berhenti mencium Sonia, dari menggebu-gebu hingga menjadi lembut.Sonia merasa ada yang aneh dengan diri Reza. Dia menahan pundak Reza, lalu memanggilnya, “Kak Reza ….”“Emm?” Reza mencium sudut bibirnya, lalu membalas dengan perlahan.Sonia berkata, “Kelly dan Kak Jason sudah putus.”“Aku tahu.” Reza bersandar di atas kepala Sonia, lalu melanjutkan, “Ketika melihat penampilan Jason tadi, aku jadi kepikiran masa-masa kamu tidak menginginkanku dulu. Rasanya memang sangat menyiksa.”Sonia bertanya, “Apa Kelly dan Kak Jason masih bisa ber
Keesokan harinya, di Gunawan Group.Kelly masuk kerja dengan tepat waktu. Saat pintu lift dibuka, ternyata ada Jason di dalam sana. Raut wajah Jason kelihatan seperti biasa. Hanya saja, tatapannya ketika menatap Kelly kelihatan dingin.Setelah Kelly memasuki lift, dia sengaja menjaga jarak jauh dengan Jason. Mereka berdua tidak berbicara sama sekali. Suasana terasa sangat dingin, seolah-olah napas mereka juga akan segera membeku.Lift berhenti di lantai 39. Kelly memiringkan tubuhnya sembari menunduk. Dia menunggu Jason untuk keluar lift duluan. Jason melirik wajah sampingnya sekilas, lalu segera meninggalkan lift. Kelly spontan menahan napasnya. Setelah Jason berjalan menjauh, Kelly baru kembali bernapas.Pagi hari ini, Kelly sangat sibuk. Dia masuk ke ruang kerja presdir untuk melaporkan jadwal Jason hari ini.Kebetulan Howard sedang berada di dalam kantor. Ketika melihat Kelly, dia pun menyapa dengan tersenyum, “Dik Kelly, selamat pagi!”Kelly membalas dengan tersenyum tipis. “Sel
Baru saja Howard berjalan ke depan pintu, tiba-tiba terdengar suara Jason. “Sudahlah, tidak usah.”Howard menoleh, lalu berkata dengan tersenyum, “Sebenarnya ada apa dengan kalian berdua?”Jason menunduk untuk membaca dokumen di atas mejanya. Dia kelihatan sangat serius, tidak berbicara sama sekali.Ketika menyadari suasana hati Jason tidak bagus, Howard juga tidak berani bercanda lagi, kembali membahas masalah pekerjaan.…Sore harinya, Kelly berjalan keluar ruang rapat. Tiba-tiba dia menerima panggilan dari Kenneth. Kelly pun mengangkatnya. “Tuan Kenneth!”Kenneth tersenyum. “Hari ini aku telepon kamu karena masalah pribadi. Jadi, tidak usah panggil aku seperti itu.”Kelly bertanya, “Ada masalah apa?”Kenneth berkata, “Ada beberapa teman kuliah kita pulang dari luar negeri. Mereka ingin mengadakan acara kumpul bersama. Kamu ikut juga, ya.”Kelly membalas dengan rasa bersalah, “Maaf, kebetulan aku ada urusan malam ini.”“Kamu jangan buru-buru untuk menolakku!” Kenneth memotong ucapan
Setelah Kelly memasuki mobil, dia kembali bertanya harga bunga itu.Kenneth tersenyum. “Kamu ingin permalukan aku, ya? Aku hanya bantu kamu beli sebuket bunga saja. Kamu malah ingin membayarnya. Kalau aku menerima uangmu, bukannya namaku di Jembara akan tercoreng?”Kelly langsung berkata, “Kalau kamu hanya kakak tingkatku, aku nggak akan kembalikan uang kepadamu. Tapi sekarang ada hubungan kerja di antara kita. Jadi, lebih baik kita menjaga jarak.”Kenneth membalas, “Tenang saja, jangankan sebuket bunga, meskipun aku beri kamu mobil atau rumah, aku juga nggak akan memanfaatkanmu untuk mendapatkan keuntungan. Selain itu, aku juga percaya sama kamu, kamu juga bukanlah orang yang bisa disogok dengan uang, ‘kan? Jadi, kita mesti berhubungan dengan lebih terang-terangan. Apa ada yang perlu ditakutkan?”“Lebih baik aku bayar saja!” Ketika melihat Kenneth tidak bersedia menyebut nominalnya, Kelly langsung mengirim uang dua juta ke OVO Kenneth.“Kamu malah transfer ke aku?” Kenneth menatap Kel
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia
Sonia makan siang bersama Ranty.Saat makan, mereka berdua terus membahas soal Morgan dan Theresia. Satunya tampan dan satunya cantik. Ranty merasa sangat percaya diri terhadap perjodohannya kali ini.Di satu sisi, Sonia berharap semua bisa berjalan sesuai dengan kemauan Ranty. Namun di sisi lain, akal sehatnya memberitahunya bahwa mereka berdua tidak memungkinkan!Tentu saja Ranty tidak ingin menghancurkan rasa optimis Ranty.Selesai makan, Ranty menerima panggilan dari perusahaan. Dia pun mesti kembali ke perusahaan untuk mengurus pekerjaannya. Kebetulan Sonia juga menerima panggilan dari Mandy. Ada dua lembar desain yang memerlukan sarannya. Mandy meminta bantuan Sonia untuk merevisinya.Sonia kembali ke Imperial Garden. Setelah dia merevisi dua lembar desain, waktu setengah hari pun telah berlalu. Sonia ingin menelepon abangnya untuk menanyakan hasil kencan buta. Belum sempat dia menelepon, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Aska.“Pak Guru!” Sonia meregangkan tubuhnya, lalu berj
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, “Hanya ada daun teh, coba dicicipi.”“Oke, tidak masalah!” Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?“Emm!”Theresia mengangguk. “Setelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.”Morgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, “Apa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?”“Iya!” Morgan mengangguk. “Sementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.”Theresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, “Aku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. “Aku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.”“Emm!” Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. “Tuan Morgan!”Wanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. “Cuaca sudah cerah?”“Iya, sudah cerah!” Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. “Apa suasana hatimu sudah membaik?”Sonia meregangkan tubuhnya. “Suasana hatiku selalu baik!”Kemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. “Apa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?”“Kamu pergi bersamaku!” Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.“Nggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.” Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. “Sekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.”“Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!”“Oke!”Reza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. “Jadi, jangan harap untuk meninggalkanku!”Sonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. “Aku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!”Suara Reza terdengar serak. “Sayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?”“Peduli!”“Sekarang aku sangat panik!”Sonia memeluknya. “Aku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?”“Tapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!” Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.“Sonia!” Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. “Kematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.”Sonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.“Aku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, “Kamu mau muntahin ke dalam air lagi?”Tangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, “Aku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.”“Aku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?”“Selain m