Beranda / Romansa / Istri Kesayangan CEO / Bab 471 - Bab 480

Semua Bab Istri Kesayangan CEO: Bab 471 - Bab 480

2190 Bab

Bab 471

“Dia cuma suka makan masakanku,” kata Brandon sembari memegang pisau di tangannya.Calvin, “….”Calvin bersandar di meja dapur sambil mengunyah timun yang baru dia ambil dari kulkas. Segala macam kegiatan seperti mencuci dan memotong, semuanya Brandon kerjaan dengan sangat mahir. Calvin hanya meratap melihat Brandon begitu sibuk beraktivitas di dapur. Dia sungguh tidak menduga semasa hidupnya bisa melihat BRandon membuat sup dengan tangannya sendiri. Apakah kekuatan dari cinta sebesar itu?“Sekarang aku jadi makin penasaran sama kamu. Sebenarnya istri kamu ada kasih racun apa ke kamu sampai kamu begitu tergila-gila sama dia,” tanya Calvin dengan hati-hati, khawatir lagi-lagi dia akan membuat Brandon marah.“Orang kayak kamu nggak bakal ngerti,” balas Brandon sembari menuangkan sayuran yang sudah dia potong ke dalam panci dan mengeluarkan suara mendesis.Hah?! Orang kayak Calvin? Apa maksudnya itu?! Pengalaman Calvin dalam berpacaran jauh lebih kaya dibandingkan Brandon asal tahu saja.
Baca selengkapnya

Bab 472

Calvin merasa dirinya tidak diperlakukan dengan adil. Padahal jelas-jelas tadi dia yang kaget!Tak lama Brandon sudah selesai memasak. Ada udang lada garam, sapi masak tomat, ayam goreng mentega, dan satu mangkuk sup. Di panci terahir juga masih ada sup sarang burung walet sebagai penutup.Sudah terlanjur di sini, sekalian saja Calvin numpang makan baru pulang. Dia pun berinisiatif membawakan makanannya ke meja makan dan duduk di kursi, lalu mengambil alat makan dan hendak menyantap, tapi tiba-tiba Brandon memukul punggung tangannya.“Sudah kubilang nggak ada makanan buat kamu!”“Waduh, aku lihat kamu masaknya banyak banget takutnya malah nggak habis. Nanti malah jadi buang-buang makanan! Kita hidup kan harus pakai secukupnya saja, jadi biar aku bantu habisin!”“Nggak perlu!” kata Brandon seraya menepis tangan Calvin seperti sedang mengusir lalat.Satu hal yang patut dipuji dari Calvin adalah mukanya yang tebal. Dia bermain kejar-kejaran dengan Brandon dan akhirnya berhasil mendapatkan
Baca selengkapnya

Bab 473

Selama ini Calvin menganggap pesona yang dia miliki tidak terbatas, tapi tak disangka Yuna malah sedikit pun tidak tergoda dan malah melirik ke arah Brandon, “Mending … kamu suruh dia pergi saja.”Calvin sungguh terpukul karena untuk pertama kalinya dia gagal menggoda wanita lain dengan pesonanya, “Bukan begitu maksudku! Aku makannya memang nggak banyak. Nggak, nggak, bahkan nggak makan juga aku nggak masalah! Brandon, kamu jangan jahat begitu, dong. Kita kan sudah kenal lama ….”“Kamu milih untuk angkat kaki sendiri atau aku panggilin Frans?” tanya Brandon.“Jangan, jangan!”Hari ini Calvin sudah digendong oleh Frans sebanyak dua kali. Kalau sampai terjadi sekali lagi, tanpa orang lain tahu pun Calvin sudah tidak punya muka lagi untuk bertemu dengan orang lain.“Cantik, aku datang bawain hadiah pernikahan buat kalian, lho. Masa aku malah diusir?” kata Calvin.“Hadiah pernikahan?” tanya Yuna ke Brandon.“Karena kita sudah menikah, jelas kita harus adain pesta secepatnya. Menurut kamu g
Baca selengkapnya

Bab 474

“Kalau nggak suka, gedung yang ada di perbatasan timur kota aku kasih buat kamu!”Meski Yuna tidak tahu seperti apa gedung yang dimaksud, dan dia sendiri juga tidak butuh itu, anggap saja ini sebagai taruhan kecil.“Oke!” sahut Yuna.Calvin pun merasa lega setelah mendapatkan jawaban yang cukup memuaskan dari Yuna. Lalu dia pun duduk kembali ke kursinya dan bertanya, “Jadi … aku boleh ikut makan?”“Jelas boleh, dong. Siapa pun yang bertamu ke sini aku kasih makan yang banyak.”Calvin, “….”Padahal beberapa saat yang lalu mereka berdua baru saja mengancam akan mengusir Calvin …. Sepertinya Calvin harus memikirkan dengan baik apa yang sebaiknya dia ucapkan. Wanita cantik ini ternyata bukan bidadari, melainkan iblis yang pandai memikat hati pria lain!Setelah memastikan kalau dia boleh tetap di sini dan makan bersama, Calvin pun kembali lagi dengan sifat aslinya yang suka bergosip.“Oh ya, dari tadi kita sudah ngobrol panjang lebar, tapi aku masih belum tahu nama kamu siapa?”“Panggil saj
Baca selengkapnya

Bab 475

Raut wajah Frans seakan mengatakan dia datang membawa kabar buruk. Brandon pun menyadari apa yang ingin Frans sampaikan pasti bukanlah sesuatu yang sepele. Dia menoleh ke arah Yuna dan Calvin sekilas, lalu melangkahkan kakinya ke luar.“Ada apa?”Eskpresi wajah Brandon langsung berubah ketika mendengar ucapan Frans yang dibisikkan ke telinganya, dan spontan dia menatap Yuna. Meski hanya lirikan mata tanpa kata-kata, tanpa alasan yang jelas tiba-tiba jantung Yuna berdegup kencang.“Oke, aku ngerti,” jawab Brandon mengangguk, kemudian dia kembali ke dalam sementara Frans masih menunggu di luar.Calvin yang masih tidak menyadari apa yang terjadi terus saja makan dengan lahap. Dia benar-benar tidak menduga masakan Brandon ternyata begitu nikmat, benar-benar tidak kalah dengan kualitas restoran bintang lima. Saking lahapnya Calvin makan sampai dia tidak memedulikan apa yang sedang mereka bicarakan.“Barusan Paulownia kebakaran.”“Oh,” sahut Yuna, sembari menunggu apa lagi yang hendak Brando
Baca selengkapnya

Bab 476

Kalau benar anggota keluarganya ada yang tinggal di sana, berarti kondisi keluarganya sangat buruk.“Bukan,” jawab Brandon, “Teman kerja.”“Teman kerja?! Tapi tadi dia ….”Tadi Calvin melihat Yuna begitu panik seakan-akan dirinya sendiri yang terkena musibah, tapi ternyata … teman kerjanya? Apakah hubungan Yuna dengan teman kerjanya sedekat itu?“Mereka teman akrab.”“Istri kamu memang setia kawan!” puji Calvin sambil mengacungkan jempol.“Aku nggak bisa nampung kamu lagi sekarang. Frans juga nggak bisa ngantar pulang. Kamu ambil saja satu mobil yang ada di halaman depan buat pulang.”Selama semalaman penuh, kata-kata yang Brandon ucapkan barusan adalah hal yang paling menyentuh hati bagi Calvin.“Oke! Tapi masih ada satu hal lagi yang mau aku tanyain.”“Apa?”Calvin menoleh ke belakang sekilas untuk memastikan Yuna tidak ada, lalu dia pun bertanya, “Istri kamu marganya siapa, sih?”Sebelum Brandon sempat melampiaskan kekesalannya, Calvin segera menambahkan, “Kamu nggak mau, ‘kan, kala
Baca selengkapnya

Bab 477

Kebanyakan penduduk di Paulownia sudah tertidur lelap karena kebakaran terjadi di malam hari, makanya korban jiwanya juga sangat banyak. Rumah sakit setempat langsung sibuk menangani pasien luka bakar, dan di lobby rumah sakit dapat terdengar raungan orang-orang yang sedang kesakitan.Yuna dengan langkahnya yang cepat menembus keramaian sementara Brandon berjaga di sampingnya dan Frans berada di depan mereka berdua untuk membuka jalan. Tak lama mereka pun berhasil menemukan Stella.Luka yang Stella derita untungnya tidak terlalu parah, hanya sebagian dari tangan dan wajahnya saja yang terkena luka bakar ringan. Kulit lutut dan pergelangan kaki juga sedikit robek karena terjatuh ketika sedang melarikan diri, tapi secara keseluruhan, masih jauh lebih baik daripada orang lain.Stella masih baik-baik saja, tapi sayangnya kondisi ibunya sedikit berbeda. Ibunya Stella harus mendapatkan penanganan di ruang operasi, dan dari tadi Stella terus menunggu di depan pintu sambil menangis.“Stella!”
Baca selengkapnya

Bab 478

“Yuna, Yuna ….”Dari awal Brandon terus memperhatikan reaksi Yuna dan menyadari ada yang tidak beres, dia pun dengan sigap langsung menangkap tubuh Yuna yang terjatuh dan berkali-kali menyerukan namanya. Stella yang sedang menangis tersedu-sedu juga sudah tidak lagi memperhatikan apa yang terjadi di sekelilingnya.“Frans, kamu jagain Stella,” kata Brandon memberi perintah dengan kepala dingin.Frans mengangguk dan menjaga Stella di sampingnya tanpa banyak bicara. Kedua tangannya berpangku di bahu Stella. Brandon menggendong tubuh Yuna dan segera mencarikan dokter, “Dokter, suster, ada yang pingsan!” ***“Kamu mencelakai orang tua kamu.”“Kamu yang ngebunuh mereka!”“Kenapa mereka mati tapi kamu masih hidup? Karena kamu yang bunuh mereka!”“Papa, Mama, jangan pergi ….”“Papa, Mama ….”Berbagai macam suara berseliweran di telinga seperti sedang berbicara dengan Stella. Di depannya ada begitu banyak orang, tapi dia tidak bisa melihat dengan jelas siapa itu. Selain itu ada juga suara, ca
Baca selengkapnya

Bab 479

Sudah selarut ini memang lebih baik mereka beristirahat saja di rumah sakit. Akan tetapi, Yuna tidak berani memejamkan matanya karena takut apabila matanya terpejam, adegan yang dia lihat di dalam mimpinya akan terulang kembali. Dia pun menarik tangan Brandon dan berkata, “Temani aku ngobrol sebentar, dong.”“Mau ngobrolin apa?”“Apa saja boleh! Gimana kalau kamu cerita soal diri kamu sendiri?”Yuna berpikir sudah cukup lama mereka berdua hidup bersama, tapi dia tidak pernah bertanya tentang hal pribadi tentang Brandon sedikit pun. Dia hanya tahu Brandon berasal dari keluarga terpandang, tapi sampai sekarang dia tidak pernah bertemu dengan keluarganya Brandon.“Soal aku sendiri? Nggak ada hal bagus yang bisa dibahas soal aku.”Ckckck, sungguh bersahaja sekali Brandon. Kehidupan Brandon bisa dirangkum menjadi satu novel fiksi, tapi dia masih bisa-bisanya berbicara seperti itu. Kalau memang kehidupan Brandon benar seperti apa yang dia katakan, bagaimana dengan kehidupan orang lain?“Kala
Baca selengkapnya

Bab 480

Kalau tidak salah ingat, dari kecil kedua orang tua Yuna meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat. Saat itu Yuna masih kecil dan tidak sedang ikut bersama mereka. Apakah karena Yuna begitu merindukan mereka sehingga dia bermimpi demikian? Akan tetapi, sewaktu pulang ke kediaman keluarga besarnya kemarin, sepertinya Yuna tidak tidak merasakan kerinduan yang kuat kepada kedua orang tuanya, lantas mengapa dia teringat dengan mereka ketika hari ini dia tiba-tiba jatuh pingsan? Apakah mungkin rasa rindu itu bangkit karena melihat ibunya Stella kehilangan nyawa? ***“Ga-gawat!” Mendadak terdengar suara seorang pria berbicara di telepon di dalam kamar yang kacau balau. Kamarnya luar biasa berantakan dan gelap. Tidak ada lampu yang menyala, dan hanya cahaya rembulan dari luar yang masuk ke dalam.“Kenapa kamu malah panik? Bukannya kamu bilang kamu yang bawa?!” jawab lawan bicaranya dengan alat pengubah suara. Suaranya terdengar aneh dan sera, tapi jelas terasa kalau dia sangat tidak sabaran.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4647484950
...
219
DMCA.com Protection Status