Beranda / Romansa / Istri Kesayangan CEO / Bab 451 - Bab 460

Semua Bab Istri Kesayangan CEO: Bab 451 - Bab 460

2190 Bab

Bab 451

Brandon bisa tidur cukup nyenyak di kamar yang telah disediakan untuknya, tapi dia terbangun oleh suara yang berasal dari lantai bawah begitu langit mulai terang. Brandon tidak punya kebiasaan bangun pagi, tapi dia memang mudah terbangun meski hanya mendengar suara kecil. Dia pun turun dari ranjangnya dan melihat ke luar jendela.Sisa-sisa hujan yang membasahi halaman sudah dibersihkan, dan anggota keluarga Tanoto sudah sibuk berlatih di sana. Suhu udara di pagi hari masih terasa dingin, tapi mereka sedang berlari mengelilingi halaman seperti biasa seakan tidak merasakan apa-apa.Brandon langsung membalikkan badan ketika mendengar ketukan di pintu kamarnya, dan dia melihat Yuna sudah berdiri di depan sambil menguap.“Kamu sudah bangun?”“Baru saja melek,” kata Brandon, “Aku mau mandi sebentar, habis itu baru aku turun.”“Oke.”Walau sebenarnya Yuna masih ingin tidur lebih lama, dia tidak bisa tidur di lingkungan seperti ini. Tak lama mereka berdua pun selesai mandi dan turun ke bawah.
Baca selengkapnya

Bab 452

Merasa sedikit tidak tenang saat sedang makan, Yuna meletakan alat makannya di atas meja dan berkata, “Aku mau naik lihat Kakek sebentar.”“Oke,” sahut Clinton.Mungkin memang seperti inilah cara keluarga Tanoto berinteraksi satu sama lain, tapi sebagai orang luar, Brandon melihat suatu hal menarik yang berbeda dengan orang kebanyakan. Anggota keluarga Tanoto sekilas memang terlihat dingin terhadap satu sama lain. Meski sudah tidak bertemu selama bertahun-tahun, mereka tidak terlihat ramah ketika akhirnya bisa bertemu lagi. Cara mereka berbicara juga datar seolah berkata datang terserah, tidak datang juga terserah. Namun jika diperhatikan baik-baik, pasti akan sadar bahwa sebenarnya mereka sangat perhatian terhadap hal-hal kecil.Misalnya seperti meski rasa makanan luar biasa tawar, mereka menambahkan sandwich, susu, dan telur agar sarapan terasa lengkap dan bergizi. Porsinya juga pasu untuk setiap orang yang membuktikan kalau mereka memang sudah mempersiapkan dari awal.Contoh lainnya
Baca selengkapnya

Bab 453

“Haish! Bukannya nggak bisa tidur, tapi Kakek yang nggak mau tidur. Kamu jangan dengar apa kata Clinton!”Akan tetapi semakin keras Gideon membantah, semakin jelas kalau itulah yang sebenarnya terjadi. Hidup ini Gideon jalani dengan sikap yang keras dan tangguh, mana mungkin dia mengakui begitu saja bawah dirinya sudah tua renta dan sakit-sakitan. Namun, Yuna juga tahu kalau kakeknya gengsian, jadi dia menuruti saja apa kata-katanya.“Iya. Kakek nggak mau tidur, tapi Kakek sendiri yang sering bilang seorang petarung itu harus tahu kapan waktunya istirahat. Sekarang malah Kakek sendiri yang nggak bisa jadi contoh yang baik.”Spontan, Gideon pun tertawa ketika gantian cucunya yang memberikannya nasihat. Yuna sendiri sampai kaget melihat kakeknya yang begitu serius bisa tertawa.“Kamu masih ingat saja sama omongan Kakek.”“Iya, aku masih ingat banget!”Bagaimana mungkin Yuna bisa melupakan ajaran yang dia terima selama bertahun-tahun. Setiap hari dari pagi sampai malam Yuna selalu diinga
Baca selengkapnya

Bab 454

“Kek, aku yang dulu terlalu seenaknya. Maaf, ya.”Yuna benar-benar merasa dirinya kurang ajar sudah membuat seisi rumah ribut hanya demi seorang pria yang tidak layak.“Yang namanya masih muda siapa yang nggak gegabah. Yang penting kamu harus ingat kalau rumah ini selamanya bakal jadi keluarga kamu!” kata Gideon, dan seketika dia selesai berbicara, dia terbatuk beberapa kali.Mendengar suara Kakeknya terbatuk, Yuna pun segera berdiri dan berkata degan panik, “Kakek nggak apa-apa? Aku panggil dokter, ya!”“Buat apa panggil dokter segala! Cuma batuk kecil doang, banyak minum air banyak tidur juga sudah sembuh!”Lalu, Gideon mengambil segelas air yang ada di meja samping dan menyesapnya, “Nah, sudah nggak apa-apa, ‘kan? Oh ya, kamu sudah mau pulang? Sekarang Kakek sudah nggak khawatir lagi kamu sendirian di luar, kamu sudah bisa jaga diri sekarang. Kalau kamu kangen rumah, pulang saja kemari. Si Brandon itu orangnya baik, tapi kalau mau menikah, kamu harus lihat baik-baik. Nggak usah buru
Baca selengkapnya

Bab 455

Sejak pulang dari kediaman keluarga Tanoto, Brandon menyadari sekarang Yuna jadi makin sibuk. Setiap hari saja dia sudah sibuk bekerja di lab, dan pulang ke rumah pun dia masih bekerja. Awalnya Brandon masih memaklumi hal tersebut, tapi lama kelamaan dia mulai tidak tahan lagi dan bertanya, “Akhir-akhir ini kamu lagi sibuk apa?”Baru sampai di rumah saja Yuna tidak bisa fokus makan dan selalu saja ingin mengurung diri di ruang kerjanya. Beberapa hari yang lalu, Yuna meminta izin pada Bradon untuk dibuatkan ruang kerja pribadi di dekat amar belakang untuk dijadikan lab kecil. Setelah dipikir-pikir kembali, sepertinya itu keputusan yang salah.Rumah adalah rumah, tempat untuk beristirahat. Kalau dibuatkan ruang kerja, apa Yuna akan membawa semua pekerjaannya ke sini untuk dikerjakan di rumah?“Aku lagi ngembangin produk baru!Yuna merasa tidak ada yang salah dengan dibuatnya ruang kerja di rumah. Belakang ini dia memang sangat sibuk, tapi dia tidak merasa ini sesuatu yang buruk. Dari dul
Baca selengkapnya

Bab 456

Yang namanya orang tua itu memang keras kepala. Sudah banyak penyakit tapi masih saja tidak mau berobat ke dokter, apalagi orang seperti Gideon yang sudah lama berlatih bela diri dan memiliki tubuh yang kuat. Orang seperti akan lebih tidak percaya dengan dokter.Akan tetapi jika cucu perempuannya sendiri yang membuatkan aromaterapi, seharusnya Gideon akan merasa tidak enak hati jika membuangnya begitu saja.“Aku juga mikir begitu, tapi aku nggak yakin Kakek bakal pakai atau nggak. Tapi apa pun itu, yang penting dicoba saja dulu. Sebenarnya, mau itu aromaterapi atau parfum, setiap peracik pasti punya gaya mereka masing-masing. Kita ambil saja contoh dari lavender sama cendana yang tadi kamu bilang. Dengan bahan dan takaran yang sama persis, efek yang dihasilkan belum tentu sama. Jadi, beda orang yang ngeracik, hasil akhirnya juga pasti beda. Anggap saja ini niat baik dariku. Ini nggak mungkin bisa dibeli di tempat lain.”Sekian lama Yuna pergi meninggalkan rumah membuat dia merasa bersa
Baca selengkapnya

Bab 457

“Sharon, kalau kamu kayak begini, mending aku nggak usah ngomong,” kata Cecilia.Baru bicara sepatah kata saja Sharon sudah meledak, bagaimana kalau Cecilia menceritakannya sampai habis?“Oh ya, aku baru ingat masih ada urusan di rumah. Aku pergi dulu, ya!”“Tunggu, jangan kabur kamu! Baru juga cerita setengah, nggak jelas pula. Kamu sengaja mau bikin aku marah-marah sendiri, ya? Coba kasih tahu, dari mana kamu dengar Kak Brandon sudah tunangan? Sama siapa?”Kata-kata terakhir yang Sharon tanyakan terasa sangat ragu-ragu, sepertinya dia masih tidak bisa percaya dengan apa yang dia dengar. Dia sudah begitu lama berada di sisi Brandon. Jangankan perempuan, bahkan hewan betina saja tidak pernah ada yang dekat-dekat dengannya. Mana mungkin lelaki yang bahkan pacar saja tidak punya bisa tiba-tiba bertunangan?Kalau Sharon mendengar kabar itu dari orang tak dikenal, mungkin dia hanya menganggap itu sebagai lelucon, tapi karena faktanya dia mendengar itu dari mulut Cecilia, reaksinya tentu sa
Baca selengkapnya

Bab 458

Alasan mengapa selama ini Sharon masih bisa bersabar adalah karena meski sudah berkali-kali ditolak, setidaknya Brandon tidak punya pacar. Sharon berasumsi Brandon mencintanya, tapi Brandon tidak menyadari hal itu. Sharon tidak keberatan menunggu hingga Brandon sadar bahwa dia menyukai Sharon, tapi kemunculan orang ketiga ini sontak membuat rasa insecure Sharon muncul.“Iya juga, sih. Makanya pas pertama kali dengar aku juga kaget. Aku mikir kayaknya nggak pernah dengar kamu sudah tunangan sama dia!” kata Cecilia.“Terus, ayo ceritain terus!” kata Sharon dengan tidak sabarnya.“Intinya, pas di acara ulang tahun Pak Gideon, omku ngajak anaknya pergi ke sana. Pas pulang mereka ada ngobrol soal tunangan itu. Aku nggak sengaja dengar obrolan mereka.”“Terus? Sudah? Cuma segitu doang?”“Iya!”“Apa-apaan, masa cuma segitu doang sudah habis?! Kamu belum kasi tahu aku dia tunangan sama siapa. Om kamu ceritanya gimana?”Bagian yang paling penting justru adalah siapa tunangannya. Kalau Sharon ti
Baca selengkapnya

Bab 459

Bertanya langsung ke Brandon jelas bukan pilihan, tapi yang namanya strategi perang pasti punya banyak alternatif.Akhir-akhir ini Calvin tidak terlalu sibuk. Ketika dia baru saja meluruskan kakinya di kursi dan meraih ponselnya, tiba-tiba sang adik datang berlarian ke ke ruang kerjanya.“Tumben amat kamu datang ke aku, bukannya ke Uniasia,” kata Calvin. “Sampai bawa makanan segala pula, ini buat aku?”Sharon menaruh kue dan milk tea yang baru saja dia beli di atas mejanya Calvin dan berkata, “Iya, ini aku beli khusus buat kamu. Terharu?”“Serius?! Wah, ini kue lapis rasa durian favoritku, terus ada Chivas Regal Milk Tea juga. Terharu, aku terharu banget!”“Kalau begitu cepat dimakan.”“Nggak, ngga. Aku nggak mau makan.”“Kenapa? Bukannya ini kesukaan kamu? Aku sudah beliin, lho. Yakin kamu nggak mau makan?”Aroma khas krim dari milk tea menyerbak berpadu dengan aroma durian yang kuat. Sharon langsung menutup hidungnya karena tidak kuat dengan baunya yang sangat pekat. Kalau bukan kare
Baca selengkapnya

Bab 460

“Enak, enak banget! Kamu beli di tempat biasa? Aku kasih tahu, ya, mereka punya sudah yang paling mantap. Nggak ada toko lain yang bisa ngalahin! Serius! Aku nggak bohongin kamu, mau coba?” seru Calvin sambil menyendoki sepotong kue kecil dan menyodorkannya ke mulut Sharon. Akan tetapi Sharon malah menghindar, dan Calvin pun hanya bisa geleng-geleng, “Dasar, nggak tahu makanan mana yang enak!”Sampai kuenya sudah termakan separuh, barulah Sharon berkata, “Kak, akhir-akhir ini ada ketemu Kak Brandon?”“Nggak!”jawab Calvin. Dia masih sangat menikmati kuenya sambil sesekali menyeruput milk tea. “Akhir-akhir ini aku lagi nggak ada proyek bareng sama dia. Aku sibuk sendiri, dia juga sibuk sendiri. Kamu tahu sendiri dia kalau diajak minum itu susahnya setengah mati. Kamu saja masih lebih sering ketemu dia daripada aku. Memangnya kenapa?!”Sampai di sini, Calvin mulai menyadari ada sesuatu yang tidak beres.“Apa yang mau kamu omongin?”“Nggak apa-apa, aku cuma mau minta bantuan buat cari tahu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4445464748
...
219
DMCA.com Protection Status