Share

Bab 453

Author: Awan
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
“Haish! Bukannya nggak bisa tidur, tapi Kakek yang nggak mau tidur. Kamu jangan dengar apa kata Clinton!”

Akan tetapi semakin keras Gideon membantah, semakin jelas kalau itulah yang sebenarnya terjadi. Hidup ini Gideon jalani dengan sikap yang keras dan tangguh, mana mungkin dia mengakui begitu saja bawah dirinya sudah tua renta dan sakit-sakitan. Namun, Yuna juga tahu kalau kakeknya gengsian, jadi dia menuruti saja apa kata-katanya.

“Iya. Kakek nggak mau tidur, tapi Kakek sendiri yang sering bilang seorang petarung itu harus tahu kapan waktunya istirahat. Sekarang malah Kakek sendiri yang nggak bisa jadi contoh yang baik.”

Spontan, Gideon pun tertawa ketika gantian cucunya yang memberikannya nasihat. Yuna sendiri sampai kaget melihat kakeknya yang begitu serius bisa tertawa.

“Kamu masih ingat saja sama omongan Kakek.”

“Iya, aku masih ingat banget!”

Bagaimana mungkin Yuna bisa melupakan ajaran yang dia terima selama bertahun-tahun. Setiap hari dari pagi sampai malam Yuna selalu diinga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 454

    “Kek, aku yang dulu terlalu seenaknya. Maaf, ya.”Yuna benar-benar merasa dirinya kurang ajar sudah membuat seisi rumah ribut hanya demi seorang pria yang tidak layak.“Yang namanya masih muda siapa yang nggak gegabah. Yang penting kamu harus ingat kalau rumah ini selamanya bakal jadi keluarga kamu!” kata Gideon, dan seketika dia selesai berbicara, dia terbatuk beberapa kali.Mendengar suara Kakeknya terbatuk, Yuna pun segera berdiri dan berkata degan panik, “Kakek nggak apa-apa? Aku panggil dokter, ya!”“Buat apa panggil dokter segala! Cuma batuk kecil doang, banyak minum air banyak tidur juga sudah sembuh!”Lalu, Gideon mengambil segelas air yang ada di meja samping dan menyesapnya, “Nah, sudah nggak apa-apa, ‘kan? Oh ya, kamu sudah mau pulang? Sekarang Kakek sudah nggak khawatir lagi kamu sendirian di luar, kamu sudah bisa jaga diri sekarang. Kalau kamu kangen rumah, pulang saja kemari. Si Brandon itu orangnya baik, tapi kalau mau menikah, kamu harus lihat baik-baik. Nggak usah buru

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 455

    Sejak pulang dari kediaman keluarga Tanoto, Brandon menyadari sekarang Yuna jadi makin sibuk. Setiap hari saja dia sudah sibuk bekerja di lab, dan pulang ke rumah pun dia masih bekerja. Awalnya Brandon masih memaklumi hal tersebut, tapi lama kelamaan dia mulai tidak tahan lagi dan bertanya, “Akhir-akhir ini kamu lagi sibuk apa?”Baru sampai di rumah saja Yuna tidak bisa fokus makan dan selalu saja ingin mengurung diri di ruang kerjanya. Beberapa hari yang lalu, Yuna meminta izin pada Bradon untuk dibuatkan ruang kerja pribadi di dekat amar belakang untuk dijadikan lab kecil. Setelah dipikir-pikir kembali, sepertinya itu keputusan yang salah.Rumah adalah rumah, tempat untuk beristirahat. Kalau dibuatkan ruang kerja, apa Yuna akan membawa semua pekerjaannya ke sini untuk dikerjakan di rumah?“Aku lagi ngembangin produk baru!Yuna merasa tidak ada yang salah dengan dibuatnya ruang kerja di rumah. Belakang ini dia memang sangat sibuk, tapi dia tidak merasa ini sesuatu yang buruk. Dari dul

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 456

    Yang namanya orang tua itu memang keras kepala. Sudah banyak penyakit tapi masih saja tidak mau berobat ke dokter, apalagi orang seperti Gideon yang sudah lama berlatih bela diri dan memiliki tubuh yang kuat. Orang seperti akan lebih tidak percaya dengan dokter.Akan tetapi jika cucu perempuannya sendiri yang membuatkan aromaterapi, seharusnya Gideon akan merasa tidak enak hati jika membuangnya begitu saja.“Aku juga mikir begitu, tapi aku nggak yakin Kakek bakal pakai atau nggak. Tapi apa pun itu, yang penting dicoba saja dulu. Sebenarnya, mau itu aromaterapi atau parfum, setiap peracik pasti punya gaya mereka masing-masing. Kita ambil saja contoh dari lavender sama cendana yang tadi kamu bilang. Dengan bahan dan takaran yang sama persis, efek yang dihasilkan belum tentu sama. Jadi, beda orang yang ngeracik, hasil akhirnya juga pasti beda. Anggap saja ini niat baik dariku. Ini nggak mungkin bisa dibeli di tempat lain.”Sekian lama Yuna pergi meninggalkan rumah membuat dia merasa bersa

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 457

    “Sharon, kalau kamu kayak begini, mending aku nggak usah ngomong,” kata Cecilia.Baru bicara sepatah kata saja Sharon sudah meledak, bagaimana kalau Cecilia menceritakannya sampai habis?“Oh ya, aku baru ingat masih ada urusan di rumah. Aku pergi dulu, ya!”“Tunggu, jangan kabur kamu! Baru juga cerita setengah, nggak jelas pula. Kamu sengaja mau bikin aku marah-marah sendiri, ya? Coba kasih tahu, dari mana kamu dengar Kak Brandon sudah tunangan? Sama siapa?”Kata-kata terakhir yang Sharon tanyakan terasa sangat ragu-ragu, sepertinya dia masih tidak bisa percaya dengan apa yang dia dengar. Dia sudah begitu lama berada di sisi Brandon. Jangankan perempuan, bahkan hewan betina saja tidak pernah ada yang dekat-dekat dengannya. Mana mungkin lelaki yang bahkan pacar saja tidak punya bisa tiba-tiba bertunangan?Kalau Sharon mendengar kabar itu dari orang tak dikenal, mungkin dia hanya menganggap itu sebagai lelucon, tapi karena faktanya dia mendengar itu dari mulut Cecilia, reaksinya tentu sa

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 458

    Alasan mengapa selama ini Sharon masih bisa bersabar adalah karena meski sudah berkali-kali ditolak, setidaknya Brandon tidak punya pacar. Sharon berasumsi Brandon mencintanya, tapi Brandon tidak menyadari hal itu. Sharon tidak keberatan menunggu hingga Brandon sadar bahwa dia menyukai Sharon, tapi kemunculan orang ketiga ini sontak membuat rasa insecure Sharon muncul.“Iya juga, sih. Makanya pas pertama kali dengar aku juga kaget. Aku mikir kayaknya nggak pernah dengar kamu sudah tunangan sama dia!” kata Cecilia.“Terus, ayo ceritain terus!” kata Sharon dengan tidak sabarnya.“Intinya, pas di acara ulang tahun Pak Gideon, omku ngajak anaknya pergi ke sana. Pas pulang mereka ada ngobrol soal tunangan itu. Aku nggak sengaja dengar obrolan mereka.”“Terus? Sudah? Cuma segitu doang?”“Iya!”“Apa-apaan, masa cuma segitu doang sudah habis?! Kamu belum kasi tahu aku dia tunangan sama siapa. Om kamu ceritanya gimana?”Bagian yang paling penting justru adalah siapa tunangannya. Kalau Sharon ti

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 459

    Bertanya langsung ke Brandon jelas bukan pilihan, tapi yang namanya strategi perang pasti punya banyak alternatif.Akhir-akhir ini Calvin tidak terlalu sibuk. Ketika dia baru saja meluruskan kakinya di kursi dan meraih ponselnya, tiba-tiba sang adik datang berlarian ke ke ruang kerjanya.“Tumben amat kamu datang ke aku, bukannya ke Uniasia,” kata Calvin. “Sampai bawa makanan segala pula, ini buat aku?”Sharon menaruh kue dan milk tea yang baru saja dia beli di atas mejanya Calvin dan berkata, “Iya, ini aku beli khusus buat kamu. Terharu?”“Serius?! Wah, ini kue lapis rasa durian favoritku, terus ada Chivas Regal Milk Tea juga. Terharu, aku terharu banget!”“Kalau begitu cepat dimakan.”“Nggak, ngga. Aku nggak mau makan.”“Kenapa? Bukannya ini kesukaan kamu? Aku sudah beliin, lho. Yakin kamu nggak mau makan?”Aroma khas krim dari milk tea menyerbak berpadu dengan aroma durian yang kuat. Sharon langsung menutup hidungnya karena tidak kuat dengan baunya yang sangat pekat. Kalau bukan kare

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 460

    “Enak, enak banget! Kamu beli di tempat biasa? Aku kasih tahu, ya, mereka punya sudah yang paling mantap. Nggak ada toko lain yang bisa ngalahin! Serius! Aku nggak bohongin kamu, mau coba?” seru Calvin sambil menyendoki sepotong kue kecil dan menyodorkannya ke mulut Sharon. Akan tetapi Sharon malah menghindar, dan Calvin pun hanya bisa geleng-geleng, “Dasar, nggak tahu makanan mana yang enak!”Sampai kuenya sudah termakan separuh, barulah Sharon berkata, “Kak, akhir-akhir ini ada ketemu Kak Brandon?”“Nggak!”jawab Calvin. Dia masih sangat menikmati kuenya sambil sesekali menyeruput milk tea. “Akhir-akhir ini aku lagi nggak ada proyek bareng sama dia. Aku sibuk sendiri, dia juga sibuk sendiri. Kamu tahu sendiri dia kalau diajak minum itu susahnya setengah mati. Kamu saja masih lebih sering ketemu dia daripada aku. Memangnya kenapa?!”Sampai di sini, Calvin mulai menyadari ada sesuatu yang tidak beres.“Apa yang mau kamu omongin?”“Nggak apa-apa, aku cuma mau minta bantuan buat cari tahu

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 461

    “Makanya kamu coba tanya dia!” pinta Sharon seraya menggoyangkan lengan kakaknya, “Kan cuma bantu aku ngorek informasi doang, masa begitu saja nggak mau bantuin?”Memang benar itu bukan masalah besar, tapi masalahnya, dari mana Sharon mengetahui informasi itu.“Masa kamu percaya sama begituan? Aku kira kamu orangnya percaya diri! Sejak kapan kamu pernah ngelihat Brandon punya pacar? Bukannya semua betina yang dekat-dekat sama dia selalu kamu usir? Aku masih lebih percaya kalau kamu bilang Brandon suka cowok. Oh, dia nggak mungkin tunangan sama cowok, ‘kan?”“Sembarangan! Kamu suka sama cowok mah mungkin saja, tapi mana mungkin Kak Brandon suka sama cowok! Kuminta tanyain ya tanya saja, nggak usah banyak omong!” ujar Sharon kesal dengan tangan mengepal erat.“Iya, iya. Nanti aku tanyain! Tega amat kamu bilang aku bisa suka sama cowok. Kalau aku suka sama cowok, keluarga kita nggak ada penerus, dong?”Namun, melihat Sharon yang hendak memukul dengan kepalan tangannya, Calvin pun segera

Latest chapter

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2190

    “Apa lagi ini?”Dalam berkas yang berisikan surat wasiat tersebut tertulis jelas bahwa sang Ratu mengetahui kesehatannya yang makin menurun dan sudah dekat ajalnya, karena itu selagi masih sadar, sang Ratu dengan sukarela menyerahkan posisinya kepada keturunannya, dan Fred diberikan kepercayaan penuh untuk menjadi penasihat mereka.“Kamu masih berani mengaku nggak mau merebut posisiku?! cucuku usianya baru empat tahun, tahu apa merea? Lagi pula bukannya menurunkan ke anakku, tapi malah langsung ke cucuku. Orang waras pasti sudah tahu apa maksudnya ini.”“Nggak juga, cucu Yang Mulia sangat pintar dan punya bakat untuk jadi penguasa yang baik. Saya cuma bertugas memberi nasihat, tapi pada akhirnya kekuasaan tertinggi tetap jatuh kepada mereka. Terkait masalah pewaris, apa Yang Mulia masih nggak sadar juga seperti apa mereka? Mereka sama sekali nggak cocok untuk jadi penguasa!”“Fred, kenapa baru sekarang aku sadar kalau ternyata ambisimu setinggi itu, ya?”“Bukan, Yang Mulia. Yang Mulia

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2189

    Ketik sang Ratu tersadar, dia sudah berada di atas kasur. Dia berbaring dengan sangat nyaman ditutupi oleh selimut yang rapi. Di sampingnya ada semacam alat medis yang mengeluarkan suara nyaring. Walau demikian, sang Ratu tidak merasa nyaman.“Fred! Fred!” sahutnya.Mengira tidak akan ada yang datang, tak disangka Fred sendiri yang muncul di hadapannya.“Ada yang bisa dibantu, Yang Mulia?”“Lepasin aku!”“Wah, sayang sekali Yang Mulia, tapi nggak bisa! Eksperimennya sudah mau kita jalankan dua hari lagi. Yang Mulia nggak boleh ke mana-mana sampai dua hari ke depan.”“Eksperimen apaan. Kamu cuma mau membunuhku dan mengambil alih jabatanku, bukan?”“Yang Mulia, saya mana berani melakukan itu. Kalau saya membunuh Yang Mulia, apa saya perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk membangun lab dan semua eksperimen ini? Saya benar-benar berniat baik untuk Yang Mulia, tapi Yang Mulia malah terbuai sama omongan si cewek licik itu dan nggak percaya lagi sama saya. Sayang sekali!” kata Fre

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2188

    “Aku?” kata Chermiko. “Nggak, aku cuma merasa itu terlalu aneh! Apa pun yang keluar dari mulut cewek gila itu, aku ….”Kata-kata yang hendak Chermiko katakan tersangkut di lehernya saat ditatap oleh Shane. Tadinya dia mau bilang tidak akan menganggap serius apa pun yang Rainie katakan, tetapi setelah dipikir-pikir, dia juga akan berpikir hal yang sama dengan Shane.“Oke, mau dia benar-benar bisa menghilang atau nggak, selama masih ada kemungkinan itu benar sekecil apa pun, kita harus cari tahu!” kata Brandon. Dia tidak menganggap ini sebagai sesuatu yang patut ditertawakan. Kalau sampai Rainie melarikan diri, maka bahaya terhadap masyarakat akan sangat besar.“Shane, jaga anak-anak!”Brandon pertama-tama langsung menghubungi Edgar agar dia bisa mengerahkan koneksinya untuk mencari Rainie di setiap sudut kota. ***Pintu kamar di mana Ratu sedang tidur siang diketuk sebanyak tiga kali, kemudian pintu itu dibuka begitu saja tanpa seizinnya. Sang Ratu membuka matanya sejenak dan langsung

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2187

    “Seaneh apa pun ini pasti ada penjelasannya,” kata Brandon. Dia mengamati bantal di atas kasur itu dan menaruhnya kembali, lalu berkata, “Ayo kita keluar dulu sekarang!”Di kamar itu sudah tidak ada orang dan sudah tidak perlu dikunci lagi. Mereka berdua pun satu per satu keluar dan setela mereka kembali ke tempat Shane berada.“Rainie benar-benar menghilang?” tanya Shane.“Iya,” jawab Chermiko menganggu.“Kok bisa? Apa ada orang lain dari organisasi itu yang menolong dia?”“Aku nggak tahu.”Tidak ada satu orang pun di antara mereka yang tahu mengapa Rainie bisa menghilang. Mereka bertiga sama bingungnya karena tidak ada penjelasan yang masuk di akal. Brandon tak banyak bicara, dia mengerutkan keningnya membayangkan kembali ada apa saja yang dia lihat di kamar itu. Dia merasa ada sesuatu yang mengganjal pikirannya, tetapi dia tidak tahu apa itu.Shane, yang entah sedang memikirkan apa, juga tiba-tiba berkata, “Apa mungkin …? Nggak, itu mustahil ….”“Apaan? Apa yang nggak mungkin?” Cher

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2186

    Chermiko sudah menahannya sebisa mungkin, tetapi suara gemetar bercampur dengan napas terengah-engah tetap saja menakutkan untuk didengar. Saat mendengar itu, Shane langsung terbelalak dan menyahut, “Apa?!”“Rainie … Rainie nggak ada di kamarnya!” kata Chermiko sembari menunjuk ke belakang.“Ngomong yang jelas, kenapa dia bisa nggak ada?” Ucapan ini datang dari belakang, membuat Chermiko kaget dan menoleh, dan menemukan ternyata Brandon sudah ada di belakangnya entah dari kapan.Brandon baru tidur sebentar dan belum lama terbangun. Semua masalah yang mereka alami membuat kualitas tidurnya terganggu. Anak dan istri tidak ada, dan sekarang ditambah lagi dengan sekian banyak masalah serius yang datang tak habis-habis. Bagaimana dia bisa tidur lelap? Apalagi sekarang ada dua bayi yang entah anaknya atau bukan datang membutuhkan penjagaan.Tidur singkat sudah cukup untuk memulihkan energinya, setelah itu Brandon mandi dan mengganti pakaian, lalu turun untuk melihat anak-anaknya, dan ternyat

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2185

    Chermiko mulai menyadari Shane lagi-lagi terbawa oleh perasaan sedihnya. Dia pun segera melurusan, “Eh … maksudku. Aku cuma nggak menyangka ternyata kamu bisa ngurus anak juga. Kalau aku jadi kamu, aku pasti sudah panik. Tapi kalau dilihat-lihat lagi, dua anak ini mukanya lumayan mirip sama Brandon, ya. Menurut kamu gimana?”Mendengar itu, Shane melirik kedua bayi yang sedang tertidur pulas dan melihat, benar seperti yang tadi Chermiko bilang, bagian kening mereka sedikit mirip dengan Brandon, sedangkan mulut mereka mirip dengan Yuna.“Kelihatannya memang mirip, ya. Tapi kita jangan tertipu dulu. Aku merasa makin lama kita lihat jadi makin mirip. Kalau sekarang aku bilang mereka nggak mirip, apa kamu masih merasa mereka mirip?”Benar juga, andaikan mereka bukan anaknya Brandon, dengan sugesti seperti itu Chermiko percaya saja kalau mereka tidak mirip.“Waduh, aku rasanya kayak lagi berhalusinasi!” ucapnya.“Makanya sekarang kita jangan berpikir mirip atau nggak mirip dulu. Lebih baik k

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2184

    “Itu normal. Dulu waktu Nathan masih kecil juga aku kayak begini,” kata Shane. “Hampir semalaman penuh kamu nggak mungkin bisa tidur. Begitu kamu taruh mereka, mereka pasti langsung nangis, jadi kamu harus gending mereka terus. Waktu itu tanganku juga sudah mau patah rasanya.”“Kamu gendong anak sendiri? Bukannya pakai pengasuh?!”“Waktu itu aku masih belum sekaya sekarang, istriku nggak mau pakai pengasuh, jadi aku yang gendong.” Shane tidak mau mengingat masa lalunya lagi karena itu hanya akan membuatnya sedih. Shane lalu menghampiri Brandon dan hendak mengambil anak itu dari tangannya. “Sudah pagi, biar aku yang jagain. Kamu istirahat dulu.”“Nggak usah!”“Jangan begini lah! Kalau kamu merasa berutang sama Yuna dan anak-anak kamu, masih ada waktu lain untuk menebus, tapi sekarang kamu harus istirahat! Kalau kamu sampai tumbang, siapa lagi yang bisa jagain mereka, dan siapa yang bisa nolongin Yuna!”Ketika mendengar itu, akhirnya Brandon mengalah dan memberikan kedua anaknya kepada S

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2183

    Kemampuan medis Yuna tak diragukan membuat Fred kagum kepadanya, tetapi Yuna punya perang yang lebih penting dari itu. Lagi pula sifat Yuna yang sangat keras membuatnya tidak mungkin dijadikan kawan oleh Fred. Dibiarkan hidup juga tidak ada gunanya.“Bagus … bagus sekali!”Setelah memahami apa yang sesungguhnya terjadi, Fred menarik napas panjang dan mengatur kembali emosinya. Dia mengucapkan kata “bagus” berulang kali, dan ini merupakan pelajaran yang sangat berharga baginya. Selama ini selalu dia yang mengerjai orang lain. Tak pernah sekali pun Fred berpikir dirinya tertipu oleh sebuah trik murahan. Bukan berarti Fred bodoh karena tidak menyadari hal itu, hanya saja terlalu banyak hal yang harus dia kerjakan sehingga dia tidak bisa berpikir dengan jernih.“Yuna, kali ini kamu menang! Tapi sayang sekali kamu nggak akan bisa melihat akhir dari semua ini! Sebentar lagi kita sudah mau masuk ke tahap terakhir dari R10. kamu sudah siap?”Fred menyunggingkan seulas senyum yang aneh di waja

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2182

    “Tadi kamu ada diare lagi?” Yuna bertanya.“Nggak ada,” jawab Fred menggeleng, tetapi dia marah menyadari dirinya malah dengan lugu menjawab pertanyaan yang tidak berkaitan. “Itu nggak ada urusannya! Sekarang juga aku mau obat itu!”“Sudah nggak sakit perut dan nggak diare, rasa mual juga sudah mendingan, ya? Paling cuma pusing sedikit dan kadang kaki terasa lemas. Iya, ‘kan?”Fred tertegun diberikan sederet pertanyaan oleh Yuna, dia pun mengingat lagi apa benar dia mengalami gejala yang sama seperti Yuna sebutkan.“Kayaknya … iya!”Meski sudah berkat kepada dirinya sendiri untuk tidak terbuai oleh omongannya, tetap saja tanpa sadar Fred menjawab dengan jujur. Setelah Fred menjawab, Yuna tidaklagi bertanya dan hanya tersenyum.“Kenapa kamu senyum-senyum?! Aku tanya mana obatnya, kamu malah ….”“Pencernaan kamu sehat-sehat saja, nggak kayak orang yang lagi keracunan!”“Kamu ….”Fred lantas meraba-raba perut dan memukul-mukul dadanya beberapa kali. Dia merasa memang benar sudah jauh lebi

DMCA.com Protection Status