Beranda / Romansa / Istri Kesayangan CEO / Bab 1071 - Bab 1080

Semua Bab Istri Kesayangan CEO: Bab 1071 - Bab 1080

2196 Bab

Bab 1071

Pengurus rumah segera mengangguk, lalu membalas, “Benar, benar apa kata Tuan Steve! Kami memang bersalah atas kehilangan barang Nyonya Amara. Apa barangnya … sudah ditemukan?”Setelah terdiam sejenak, pengurus rumah menyadari cincin di tangan Steve. Dia pun menghela napas lega.Steve mengangguk. “Emm, sudah ditemukan! Aku akan antar cincin ini kepada mamaku. Kalian bereskan lagi, siapa tahu kalian bisa menemukan barang hilang lainnya.”“Iya, benar apa kata Tuan Steve! Kami akan merenungkan kesalahan kami. Kami pasti akan memeriksa dengan teliti.” Pengurus rumah bersikap sangat sungkan. Sikapnya membuat Steve merasa lebih nyaman. Apalagi sekarang barang sudah di tangan Steve. Dia merasa girang ingin segera meninggalkan rumah. “Sudah, aku pergi dulu. Kamu … renungkan kesalahanmu!”Pengurus rumah membungkukkan badannya, mengantar kepergian Steve dengan tersenyum. Saat dia menegakkan tubuhnya, tidak tampak lagi senyuman di wajahnya.Di dalam mal, Amara menarik Yuna untuk memasuki toko bar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1072

“Siapa lagi kalau bukan om kamu yang bodoh itu!” Amara kelihatannya sangat marah. “Cari cincin saja selama itu. Tapi untungnya, cincin sudah ditemukan …. Katanya, jatuh di dalam celah sofa. Aku tidak merasa aku menjatuhkannya, haish!”“Baguslah kalau sudah ditemukan. Sekarang waktunya juga pas. Setelah dia datang, Nenek bisa langsung pergi nonton,” ucap Brandon sambil melihat jam tangannya.Amara mengangguk. “Untung saja ada kalian yang menemani Nenek. Kalau tidak, Nenek pasti akan panik sendiri.”Tak lama kemudian, Steve sudah menampakkan batang hidungnya. Dia tahu mereka sedang berada di kafe. Jadi, dia pun segera menyusul. Begitu pintu didorong, Steve langsung berjalan ke arah mereka. “Ma, sudah ketemu.”Sambil berbicara, Steve mengeluarkan sebuah cincin, lalu menyerahkannya kepada Amara. “Ma, ini, ‘kan?”“Iya, iya, cincin ini tidak pernah terlepas dari tanganku. Aku malah menghilangkannya. Aku memang semakin ceroboh saja!” Amara segera mengambil cincin, lalu memasangnya ke jarinya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1073

Di vila Monica.Baru saja Monica pulang, dia pun kedengaran ada suara dari dapur. Saat Monica berjalan ke dapur, dia pun menyadari ternyata Hanny sedang berada di dalam sana. Raut wajah Monica langsung berubah muram. “Kenapa kamu berada di dalam sana?”Suara itu mengejutkan Hanny. Tangan yang sedang memegang tutup panci tampak gemetar. Uap panas dari dalam panci mengepul keluar mengenai tangan Hanny. Dia pun merasa kepanasan dan refleks berteriak.“Ceroboh sekali!” Monica berkata dengan sangat tidak senang, “Keluarlah!”“Maaf.” Belakangan ini sepertinya Hanny selalu minta maaf dan selalu membuat kerepotan saja. Tak lama kemudian, Hanny dengan patuhnya keluar dari dapur sambil menyuguhkan semangkuk sup.Sup itu tampak masih beruap. Hanya saja, aromanya cukup wangi.“Apa itu?” tanya Monica dengan mengernyitkan keningnya.“Aku … aku masak sup buat Kakak,” balas Hanny dengan suara kecil. Dia tidak berani bertatapan dengan kakaknya. Dia memasak sup juga demi menebus kesalahannya.“Siapa sur
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1074

“Sup apaan itu? Aku nggak mau!” tolak Monica sambil menatap semangkuk sup di hadapannya. Sup itu kelihatannya sangat keruh, seperti sup herbal saja. Hanya saja, aromanya cukup wangi, meningkatkan selera makannya. Monica pun bertanya, “Sup apa?”Mendengar pertanyaan Monica, Hanny langsung merasa sangat gembira. Dia segera membalas, “Sup ayam herbal. Sup ini berkhasiat sebagai penambah darah. Kakak sedang mengalami cedera, perlu menutrisi tubuh.”“Penambah darah?” Monica melirik Hanny sekilas, lalu mengeluarkan ponselnya untuk mengecek keaslian ucapannya. Ternyata Hanny tidak sedang berbohong. “Kenapa kamu tahu sup ayam herbal bisa berkhasiat sebagai penambah darah?”“Sebelumnya aku melihatnya ketika menonton sinetron,” balas Hanny dengan segera, “Aku lihat di dapur ada bahannya, jadi aku masakin buat Kakak. Saat ini, nggak ada orang di dapur. Kakak tenang saja, nggak ada yang melihatku.”Mengenai hal ini, Monica tentu tidak mencemaskannya. Selain beberapa pembantu pribadi yang berasal d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1075

Setelah Monica kembali ke kamarnya, Hanny baru menegakkan tubuhnya. Dia mengambil mangkuk kosong ke dalam dapur, membuka kran air, lalu mencuci mangkuknya.Hanny mencuci dengan sangat bersih dan lambat. Setelah itu, dia meletakkan mangkuk ke dalam rak. Hanny mengamati ruangan dapur dengan saksama. Setelah menyadari tidak meninggalkan jejak, Hanny kembali ke kamar kecilnya.Ruangan bawah tanah sangatlah gelap, tetapi Hanny sudah terbiasa dengan lingkungan seperti ini. Dia duduk di sudut ruangan. Cahaya matahari memancar sedikit di bagian ujung kakinya. Dia hanya perlu mengulurkan kakinya sedikit dan dia pun bisa merasakan sentuhan hangat itu. Kedua tangan Hanny memeluk kedua lutut sambil menggenggam erat cincin yang sudah berubah wujud itu. Akhirnya cincin itu bisa dimiliki oleh Hanny, sayangnya cincin sudah berubah wujud.Tidak ada satu pun barang milik Hanny di dunia ini. Tak peduli itu orang, barang, ataupun yang lain, Hanny tidak seharusnya memiliki harapan dan tidak seharusnya ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1076

“Oke.” Monica menyetujuinya dengan sangat cepat. “Sampai jumpa nanti malam!”Setelah Monica mengakhiri panggilannya, Steve pun merasa sedikit ragu.Sesuai logika, Monica seharusnya bersikap sangat gembira. Dia memang telah menyetujui permintaan Steve, tetapi dia malah menyetujuinya dengan begitu cepat. Reaksinya … emm, sungguh di luar dugaan Steve.Entah kenapa Steve merasa Monica yang hari ini sangatlah penurut. Namun setelah dipikir-pikir, Monica memang adalah wanita yang susah untuk ditebak. Jadi, tidaklah aneh jika dia bersikap seperti ini.Dengan berpikir seperti ini, Steve pun menyingkirkan keraguan di hatinya. Dia berjalan ke kamar mandi dengan bersiul. Dia ingin mandi, bercukur, bersiap-siap untuk negosiasi nanti malam. Steve sudah tidak sabar untuk menyambut kehidupan barunya!…Jam enam malam.Steve berangkat menuju hotel tempat janjiannya dengan Monica. Saat dia hendak keluar rumah, kebetulan Clara memasuki rumah. Sosok girang Steve spontan membangkitkan rasa penasaran di ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1077

Amplop dokumen dibuka. Dokumen yang dikeluarkan Amara lebih tebal daripada yang dibayangkan. Dia menatap Clara dengan bingung.Clara segera menjelaskan, “Demi akurasi, aku melakukan tes DNA terhadap seluruh anggota keluarga kita. Tes DNA Mama dengan Brandon, aku dan Steve dengan Brandon. Aku hanya ingin memastikannya saja.”Setelah dipikir-pikir, Amara merasa ucapan Clara sangatlah masuk akal. Dia pun mengangguk, lalu mengenakan kacamata rabun tuanya untuk membaca hasil laporan.Hanya saja … raut wajahnya terlihat semakin muram lagi. Amara membaca berulang kali, lalu membolak-balikkan hasilnya dengan penuh kaget. “Ini … ini ….”“Ma, Mama jangan emosi. Aku sudah ingatkan tadi, Mama harus persiapkan mental,” pesan Clara dengan suara ringan.Jujur saja, Clara juga terkejut ketika melihatnya. Itulah sebabnya dia berulang kali berpesan kepada ibunya untuk mempersiapkan mentalnya. Sebab, pukulan ini lumayan besar.“Tapi, ini … ini tidak mungkin!” Amara tidak bisa mengendalikan emosinya. “Aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1078

Melihat sikap Monica, Steve semakin gembira lantaran merasa tujuannya sudah tercapai. Dia pun tersenyum membalikkan badannya. Semuanya sudah berada di bawah kendalinya. Dia sama sekali tidak mendengar ucapan Monica, melainkan pergi mengambil botol anggur merah, membukanya, lalu menuangkannya ke dua gelas.Melihat gerakan Steve, Monica berjalan masuk selangkah, lalu menghentikan langkahnya.Steve mengambil dua gelas anggur, lalu membalikkan tubuhnya. “Akhirnya aku sudah mendapatkan benda yang penting itu. Bukankah sudah sepantasnya kita merayakannya? Mari bersulanglah demi keberhasilan kerja sama kita!”Monica mengambil gelas dari tangan Steve. Melihat Steve sudah menghabiskannya, Monica pun menyesap anggur, lalu menjulurkan tangannya yang satu lagi. “Di mana barangnya?”“Hehe ….” Steve melihat telapak tangan Monica. Tangannya tidak semulus tangan wanita lain. Sepertinya itu karena dia sering latihan seni bela diri selama bertahun-tahun. Tiba-tiba terlintas ide aneh di benak Steve. Hany
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1079

“Ucapanmu memang enak didengar. Tapi kamu tiba-tiba menaikkan harga di saat hendak menyelesaikan transaksi? Apa ini namanya pebisnis jujur?” Monica menggoyangkan gelas anggur di tangan, lalu melihat Steve sambil menyindirnya.Sebenarnya sejak awal, Monica sudah tahu bahwa Steve bukanlah lelaki yang bisa dipercaya. Dia pasti bisa menaikkan harga secara tiba-tiba. Jadi, Monica juga hanya asal bicara mengenai saham senilai 30% itu. Lagi pula, tidak peduli berapa banyak saham yang dibuka Monica, pada akhirnya Steve yang serakah itu pasti tidak akan terpuaskan juga.“Jujur?” Steve seolah-olah mendengar lelucon yang sangat lucu. Dia tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, “Sekarang sudah zaman apa? Tolonglah! Jujur itu nggak bisa bikin perut kita kenyang. Namanya juga pebisnis, tentu saja mesti mendahulukan keuntungan. Memangnya kita bisa melakukan bisnis bukan karena keuntungan? Berhubung kita semua melakukannya demi keuntungan, sepertinya nggak masalah kalau aku menginginkan keuntungan yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1080

“Aku ….” Ucapan Steve jadi terbata-bata. Jangan-jangan Monica tidak puas dengan harganya? Jadi, dia berubah pikiran? Tidak mungkin! Monica sudah mencari kitab rahasia ini selama bertahun-tahun. Kenapa dia tiba-tiba tidak menginginkannya lagi?Steve mencoba untuk bertanya, “Apa … maksudmu?”“Maksudku, aku nggak menginginkannya lagi. Aku nggak mau lagi!” balas Monica dengan tegas. Sepertinya tidak ada lagi ruang untuk diskusi.“Sudahlah, jangan bersandiwara lagi. Aku tahu kamu nggak mungkin nggak mau kitab ini. Kamu ingin tawar harga, ‘kan? Oke, kalau begitu, kita bicarakan masalah harga, nggak ada yang nggak bisa didiskusikan! Namanya juga berbisnis, wajar kalau ada sesi tawar-menawar. Kamu juga jangan langsung menolakku. Kita bicarakan sampai harganya sesuai. Jangan marah-marah.”Steve juga tidak berani bersikap terlalu kelewatan terhadap Monica. Bagaimanapun juga, dirinya bukanlah tandingan Monica. Hanya saja, dia tidak begitu mengerti apa yang ada di benak Monica.Berhubung Steve mas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
106107108109110
...
220
DMCA.com Protection Status