“Aku ….” Ucapan Steve jadi terbata-bata. Jangan-jangan Monica tidak puas dengan harganya? Jadi, dia berubah pikiran? Tidak mungkin! Monica sudah mencari kitab rahasia ini selama bertahun-tahun. Kenapa dia tiba-tiba tidak menginginkannya lagi?Steve mencoba untuk bertanya, “Apa … maksudmu?”“Maksudku, aku nggak menginginkannya lagi. Aku nggak mau lagi!” balas Monica dengan tegas. Sepertinya tidak ada lagi ruang untuk diskusi.“Sudahlah, jangan bersandiwara lagi. Aku tahu kamu nggak mungkin nggak mau kitab ini. Kamu ingin tawar harga, ‘kan? Oke, kalau begitu, kita bicarakan masalah harga, nggak ada yang nggak bisa didiskusikan! Namanya juga berbisnis, wajar kalau ada sesi tawar-menawar. Kamu juga jangan langsung menolakku. Kita bicarakan sampai harganya sesuai. Jangan marah-marah.”Steve juga tidak berani bersikap terlalu kelewatan terhadap Monica. Bagaimanapun juga, dirinya bukanlah tandingan Monica. Hanya saja, dia tidak begitu mengerti apa yang ada di benak Monica.Berhubung Steve mas
Senyuman Monica bagai sedang menyindir dan meremehkan Steve saja.Meskipun Monica tidak mengatakan apa pun, Steve malah terasa sangat terpukul. Steve sungguh tidak percaya. Pada saat ini, rasa kaget telah menutupi rasa takut. Dia langsung meraih pundak Monica dengan kedua tangannya. “Jangan pergi! Jelaskan ucapanmu! Apa maksudmu kitab rahasia palsu?”Sebelumnya, tidak ada yang pernah memperlakukan Monica seperti ini. Monica terbengong, lalu menunjukkan ekspresi muramnya. Dia pun bertanya, “Apa yang ingin kamu lakukan?”“Jelaskan! Apanya yang palsu? Kamu saja nggak pernah ketemu kitab rahasia asli, gimana ceritanya kamu bisa bilang kitab itu palsu? Aku tahu, kamu pasti sengaja bohongin aku. Kemudian, kamu ingin ambil kitab rahasia dari tanganku tanpa bayar sepeser pun!”“Kamu bilang aku serakah, sepertinya kamu yang serakah! Monica, tak disangka, biasanya kamu kelihatannya nggak peduli dengan apa pun, ternyata kamu licik sekali. Kerja sama? Heh! Ternyata kamu cuma lagi bohongin aku. Kam
Belum sempat Steve menyelesaikan omongannya, Monica pun langsung melanjutkan, “Tapi kamu bukannya nggak berguna sama sekali. Rencanamu sangat bagus. Kamu berhasil bikin pasangan suami istri itu keluar rumah, bikin semua pembantu tidak berani memasuki ruang tamu, dan merusak semua kamera CCTV, semua itu nggak gampang bagi aku. Berhubung kamu sudah membantuku, aku pun akan memberi sedikit imbalan buat kamu.”“Mengenai masalah kitab rahasia, kitab di tanganmu itu kitab palsu, yang asli sudah di tanganku. Itu berarti kamu nggak berhasil menyelesaikan misimu dan aku nggak berkewajiban untuk memberi saham kepadamu. Aku juga nggak tergolong sedang menipumu.”Rencana awal Monica memang seperti ini. Sejak awal, dia juga tidak berharap Steve bisa menemukan barang yang diidamkannya.Hanya saja, ada satu hal, identitasnya mungkin telah banyak membantu Monica. Bukan hanya Steve saja, bahkan Amara juga sudah banyak membantunya. Monica tidak perlu menghadapi kedua pasang suami istri yang hebat. Denga
Monica mendorong Steve dengan kuat. Steve yang sedang terbengong tidak sempat merespons, dia pun didorong hingga terjatuh di lantai. Saat terjatuh, Steve tanpa sadar menopang tubuhnya dengan sikunya, lalu terdengar suara retak. Ahh! Sakit sekali!Rasa sakit itu seketika menyadarkan Steve. Ucapan Monica terus terngiang-ngiang di telinganya. Hanya saja, dia tidak percaya sama sekali. Atas dasar apa Monica bisa memastikan bahwa kitab yang diambilnya itu palsu. Bisa jadi Monica sedang membohonginya? Setelah Steve tertipu, bisa jadi dia akan menyerahkan kitab itu dengan cuma-cuma?Tanpa memedulikan rasa sakit di tangan, Steve segera membuka komputer untuk mencari informasi mengenai kitab rahasia ilmu seni bela diri. Ada banyak informasi mengenai buku-buku itu, ada yang asli dan ada juga yang palsu. Hasil penelusuran gambar di dalam internet hampir mirip dengan gambar yang dipotretnya, tetapi bagaimanapun Steve tidak mendalami ilmu bela diri, dia merasa sepertinya ilmu bela diri seharusnya m
“Oke! Kalau begitu, beri tahu aku kalau ada kabar baru. Sampai di sini dulu!” Setelah panggilan ditutup, Steve baru menyadari bahwa sikunya sakit sekali. Mungkin sikunya terbentur ketika jatuh tadi. Sekarang bagian sikunya juga sudah membengkak, entah sudah retak atau tidak.Sial sekali!Awalnya Steve mengira meski negosiasi masih belum selesai, setidaknya rencananya tetap akan berjalan lancar. Siapa sangka, wanita itu bukan hanya galak, dia juga sangat licik. Dia malah memanfaatkannya supaya bisa menyelundup ke dalam rumah.Setelah dipikir-pikir, semua ini hanyalah ucapan sepihak Monica saja. Siapa juga yang tahu asli palsunya masalah ini?Melihat gambar di dalam ponselnya, foto yang awalnya merupakan barang berharganya, saat ini malah menjadi malapetaka baginya. Kitab ini sudah tidak bernilai lagi. Selain itu, Steve juga mesti hidup dengan mewaspadai Brandon. Kali ini, dia sudah masuk ke perangkap wanita itu.…Di rumah Brandon.Brandon berdiri di depan pintu kamar. Tidak ada yang an
Kemudian, masalah pun berkembang sesuai dengan dugaan mereka.“Dari mana kamu mendapatkan ‘kitab rahasia’ itu?” Brandon-lah yang meletakkan buku itu ke dalam. Dia juga tidak sempat melihat isi buku itu. Hanya saja, dia tahu kitab itu adalah kitab palsu.“Barang seperti ini sangatlah banyak di internet. Cukup cari yang paling tidak populer dan yang paling kuno,” jawab Brandon dengan sangat santai. Dia langsung meletakkannya di dalam sana, tentu saja tidak ada serbuk racun seperti yang dipikirkan Steve. Brandon juga ingin memberikan kitab itu kepadanya. Untuk apa Brandon mempersulitnya?“Kamu malah bikin itu!” Yuna memasang wajah cemberut, lalu menunjuk anak panah di dinding. Kemudian, dia pun tersenyum. “Apa kamu nggak takut kalau dia nggak sempat mengelak? Ommu itu bakal meninggal di sini!”Bagaimana jika ketika mereka membuka pintu kamar, tampak Steve berbaring tergeletak di atas lantai dengan darah di atas lantai. Ckck!Brandon tersenyum sinis. Dia berdiri, lalu berjalan ke sisi dind
Jika hal itu terjadi, keberadaan Monica bukanlah ancaman bagi Brandon dan Yuna.“Aku berharap dia bisa menghentikan latihannya.” Yuna menghela napas, lalu hendak membaringkan tubuhnya.“Sebentar!” Brandon menghentikan langkah Yuna, lalu menunjuk ke belakang. “Aku suruh pembantu untuk beresin kamar ini dulu. Malam ini kita tidur di kamar lain saja.”Yuna mengamati sekeliling. Dia merasa kamarnya ini memang agak berantakan. Yuna pun mengangguk, lalu berdiri mengikuti langkah Brandon.…Saat Monica bangun, tercium aroma yang sangat istimewa dan wangi. Alhasil perut kosongnya langsung keroncongan.Selesai membasuh diri, Monica segera turun ke lantai bawah. Dia melihat semangkuk sup dan beberapa hidangan lainnya diletakkan di atas meja. “Sarapan hari ini lumayan,” puji Monica, lalu duduk mulai menyantap makanan.Pembantu yang berdiri di samping terbata-bata. Monica pun bertanya, “Ada apa?”“Nona, sepertinya rumah kita kemasukan maling.” Pembantu merasa dirinya wajib melaporkan masalah ini.
“Tapi ….”Saat pembantu masih ingin mengatakan sesuatu, ucapannya malah disela oleh Monica, “Kenapa? Apa aku perlu dilindungi?”Pertanyaan Monica langsung membuat si pembantu bungkam.Betul juga! Dengan kemampuan Nona Besar, apa perlu dia dilindungi oleh siapa pun?“Oh iya, suruh semua yang ikut aku datang dari pulau untuk beres-beres, siap sedia untuk menunggu perintah.” Ketika berjalan ke atas tangga, Monica tiba-tiba menghentikan langkahnya, lalu membalikkan kepalanya untuk berbicara.“Nona Besar, kamu mau ke mana?” Pembantu sungguh menyesal atas pertanyaannya. Dari tatapan Monica, sepertinya dia sudah bertanya kebanyakan. Betul juga, dia hanyalah pembantu, seharusnya dia menuruti ucapan majikannya saja.“Keluar!” Raut wajah Monica berubah muram. Dia langsung memaki tanpa segan.Pembantu langsung berpamitan. Kemudian, Monica baru memanggil asistennya, “Adam!”Seketika Adam langsung muncul di hadapan majikannya. “Nona.”“Beberapa hari ini aku akan latihan seni bela diri. Kamu jaga di
Dengan kata lain, CCTV pun tidak menangkap adegan di mana Rainie melarikan diri. Dalam situasi seperti ini hanya ada dua kemungkinan. Pertama, ada pengkhianat yang bersekongkol dengan Rainie, yang tidak hanya membuat Rainie menghindari pengawasan CCTV tapi juga menghindari pantauan semua orang. Kedua … dia benar-benar bisa menghilang!Apa pun kemungkinannya, tidak ada yang berani menyimpulkan sebelum mereka mendapatkan hasil pemeriksaan yang jelas. Edgar tidak mungkin bisa mendapatkan hasilnya hanya dalam waktu satu hari. Karena itu mereka pun bubar setelah menemui jalan buntu. Hasil tes DNA kedua anak itu juga kebetulan sudah keluar. Ketika melihat hasil tesnya, dalam sekejap Brandon langsung ingin meneteskan air mata. Kedua anak itu benar adalah anak kandungnya. Kedua anak kembar yang belum pernah dia temui semenjak mereka dilahirkan di dunia ini akhirnya sudah berada di sisinya kini. Namun demikian, Brandon masih diterpa oleh perasaan yang rumit. Anaknya sudah kembali, tetapi Yuna m
“Siapa pun bisa, berarti aku juga bisa?” tanya Fred datar tetapi berisikan ancaman.Di saat itu Rainie sadar kalau dia sudah salah bicara. Lantas dia pun segera menundukkan kepalanya dan membungkuk seraya berkata, “Nggak, bukan itu maksudku! R20 sepenuhnya akan kuserahkan padamu. Terserah kamu mau pakai ke siapa. Aku … aku mana berani pakai R20 ke kamu ….”“Nggak apa-apa, aku cuma asal ngomong saja. Kalaupun kamu mau pakai R20 itu ke aku, apa kamu bisa? Sebenarnya kamu lumayan juga. Aku rasa kamu bisa berguna untukku. Untuk sekarang kamu tinggal di sini dulu saja. Nanti aku minta anak buahku untuk siapkan kamar. Tapi demi keamanan kamu sendiri, jangan pergi ke mana-mana. Mengerti?”“Iya. Mulai hari ini aku akan mengikuti perintahmu!”Merasa puas dengan sikap yang Rainie tunjukkan padanya, Fred memanggil anak buahnya untuk membawa Rainie pergi ke kamarnya. Sesudah Rainie pergi dari kantornya, senyum sinis di wajahnya itu sirna. Dia membuka botol kecil itu untuk melihat apa isinya karena
Yang paling penting sekarang, jika Rainie tidak bisa bekerja sama dengan Fred, dia sudah tidak punya tempat lagi untuk pergi.“Sejujurnya, selama ini aku selalu meneliti tentang cara mengendalikan pikiran orang lain!” jawab Rainie dengan tegas, setelah melalui pemikiran yang matang.Dengan satu jari menyusuri tulang hidungnya, Fred mengulangi ucapan Rainie. “Pikiran?”Kurang lebih Fred mengerti ke mana arah penelitian yang Rainie maksud.“Kamu pasti pernah main boneka yang dikendalikan pakai tali, ‘kan? Kurang lebih seperti it.”“Jadi kamu bisa mengendalikan perilaku orang lain seperti boneka? Terus apa menariknya?!”Fred memiliki ambisi untuk mengendalikan Yuraria, bahkan seluruh dunia. Akan tetapi yang dia inginkan adalah mengendalikan orang lain yang masih hidup, agar mereka tunduk di bawahnya, bukannya boneka yang tidak memiliki pemikirannya sendiri. Apa serunya mengendalikan orang yang mudah untuk dikendalikan.“Oh, jelas ini menarik banget!” kata Rainie. “Aku tahu kamu mau orang
Fred tidak berkomentar ataupun membalasnya. Dia hanya menatap wajah dan mata Rainie dengan serius. Meski tidak berkata apa-apa, dalam hatinya dia tahu setiap tutur kata yang wanita yang ada di depan matanya ini ucapkan sangat akurat. Setelah situasi tenggelam dalam kesunyian singkat, Fred berdeham dan bertanya.“Nama kamu ….”“Rainie.”“Orang itu sudah mati dari beberapa hari yang lalu. Berarti kamu juga sudah lama memegang barang itu, tapi kenapa kamu baru datang sekarang?”“Awalnya aku juga nggak tahu apa ini. Aku terus mencari mencari kalian tapi nggak berhasil. Setelah itu aku ditangkap sama Brandon dan kawan-kawannya.”“Brandon?! Brandon dan temannya?”“Iya! Aku berhasil kabur dengan susah payah dan langsung teringat sama kamu. Aku tahu kamu cuma yang bisa kasih semua yang aku mau. Dan cuma aku yang bisa membantu kamu!” kata Rainie dengan rasa percaya diri yang membumbung tinggi.“Gimana kamu bisa kabur dari mereka?”Perhatian Fred tertuju kepada hal itu. Dia sudah merasakan langs
Sekarang di dalam ruang kantor itu hanya ada Fred dan wanita tersebut. Fred masih tak bergerak di kursinya seraya mengamati wanita itu. Pakaiannya lusuh dan terlihat sangat kasihan meski dia sudah berusaha untuk bersikap elegan.“Kamu ….”“Aku Rainie, bawahannya asisten yang paling kamu percaya itu. Aku pernah bekerja ….”“Aku nggak tertarik kamu siapa. Aku cuma mau tahu apa tujuan kamu datang ke sini? Dari mana kamu tahu aku kepalanya di sini?”“Soal itu, ya. Sebenarnya awalnya aku juga nggak tahu siapa yang bertanggung jawab atas organisasi ini, sampai … aku menemukan kartu nama yang ada bosku pegang.”“Kartu nama apa? Maksud kamu kepingan kecil itu? Itu paling cuma koin untuk main game atau sejenisnya,” kata Fred menyangkal. Dia tentu saja tidak mau secepat itu mengakuinya. Yang dia lakukan sekarang ini adalah menguji apakah Rainie benar-benar tahu sesuatu atau hanya sekadar asal bicara.Akan tetapi Rainie sudah menduga hal seperti ini pasti terjadi. Dia tidak tampak kebingungan dan
“Yang Mulia jangan berpikir begitu. Kita justru saling menguntungkan satu sama lain. Yang Mulia bisa kembali muda, sedangkan aku mendapat kekuasaan penuh. Bukankah begitu lebih bagus?”“Hmph!”Sang Ratu sudah malas membicarakan ini. Namun bagi Fred itu tidak masalah. Selama semua berjalan sesuai dengan rencananya, apa yang ingin dia capai sebentar lagi akan berhasil. Tidak ada lagi seorang pun yang bisa menghentikannya. Di saat itu pula dari luar Fred mendengar suara lirih yang memanggilnya.“Pak Fred!”“Ada apa?”Sebenarnya Fred sedikit kesal karena dia sudah berpesan untuk jangan mengganggu kecuali ada hal penting. Namun lagi-lagi yang datang adalah mereka. Fred masih lebih suka dengan si cacat yang menjadi bos Rainie dan Shane dulu. Meski cacat secara fisik, dia cukup pintar dan banyak membantu Fred. Sayang sekali dia sudah tidak ada …. Tanpa berpikir panjang, Fred melihat di tangan orang itu ada sebuah botol kecil seperti botol parfum yang dijual di luar sana. Perbedaannya, cairan
“Apa lagi ini?”Dalam berkas yang berisikan surat wasiat tersebut tertulis jelas bahwa sang Ratu mengetahui kesehatannya yang makin menurun dan sudah dekat ajalnya, karena itu selagi masih sadar, sang Ratu dengan sukarela menyerahkan posisinya kepada keturunannya, dan Fred diberikan kepercayaan penuh untuk menjadi penasihat mereka.“Kamu masih berani mengaku nggak mau merebut posisiku?! cucuku usianya baru empat tahun, tahu apa merea? Lagi pula bukannya menurunkan ke anakku, tapi malah langsung ke cucuku. Orang waras pasti sudah tahu apa maksudnya ini.”“Nggak juga, cucu Yang Mulia sangat pintar dan punya bakat untuk jadi penguasa yang baik. Saya cuma bertugas memberi nasihat, tapi pada akhirnya kekuasaan tertinggi tetap jatuh kepada mereka. Terkait masalah pewaris, apa Yang Mulia masih nggak sadar juga seperti apa mereka? Mereka sama sekali nggak cocok untuk jadi penguasa!”“Fred, kenapa baru sekarang aku sadar kalau ternyata ambisimu setinggi itu, ya?”“Bukan, Yang Mulia. Yang Mulia
Ketik sang Ratu tersadar, dia sudah berada di atas kasur. Dia berbaring dengan sangat nyaman ditutupi oleh selimut yang rapi. Di sampingnya ada semacam alat medis yang mengeluarkan suara nyaring. Walau demikian, sang Ratu tidak merasa nyaman.“Fred! Fred!” sahutnya.Mengira tidak akan ada yang datang, tak disangka Fred sendiri yang muncul di hadapannya.“Ada yang bisa dibantu, Yang Mulia?”“Lepasin aku!”“Wah, sayang sekali Yang Mulia, tapi nggak bisa! Eksperimennya sudah mau kita jalankan dua hari lagi. Yang Mulia nggak boleh ke mana-mana sampai dua hari ke depan.”“Eksperimen apaan. Kamu cuma mau membunuhku dan mengambil alih jabatanku, bukan?”“Yang Mulia, saya mana berani melakukan itu. Kalau saya membunuh Yang Mulia, apa saya perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk membangun lab dan semua eksperimen ini? Saya benar-benar berniat baik untuk Yang Mulia, tapi Yang Mulia malah terbuai sama omongan si cewek licik itu dan nggak percaya lagi sama saya. Sayang sekali!” kata Fre
“Aku?” kata Chermiko. “Nggak, aku cuma merasa itu terlalu aneh! Apa pun yang keluar dari mulut cewek gila itu, aku ….”Kata-kata yang hendak Chermiko katakan tersangkut di lehernya saat ditatap oleh Shane. Tadinya dia mau bilang tidak akan menganggap serius apa pun yang Rainie katakan, tetapi setelah dipikir-pikir, dia juga akan berpikir hal yang sama dengan Shane.“Oke, mau dia benar-benar bisa menghilang atau nggak, selama masih ada kemungkinan itu benar sekecil apa pun, kita harus cari tahu!” kata Brandon. Dia tidak menganggap ini sebagai sesuatu yang patut ditertawakan. Kalau sampai Rainie melarikan diri, maka bahaya terhadap masyarakat akan sangat besar.“Shane, jaga anak-anak!”Brandon pertama-tama langsung menghubungi Edgar agar dia bisa mengerahkan koneksinya untuk mencari Rainie di setiap sudut kota. ***Pintu kamar di mana Ratu sedang tidur siang diketuk sebanyak tiga kali, kemudian pintu itu dibuka begitu saja tanpa seizinnya. Sang Ratu membuka matanya sejenak dan langsung