"Jangan dibuka, Va!" ucap Arumi saat Zilva kembali mendekati paket misterius itu. "Takut meledak," sambung Arumi lagi setelah Zilva menoleh ke arahnya. "Bawa ke kantor polisi saja apa gimana, Mbak?" Pak Joko yang sedari tadi diam dan memperhatikan akhirnya angkat bicara. Zilva dan Arumi saling tatap."Mas Amran kemnaa, Va? Tanya suamimu dulu. Barangkali Mas Amran yang pesan," ucap Arumi kemudian. "Nggak, Mi. Kurirnya bilang paket dari kami kok. Mas Amran juga nggak bilang apa-apa sebelum pergi." "Kalau gitu telepon aja dulu. Bilang kalau ada paket misterius di rumah. Tanya sekalian mau dilaporin ke RT atau dibawa ke kantor polisi. Aku beneran takut kalau isinya barang aneh yang bisa membuat kita celaka, Va," pungkas Arumi. Zilva menghela napas panjang lalu mengangguk pelan. Tak membuang waktu, Zilva segera menelpon Amran yang masih di kantor polisi untuk bertemu dengan dalang pembakar cafenya. "Assalamualaikum, Mas. Masih di kantor polisi atau mampir ke cafe, Mas?" tanya Zilva m
Read more