All Chapters of Dinodai Sebelum Malam Pertama: Chapter 221 - Chapter 230

686 Chapters

221. Gara-gara nasi goreng kambing

Malam semakin larut dan terdengar seekor burung hantu berdekut di belakang klinik bersalin yang ditumbuhi perdu dan semak. Terlihat rindang dan asri saat siang hari tetapi tidak saat malam hari karena terlihat angker dan dihuni penduduk lain. Suara burung dan embusan angin mengantarkan kelahiran bayi laki-laki berwajah tampan dengan berat badan tiga kilo gram dan panjang lima puluh centi meter. Semua orang terharu menyambut kehadiran anggota baru mereka. Akhirnya Alwi memiliki putra dari Sarah setelah ujian rumah tangganya di mana ia nyaris kembali pada mantan istri pertamanya. Karena kondisi ekonomi istri pertamanya meminta cerai dengannya. Alwi langsung mengadzani bayi lelaki nya dengan berlinangan air mata. Sarah tersenyum melihat sang suami yang menatap putra mereka penuh cinta. “Selamat Sarah, akhirnya kau sempurna menjadi seorang ibu.” Aruni mengusap pucuk kepala Sarah pengganti mama mertua untuknya. Ke dua orang tua Aruni dan Alwi telah berpulang pada sang pencipta. “Bagaim
Read more

222. Aksi balas dendam

Seorang pria tambun berkacamata hitam, memakai topi baseball dan masker terlihat sedang membuntuti sebuah mobil hitam metalik di jalan raya. Kecepatan mobil SUV tersebut tidak terlalu cepat maupun lamban. Cara si pengendara mobil mirip seekor elang yang terbang dengan waspada, berhati-hati ketika berada di jalan yang ramai. Benar-benar mulus dalam mengemudikan kendaraan mewahnya.Bahkan ketika seorang pejalan kaki yang sembrono lewat ia mampu mengerem dengan begitu baik. Bisa ditarik kesimpulan orang yang mengendarai mobil tersebut ialah semacam orang yang memiliki perhitungan yang tepat.Bagi pria tambun tersebut, sebuah pepatah mewakili isi kepalanya, pucuk dicinta ulam pun tiba. Tak perlu repot mencari si pemilik kendaraan tersebut tepat ketika ia hendak melancarkan aksi busuknya karena dewi fortuna menyambutnya dengan baik. Lelaki yang ia cari tepat berada di jalan di depannya.Ekor matanya bergerak-gerak di balik kacamata berbentuk kotak persegi mengkilap berharga ratusan dolar.
Read more

223. Rumah siapa?

Tubuh Nuha yang membengkak mirip ikan buntal berguling ke kanan dan ke kiri di atas ranjang megah. Kegelisahan menyelimuti hatinya. Berharap menatap lamat-lamat lampu kristal yang menjuntai di langit-langit akan menepikan sejenak suasana hatinya yang buruk. Lampu itu terlihat kompleks dan indah. Kilauannya memantulkan kecantikan sebuah hasil karya seni kriya yang diciptakan oleh seorang pengrajin dengan penuh cinta. Namun di matanya keindahan lampu kristal sama sekali tak menarik kekagumannya.Dengan nafas sedikit terengah, tangannya menopang pada ranjang, meremat sprei untuk bangkit. Hanya untuk bangkit ia seolah membutuhkan tenaga Samson atau mungkin Hulk. Tujuh bulan sudah sepasang janin kembar menghuni rahimnya. Namun bentuk perutnya sudah seperti berusia sembilan bulan lamanya.Beberapa bagian tubuh Nuha ikut melebar. Wajah dan tubuhnya semakin besar seiring usia kehamilannya.Sebelah tangannya mengusap perutnya yang buncit dan sebelah tangannya yang lain menyibak tirai berbaha
Read more

224. Tasyakur

Tenda berwarna biru telah terpasang sempurna di halaman rumah termasuk kursi lipat yang sudah dibungkus kain satin mengkilap berwarna hijau lengkap dengan pita di bagian badannya.Di bagian ruang tamu dan teras tak kalah riuh dengan pekerja yang tengah menggelar karpet sebagai alas untuk acara inti. Alwi kebagian menjadi koordinator teknis lapangan.Beberapa hidangan sudah tertata rapi di atas meja prasmanan termasuk para remaja cantik tengah memperoleh tugas menjaganya.Sebuah mikrofon beberapa kali bergaung diuji coba oleh sang empunya rumah.“Tes, halo, halo Bandung!” gumam Salwa mencoba mikrofon dengan hati-hati. Pilinan kabel ia rentangkan agar suara nya keluar. Satu per satu tamu undangan hadir dan memenuhi satu per satu posisi mereka pada sebuah kursi. Mereka datang berbondong-bondong lebih awal. “Teh Nuha masih di mana Ummi?”Salwa memencet tombol off dan menaruh kembali mikrofon ke tempat semula.“Tadi masih di rumah saat Ummi telepon.”Tangan Aruni terayun, mengarahkan para
Read more

225. About love

Sebuah mobil berwarna hitam metalik mendarat sempurna di halaman rumah Aruni. Kedatangannya begitu menyita perhatian semua orang yang berada di sana. Sebaliknya penghuni kendaraan mewah tersebut tak kalah terkejut melihat barisan manusia tengah menyemut area halaman termasuk teras, hingga menuju ruang tamu.“Sayang, ini ‘kah yang dimaksud acara tujuh bulanan? Mas kira hanya rombongan jamaah ibu-ibu pengajian. Tapi … ini di luar dugaan Mas,”Gelombang rasa gugup kentara menyerbu Darren dalam hitungan sepersekian detik. Darren biasa menghadapi klien bahkan orang-orang penting berasal dari berbagai kalangan.Namun saat bertemu makhluk ras terkuat di dunia, para ibu-ibu seketika Darren menciut menjadi butiran debu. Sewaktu dulu saat ia bertemu dengan para tamu Aruni yang notabenenya berasal dari para ibu-ibu, Darren seolah ditempatkan sebagai terdakwa yang diinterogasi. Merasa melihat perubahan gelagat sang suami Nuha melepas ikatan sabuk pengamannya sendiri dan meraih tangan suaminya. “
Read more

226. Kenyataan yang pahit

Di penghujung dalu saat semua orang terlelap tidur, Salwa masih terjaga. Suara hembusan angin yang menggoyangkan dream catcher mengambil alih separuh pikirannya. Jendela kamar memang sedikit terbuka sehingga dengan leluasa angin menyelinap melewati vitrase yang tersibak. Tanpa seijinnya bayangan pemuda itu tiba-tiba memenuhi kepalanya, entah sebagai apa. Salwa tak pernah sedekat itu dengan seorang lawan jenis kendati dengan temannya sekalipun. Ia acapkali membangun benteng marsose kala berhadapan dengan mereka. Mungkin karena beberapa pertemuan dengannya yang menempatkan mereka seolah dekat dan akrab satu sama lain. Sebuah tindakan resiprokal. Saling tolong menolong. Selain itu yang membuat mereka semakin dekat ialah fakta tentang penyakit Daniel yang berhasil mengguncang simpati Salwa. Salwa pun mulai merasa nyaman berkomunikasi dengannya, entah sebagai apa. Mungkin sebagai seorang kakak atau lebih. Namun semua perasaan yang mulai tumbuh seketika luluh lantak ketika pertemuan sor
Read more

227. Sepotong kisah di dangau

Pemandangan pertama kali yang Anggara lihat ialah Bagas tengah digiring oleh dua orang security berwajah sangar dalam kondisi setengah sadar. Bau alkohol menyeruak dari tubuhnya.Anggara pun segera meraih satu tangan besar sang ayah ke pundaknya, memapahnya menuju taxi yang tengah menunggunya. Setelah mengamankan Bagas, barulah Anggara masuk ke dalam kelab lagi untuk membayar ganti rugi akibat kekacauan yang diperbuat oleh ayahnya.“Berapa?” tanya Anggara pada seorang manajer yang tengah menghitung jumlah properti kelab yang rusak; kursi, botol minuman dan meja kaca yang pecah belah.“Total semua dua belas juta rupiah,” jawab sang manajer kelab malam, menjumlahkan nominal angka pada layar mesin penghitung.“Bisa kurang?”Anggara menengok dompet kulitnya. Hanya tersisa beberapa lembar uang berwarna merah. Tujuh puluh persen gajinya sebagai sekretaris Darren Dash ia tabungkan dalam bentuk deposito dan cicilan sebuah rumah. Ia hanya menyimpan uang ala kadarnya untuk biaya hidup sehari-ha
Read more

228. Sebaris pesan yang sesuatu

Siapa sangka kehadiran Darren Dash di kolam tempat pemancingan ikan mampu mengundang atensi warga sekitar. Mereka terkagum-kagum melihat sosok lelaki yang berwajah sedikit berbeda dengan mereka dan berpenampilan ala turis, mengenakan kaos oblong putih dengan celana tiga perempat berbahan denim hitam dan memakai topi bertuliskan NY serta memakai sandal karet, ikut bergabung bersama para warga yang gemar menghabiskan waktu mereka dengan memancing sebagai hobi. Darren Dash biasa menemani ayahnya memancing di kolam halaman rumahnya sehingga kemampuan memancingnya tak bisa diragukan lagi. Entah faktor keberuntungan yang selalu membuatnya berhasil memancing. Ia memperoleh tangkapan ikan berukuran dua kilo gram sebanyak sepuluh buah. Sebuah usaha yang tak mengkhianati hasil. Alwi sampai cengo melihat kemampuan Darren Dash. Apalagi ia hanya gigit jari karena hanya mendapat ikan kecil yang belum siap dipanen. Dengan bersungut-sungut Alwi melepas kepergian ikan kecil kembali ke habitatnya. Pa
Read more

229. Kembara rindu

Setiba di kediaman ke dua orang tuanya, Darren merasa aneh melihat sikap Nuha yang dingin mendadak. Apalagi yang membuatnya mood swing. Terkadang ia kewalahan menyikapi istrinya yang tengah hamil. Nuha akan seringkali sensitif, mudah marah dan melankolis tanpa alasan yang jelas.Nuha turun dari dalam mobil dengan wajah yang ditekuk. Melenggang begitu saja, mengabaikan suaminya yang kerepotan membongkar muatan dari dalam bagasi. Mungkin Nuha letih selama dalam perjalanan. Darren merasa lega, Nuha tak lagi ketiduran ketika berada di dalam mobil. Tak terbayang Darren harus mengangkat tubuh Nuha yang begitu berat semenjak kehamilannya.Darren mengeluarkan satu buah koper berwarna merah muda berukuran medium dan tas berbahan kain berisi beberapa kontainer makanan berjumlah lima buah dari dalam bagasi. Semua makanan adalah oleh-oleh yang dibawa dari kampung mama mertuanya. Sengaja, Aruni membuatnya. Dua kontainer berisi laksa dan tiga kontainer berisi asinan bogor. Asinan bogor dibuat khusu
Read more

230. Balada hati yang terluka

Di sebuah rumah kontrakan sederhana yang biasa sepi, kini sudah tiga hari terasa lebih hangat bahkan sedikit memanas. Bagas tinggal di rumah Anggara selama tiga hari dengan berbagai alasan. Anggara dengan tangan terbuka menyambut kehadiran sosok ayah yang selama ini menjauh darinya. Kendati ia tahu ayahnya yang oportunis hanya menjadikannya semacam pelarian ketika ia tengah bermasalah dengan istrinya.Di ruang tamu berukuran empat kali empat meter, dua buah sofa tergolek berhadap-hadapan, di mana di tengahnya meja bundar berdiameter kurang lebih tiga puluh centi meter berada, tampak Bagas dan Anggara tengah duduk bersebrangan.Anggara tengah duduk sembari mengancingkan kemejanya, bersiap-siap berangkat ke kantor. Bagas tengah duduk bersilang kaki masih memakai piyama tidurnya.“Apa kata dunia, seorang sekretaris di perusahaan JD Group hanya mampu tinggal di rumah kontrakan sepetak? Ini tak lebih dari kandang burung! Apakah gajimu sedikit hah?”Bagas mengedarkan pandangannya sembari wa
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
69
DMCA.com Protection Status