Share

230. Balada hati yang terluka

Di sebuah rumah kontrakan sederhana yang biasa sepi, kini sudah tiga hari terasa lebih hangat bahkan sedikit memanas. Bagas tinggal di rumah Anggara selama tiga hari dengan berbagai alasan. Anggara dengan tangan terbuka menyambut kehadiran sosok ayah yang selama ini menjauh darinya. Kendati ia tahu ayahnya yang oportunis hanya menjadikannya semacam pelarian ketika ia tengah bermasalah dengan istrinya.

Di ruang tamu berukuran empat kali empat meter, dua buah sofa tergolek berhadap-hadapan, di mana di tengahnya meja bundar berdiameter kurang lebih tiga puluh centi meter berada, tampak Bagas dan Anggara tengah duduk bersebrangan.

Anggara tengah duduk sembari mengancingkan kemejanya, bersiap-siap berangkat ke kantor. Bagas tengah duduk bersilang kaki masih memakai piyama tidurnya.

“Apa kata dunia, seorang sekretaris di perusahaan JD Group hanya mampu tinggal di rumah kontrakan sepetak? Ini tak lebih dari kandang burung! Apakah gajimu sedikit hah?”

Bagas mengedarkan pandangannya sembari wa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status