Share

226. Kenyataan yang pahit

Di penghujung dalu saat semua orang terlelap tidur, Salwa masih terjaga. Suara hembusan angin yang menggoyangkan dream catcher mengambil alih separuh pikirannya. Jendela kamar memang sedikit terbuka sehingga dengan leluasa angin menyelinap melewati vitrase yang tersibak.

Tanpa seijinnya bayangan pemuda itu tiba-tiba memenuhi kepalanya, entah sebagai apa. Salwa tak pernah sedekat itu dengan seorang lawan jenis kendati dengan temannya sekalipun. Ia acapkali membangun benteng marsose kala berhadapan dengan mereka.

Mungkin karena beberapa pertemuan dengannya yang menempatkan mereka seolah dekat dan akrab satu sama lain. Sebuah tindakan resiprokal. Saling tolong menolong.

Selain itu yang membuat mereka semakin dekat ialah fakta tentang penyakit Daniel yang berhasil mengguncang simpati Salwa. Salwa pun mulai merasa nyaman berkomunikasi dengannya, entah sebagai apa. Mungkin sebagai seorang kakak atau lebih.

Namun semua perasaan yang mulai tumbuh seketika luluh lantak ketika pertemuan sor
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status