All Chapters of Dinodai Sebelum Malam Pertama: Chapter 201 - Chapter 210

686 Chapters

201. Cemburu

27 John St 2nd Floor, TorontoSemua penghuni flat The Rose Residence 401 panik saat tuan muda mengamuk. Baik Riko dan salah satu ART yang bekerja di flat tersebut seperti kebakaran jenggot saat melihat Daniel Dash keluar dari kamar tidurnya dan tak menemukan benda kesayangannya. Saat itu Daniel Dash baru saja pulang dari kegiatannya jogging bersama Michelle di daerah sekitar Royal Alexandra Theatre dan menikmati segarnya udara Kanada di pagi hari. Setelah dia meneguk sebotol air mineral karena kehausan, Daniel memasuki kamar tidurnya dengan bertujuan membersihkan badannya karena keringat yang lengket.Biasanya Daniel akan istirahat sejenak, membiarkan keringat keluar sebelum mandi dan memilih bermain-main dengan mainan barunya. Mainan baru yang menurutnya sangat berarti dan istimewa.“Maaf, Mas Daniel, sebenarnya apa yang Mas Daniel cari?” Dengan suara yang terbata-bata Riko memberanikan diri untuk bertanya perihal apa yang menyebabkan tuan mudanya marah pagi ini. Daniel menatap Rik
Read more

202. Rujak uleg

Ruangan bercat putih pasi dan beraroma obat-obatan kimia saat itu begitu hening dan menegangkan. Hanya terdengar suara air yang mengalir dalam wastafel. Seorang wanita baru saja membuang sarung tangan lateks ke dalam tong sampah dan mengguyur tangannya dengan sabun cair dengan air yang mengalir.Terdengar suara langkah kakinya menuju seorang perempuan muda yang berdiri mematung dengan wajah tak kalah pucat dengan ruangan tersebut.Dengan jantung yang bertalu dan tubuh yang gemetar, perempuan muda tersebut berjalan menghampiri dokter wanita berparas cantik tersebut setelah berupaya keras mengumpulkan seluruh keberanian yang tersisa.“Maafkan saya Dokter, saya tak bisa melakukan apa yang Dokter minta. Dokter boleh menyuruh saya melakukan apapun selain itu. Saya bisa bekerja melayani Dokter meskipun seumur hidup saya kalau perlu.”Perempuan muda itu memelas dengan berderai air mata. Bagaimanapun dia berhutang budi pada dokter yang menyelamatkannya. Namun untuk menyiram wajah seorang wani
Read more

203. Trust

Nuha meneguk salivanya tatkala melihat suami sedang menikmati rujak uleg yang sudah dipesan via gofood’. Saat ini mereka masih berada di dalam kendaraan Darren yang terparkir di area hotel milik perusahaan JD group.Tak butuh waktu lama suaminya menghabiskan rujak tersebut. Hanya dalam hitungan menit rujak tersebut sudah tandas. Sikap Darren kali ini terlihat aneh menurut Nuha. Di luar kebiasaannya.“Mas, sepertinya rujaknya enak. Kenapa tidak menyisakan sedikit untukku?”Nuha menggoda Darren. Sebetulnya dia juga ingin mencicipi rujak tersebut tetapi dia khawatir lambungnya kumat. “Kau tidak boleh makan yang beginian. Ingat lambung!” jawab Darren acuh tak acuh.“Biar aku saja yang buang sampahnya Mas,”Nuha mengambil wadah bekas rujak dan memasukkannya ke dalam kantong plastik. Kemudian dia keluar sebentar mencari tong sampah terdekat masih dalam keadaan bingung. Bagaimana tidak bingung, Darren tipe suami yang menjaga pola makan. Dia jarang sekali makan makanan yang pedas seperti t
Read more

204. Gara-gara parfum

Nuha masih merasa bingung dengan sikap Darren akhir-akhir ini. Darren terlihat sedang sakit tetapi tidak mau diajak ke dokter. Nuha menjadi merasa bersalah. Apalagi lusa pesta perayaan mereka akan digelar. Sebelum penyakit Darren bertambah parah maka dia harus segera berobat. Nuha harus membujuk suaminya.Darren seringkali pusing dan sensitif dengan aroma wewangian. Seperti pagi ini, usai Darren mandi maka Nuha akan menyiapkan pakaian kerjanya, memasangkan dasi, menyisir rambutnya dan menyemprotkan parfum ke tubuhnya. Nuha sudah bolak balik mencarikan parfum yang cocok untuknya. Namun Darren merasa parfum yang dia miliki baunya tak sedap.“Aku tak mau pake parfum itu, Sayang!” seru Darren dengan wajah yang terlihat ditekuk, raut wajah yang jarang sekali dia tunjukan pada sang istri.“Mas, ini parfum yang biasa Mas pakai! Woody floral musk!”Nuha sampai belepotan mengeja aroma parfum milik sang suami. “Si woody biasa dipakai hari sabtu Mas! Si citrus hari jumat! Um yang gambar badak bu
Read more

205. Senam pegel

Setelah mengantar kepergian sang suami ke kantor dan memberikan salam perpisahan yang manis, Nuha merapikan meja makan dan kembali ke kamar tidurnya. Kebetulan hari itu tidak ada jadwal perkuliahan yang harus dia ikuti. Dia akan menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah untuk istirahat begitu kata sang suami sebab lusa acara pesta resepsi pernikahan mereka yang ke dua, di mana pasti akan menguras energi karena harus menyambut tamu undangan seharian.Namun Nuha bukan seseorang yang suka berdiam diri dan menghabiskan waktu dengan kesia-siaan. Dia suka membaca buku dan berdiskusi bersama teman sesama kajian sewaktu sebelum menikah.Sekarang Nuha mulai menikmati peran barunya sebagai seorang istri yang mana membuatnya menghabiskan separoh waktunya di rumah. Dia senang menata kamarnya. Pelayan hanya menjalankan tugasnya membersihkan lantai, mengelap furniture dan menyedot debu.Nuha mengganti sprei dan selimut setiap hari dengan warna lembut. Dia pula menata bantal dengan sangat rapi.
Read more

206. Bedo neng lambe bedo neng ati

Nuha dan Liliana tertawa setelah berbincang hangat di ruang fitness. Kinan sedikit cemburu melihat kedekatan mereka yang begitu saja terbangun kendati baru pertama kali bertemu. Nuha tak pernah berbicara panjang lebar dan seru padanya. Jelas saja karena Kinan membuat jarak tersendiri dengannya. “Sayang, senam kegel itu punya banyak manfaat diantaranya menguatkan otot panggul. Tentu saja berdampak pada menguatkan organ di sekitarnya, terutama merapatkan bagian intim wanita sehingga bisa memuaskan suami,” ungkap Liliana tanpa rasa malu dan canggung. Liliana memiliki sifat keibuan dan open minded sehingga berpikiran terbuka. Kinan tak banyak bicara, dia memilih fokus melakukan senam sendirian sembari terkadang mencuri pandang dan dengar apa yang Liliana bicarakan pada menantunya. Di sela-sela gerakan senam yang dia lakukan terkadang dia menggerutu mengapa Liliana asik mengobrol padahal tugasnya membantu Kinan berolahraga. “Makasih ilmunya Tante Liliana,” tukas Nuha dengan tersenyum leb
Read more

207. Gebroken hart (patah hati)

Keesokan harinya,Sedari tadi Nuha bolak-balik melihat ke lantai bawah dari balkon kamar tidurnya, ke tempat parkir dan ke halaman rumah. Dia sedang menunggu tamu istimewa yang akan datang siang ini. Terkadang Nuha mengambil ponselnya kemudian berusaha melakukan panggilan, hanya memastikan mereka sudah sampai mana.Tak berselang lama suara klakson mobil yang dikendarai Pak Li memecah pikiran Nuha, dengan gerakan cepat Nuha melihat ke bawah siapa yang datang. Seorang gadis berjingkat-jingkat sembari melambaikan tangannya dan tersenyum lebar.“Teh Nuha!” seru Salwa si gadis enerjik saat melihat kakaknya berada di balkon kamarnya.Nuha langsung keluar kamar, menuju lift dan turun ke bawah menyambut kedatangan ibu dan adik-adiknya. Dia bernafas lega akhirnya mereka datang selamat. Besok adalah resepsi terakhir pernikahan Nuha dan Darren di ballroom hotel Lion King. Oleh karena itu keluarga Nuha datang dan menginap di hotel di sana. Meskipun ditawari oleh Nuha untuk menginap di kediaman J
Read more

208. Bukan mimpi

“Terima kasih Ummi, laksa buatan Ummi lezat sekali,”Darren Dash mengelap ujung bibirnya dengan sehelai tisu. Kemudian dia mengambil air minum di hadapannya dan meminumnya hingga tandas. Ketika dia hendak bersendawa dia segera menutup mulutnya agar tak terdengar. Menurut adat kebiasaan mereka bersendawa di depan orang lain adalah hal yang memalukan dan tak sopan.Aruni dan Nuha saling pandang, tatapan mereka tertuju pada piring dan sebuah toples yang kosong, bersih sekali.“Ummi, apa mau menginap di sini? Atau menginap di hotel? Mommy dan Daddy takkan menginap di hotel. Mereka akan berangkat ke sana esok pagi.”Darren bertanya pada mama mertua.Tatapan Aruni lekas-lekas berpindah dari toples tupperwar* menuju ke arah menantunya yang begitu penasaran menanti jawabannya.“Kami menginap di hotel saja. Barang-barang sudah ditaruh di sana. Lagipula kami tak mau merepotkan. Bukankah kalian juga menginap di hotel?” “Perubahan rencana Ummi,” sahut Darren menoleh dan mengedipkan matanya sebel
Read more

209. Dream catcher

“No, I don’t miss you!” tukas Salwa berwajah kesal. Jawaban Salwa sontak menyadarkan Daniel bahwa dirinya tidak sedang bermimpi tetapi nyata. Gadis itu berteriak padanya. “Oi, kau? Salwa?” pekik Daniel, membuat Salwa kesal melihat ekspresinya yang dianggap sedang berakting. Daniel bangun dan berjalan ke arahnya. “Mister lebay ih! Emang aku hantu? Segitunya ngeliatin aku.” “Ah, ya kau memang mirip hantu, suka tiba-tiba datang.” Daniel terbahak melihat raut wajah Salwa yang justru terlihat menggemaskan. “Iya. Aku hantu, hihihi,” Salwa menyerupai suara kunti. Daniel kembali tergelak melihat tingkah gadis itu yang polos dan sedikit pemarah. “Mister, aku pergi dulu ya. Sampai ketemu besok di hotel,” Alih-alih bercakap-cakap lama karena tak lama bersua, Salwa memilih meninggalkan Daniel begitu saja. Salwa tetap harus menjaga sikap saat bertemu dengannya karena Daniel adalah adik suami kakaknya. Hubungan mereka tetaplah ipar. Meskipun tak bisa dipungkiri saat bersamanya Salwa mer
Read more

210. Kisah cinta dan pandangan pertama

“Dokter sudah bangun rupanya? Aku akan ambilkan dulu teh hangat agar Dokter bisa merasa lebih baik?” Seorang wanita muda sembari menggendong bayi menghampiri Tania yang terlihat menyedihkan. Air matanya terus berlinang. Dia mengira telah kehilangan kehormatannya akibat kebodohannya, mabuk-mabukan. Melihat siapa yang datang, rupanya seorang wanita muda yang pernah ditolongnya, Tania segera menyeka air matanya dan menyingkirkan selimut yang menutupi bagian bawah tubuhnya. Bagian intinya sama sekali tak sakit. Dia pun bangun dan mendekati wanita muda itu kemudian bertanya. “Lisna? Kenapa aku bisa berada di sini? Apakah kau yang menggantikan pakaianku? Kenapa aku bisa memakai pakaian pria?” Lisna menciut saat diberondong pertanyaan tanpa jeda. “Sebentar Dokter,” Lisna berjalan menuju karpet dan meletakan bayinya di sana. “Dokter, beruntung Bang Langit menemukan Dokter. Dia yang membawa Dokter ke sini. Kebetulan Bang Langit tinggal di kos sebelah.” “Siapa Langit?” “Bang Langit itu
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
69
DMCA.com Protection Status