Share

202. Rujak uleg

Ruangan bercat putih pasi dan beraroma obat-obatan kimia saat itu begitu hening dan menegangkan. Hanya terdengar suara air yang mengalir dalam wastafel. Seorang wanita baru saja membuang sarung tangan lateks ke dalam tong sampah dan mengguyur tangannya dengan sabun cair dengan air yang mengalir.

Terdengar suara langkah kakinya menuju seorang perempuan muda yang berdiri mematung dengan wajah tak kalah pucat dengan ruangan tersebut.

Dengan jantung yang bertalu dan tubuh yang gemetar, perempuan muda tersebut berjalan menghampiri dokter wanita berparas cantik tersebut setelah berupaya keras mengumpulkan seluruh keberanian yang tersisa.

“Maafkan saya Dokter, saya tak bisa melakukan apa yang Dokter minta. Dokter boleh menyuruh saya melakukan apapun selain itu. Saya bisa bekerja melayani Dokter meskipun seumur hidup saya kalau perlu.”

Perempuan muda itu memelas dengan berderai air mata. Bagaimanapun dia berhutang budi pada dokter yang menyelamatkannya. Namun untuk menyiram wajah seorang wani
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status