Share

208. Bukan mimpi

“Terima kasih Ummi, laksa buatan Ummi lezat sekali,”

Darren Dash mengelap ujung bibirnya dengan sehelai tisu. Kemudian dia mengambil air minum di hadapannya dan meminumnya hingga tandas. Ketika dia hendak bersendawa dia segera menutup mulutnya agar tak terdengar. Menurut adat kebiasaan mereka bersendawa di depan orang lain adalah hal yang memalukan dan tak sopan.

Aruni dan Nuha saling pandang, tatapan mereka tertuju pada piring dan sebuah toples yang kosong, bersih sekali.

“Ummi, apa mau menginap di sini? Atau menginap di hotel? Mommy dan Daddy takkan menginap di hotel. Mereka akan berangkat ke sana esok pagi.”

Darren bertanya pada mama mertua.

Tatapan Aruni lekas-lekas berpindah dari toples tupperwar* menuju ke arah menantunya yang begitu penasaran menanti jawabannya.

“Kami menginap di hotel saja. Barang-barang sudah ditaruh di sana. Lagipula kami tak mau merepotkan. Bukankah kalian juga menginap di hotel?”

“Perubahan rencana Ummi,” sahut Darren menoleh dan mengedipkan matanya sebel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status