Sama halnya dengan harapan-harapan yang telah lalu. Naomi masih berada di tahap ‘ingin berdiri sendiri’ tanpa papanya dan menggenggam sejumput harapan dalam hatinya. Tidak ada yang tahu bagaimana angan sederhana dari seorang Naomi Aksara.Sekalipun sudah berada di rumah oma opanya dan kucuran kasih sayang dari pasangan tua itu tak pernah putus, tetap saja ada yang hilang dari jiwanya. Gairah untuk melanjutkan hidup yang semestinya menggebu layaknya anak seumurannya meredup. Yang Naomi lakukan hanyalah bersekolah, mengikuti les, ke sanggar tari dan setelahnya belajar. Ketika liburan menyapa, tak banyak yang bisa Naomi lakukan selain berada di rumah dengan kanvas dan alat-alat lukis lainnya. Atau paling banter Naomi akan bermalas-malasan menonton kartun seraya memakan cokelatnya.Dan itu, tidak ada pelarangan dari oma maupun opanya. Jelas rasanya hambar. Itu yang membuat kesedihan Naomi berkali-kali lipat tingkatannya. Bukan tentang kesendiriannya yang merenggut sebagian semangat hidup
Baca selengkapnya