Share

Bab 69

Bangun-bangun dari tidurnya, yang Ardika rasakan pertama kali adalah hampa. Bersama hujan yang sejak sore mengguyur, menghadirkan kenangan masa lalu tanpa kata-kata dalam sekejap lantas menguap.

Yang menarik kesadaran Ardika hanyalah satu: masih sangat mencintai Pulung. Masih sadar memiliki cinta untuk Pulung. Diam-diam merindukan Pulung. Begitu menginginkannya. Yang sayangnya, Ardika merasakan itu semua saat Pulung tak ada di sampingnya. Yang mana—mungkin saja—sudah Pulung dapatkan kebahagiaannya. Dan itu bukan dengan dirinya.

Bukankah hidup dalam penyesalan itu amatlah tidak mengenakkan?

Ya. Walaupun terlihat tidak menyenangkan. Ardika coba bangkit dari asanya. Yang terluka bukan hanya dirinya. Pulung juga. Yang sakit bukan hanya dirinya. Pulung juga. Kini bertambah daftarnya: Naomi.

Bicara-bicara soal Naomi, Ardika merutuki kebodohannya. Belum habis dengan sesalnya—seperti sebuah kesialan yang memang di gariskan untuknya. Apa lagi yang bisa Ardika lakukan untuk putrinya sekarang?

M
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status