Home / Horor / DANYANG / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of DANYANG: Chapter 81 - Chapter 90

99 Chapters

Raga

Raga."Mengapa manusia harus memiliki raga dan jiwa, mengapa kesadaran manusia harus terikat pada raganya?"Nala ingat pertanyaan yang diajukan oleh salah satu adik kembarnya, satu yang lahir sekian menit setelah saudaranya, di salah satu malam saat Nala memberi tahu adik-adiknya mengenai keputusannya untuk membantu Dayu dan Dimas."Mungkin kita harus bertahan hidup beberapa tahun ke depan untuk bisa menjawab pertanyaan itu." Begitu jawaban Nala saat itu.Karena sesungguhnya dia sendiri juga tidak tahu, tidak mengerti.Mengapa raga?Dia menyentuh dadanya yang terasa nyeri saat itu, menyentuh tenpat di mana Danyang menumpang pada sesuatu yang di sebut sebagai raga.Oh, rasanya letih dan lelah. Tubuhnya begitu ringan tapi ada perasaan yang sangat berat, seolah mencoba menariknya untuk jatuh ke bawah, ke suatu tempat yang sangat gelap tanpa siapapun yang akan menemaninya.Dalam jerat tipu daya yang tak akan ada akhirnya, apa yang menjadi penentu adalah dirinya sendiri. Apabila dia hanyut
Read more

Pusaka 1

"Sttt!" Nala meletakkan telunjukkan di depan bibir untuk meminta Dayu diam.Lewat sepasang manik bening dengan garis yang idah milik cowok itu, Dayu bisa melihat pusaran asap hitam dan juga pohon keramat dengan cukup jelas.Nala sendiri masih memperhatikan seseorang yang mencoba menarik sesuatu di pusat pusaran. Dia tidak yakin apakah dia mengenali orang itu, tapi dia bisa melihat perawakannya dengan cukup jelas."Apakah kamu tidak berpikir bahwa sesuatu mungkin akan menjadi berkali-kali lipat lebih buruk karena kamu telah mencoba untuk menyelamatkan beberapa tumbal Danyang?"Nala mengangkat sedikit wajahnya, menanggapi pertanyaan itu dengan tatapan yang begitu datar."Hei, Yu. Apakah menurut kamu, akan lebih baik jika Danyang tetap ada atau dilupakan saja?" Nala bertanya pada Dayu yang mulai menundukkan pandangan karena takut akan menyaksikan hal yang mengerikan."Aku tidak tahu. Tapi, aku mempercayai kamu, Nala. Seperti yang sudah kamu katakan, Danyang bukanlah makhluk yang jahat me
Read more

Pusaka 2

"Tentu saja aku harus bisa ada di sini! Aku akan membunuh kamu di sini!" Gadis itu berteriak. Dayu mempererat genggamannya pada benang merah yang menghubungkan antara dirinya dengan Nala. Sebilah belati yang ditempelkan di lehernya terasa semakin menekan dan Dayu bisa merasakan bahwa bagian tajam benda itu sudah mulai menggores kulit lehernya. "Kenapa?" Dayu bertanya. Rasanya nyeri, tapi dia berusaha keras untuk tetap bersikap biasa saja. Setidaknya, Dayu memahami resiko apa yang akan terjadi jika dia tidak bertindak dengan hati-hati atau malah gegabah. Masih ada tanggung jawab besar dalam genggamannya, maka dari itulah dia masih harus bertahan hidup dan tidak membiarkan gadis kecil itu mengirimnya bertemu malaikat maut. Tidak. Dia tidak akan membiarkan dirinya jatuh dalam dalamnya keputusasaan dan dia tidak akan membiarkan gadis kecil itu membunuhnya. Setidaknya, Dayu tidak akan membiarkan gadis itu melakukannya dengan mudah. "Kamu ... aku pikir kamu akan belajar dari apa yang s
Read more

Jalan Pulang

"Lorong ini lagi." Dayu berucap lirih."Ya. Ini satu-satunya jalan yang paling aman, paling dekat dari yang bisa aku jangkau. Kak Nala terluka parah, jika terjadi sesuatu dia tidak akan bisa membantu kita untuk saat ini, jadi kita harus bisa bertahan dan membantu diri kita sendiri." Nala menjelaskan.Dayu mendengar suara napas adik perempuan Nala itu di sampingnya, tapi dia tidak bisa melihatnya saking gelapnya tempat itu. Satu-satunya yang bisa dia kenala adalah rasa lembab dan juga sedikit air di kakinya.Clik!Ada satu suara terdengar dan sebuah lentera muncul dari ujung lorong."Ayo berjalan ke arah cahaya itu!" Naya memberi instruksi.Begitu mendengar suara langkah kaki yang terayun dan memecah genangan air, baru Dayu melangkah mengikuti suara itu.Pelan tapi pasti, Dayu terus melangkah sampai akhirnya dia berhasil menempuh jarak yang memisahkan antara dirinya dengan lentera itu."Dimas?" Dayu memanggil nama adiknya begitu melihat wajah Dimas dibingkai cahaya lentera."Aku datang
Read more

Pertemuan Sebenarnya

"Kamu kelihatannya sudah sehat?" Leah menyapa Dayu yang berdiri memandangi halaman samping rumah sakit."Yah, aku merasa sudah benar-benar sehat sebenarnya. Terima kasih banyak atas semuanya, Leah!" Dayu menjawab lalu kembali memandang ke arah yang sama.Di balik dinding samping rumah sakit, seharusnya berdiri sebuah rumah yang Nala tempati bersama teman-teman sesama dokter koasnya. Dayu diam-diam berharap bisa melihat sosok lelaki itu meski hanya sepintas saja, meskipun di sisi lain dia juga tahu bahwa kemungkinan itu sangat kecil."Nah, jika kamu berharap bisa melihat dokter Nala dengan memperhatikan halaman, maka kamu tak akan melihatnya. Dokter Nala baru akan kembali ke rumah sakit ini besok, aku sudah mengkonfirmasinya!" Leah kembali berucap.Gadis berambut kemerahan itu meletakkan tangannya di atas pundak Dayu, memberi semangat pada saudarinya itu.Mendengar nama Nala disebut oleh Leah, Dayu langsung menoleh dan memandang wajah cantik Leah dengan mata berbinar.Leah sendiri ters
Read more

Gadis

Nala tersenyum.Senyum cowok itu masih manis dan lembut seperti apa yang Dayu ingat, dengan mata yang indah dan wajah yang teduh. Bahkan, meski ada kumpulan asap hitam tipis yang menyelimuti tubuhnya, sosok Nala yang akhirnya menapakkan kali keliar dari ruang penyimpanan jenazah itu tetap terlihat bersinar.Bagi Dayu, bunga-bunga imajiner seolah melar di sekitaran Nala dan butiran keemasan berjatuhan dari langit."Kamu terlihat sudah jauh lebih baik. Syukurlah!" Nala berucap dengan suaranya yang merdu.Dayu mengangguk dengan malu-malu, dia menunduk sampai dia melihat ada satu kaki lain yang berdiri di belakang Nala. Sepasang kaki tanpa alasa dengan kain batik yang menyelimuti sampai ke mata kaki. Dayu bisa melihat ada gelang kaki di pergelangan kaki kirinya.Keberadaan sosok itu entah mengapa membuat Dayu ragu untuk mengangkat wajahnya kembali."Tidak apa-apa, dia sama sekali tidak berniat buruk!" Nala berkata dengan tenang.Dayu melepas napas panjang lalu mengangkat wajahnya. Dia tak
Read more

Pertanyaan Kedua

Dayu memperhatikan sampai wanita itu melintas. Dia berjalan ke arah lorong yang hanya akan berakhir di ruang penyimpanan jenazah. Penampilannya sama sekali tak menunjukkan bahwa dia adalah seoramg dokter, perawat, tenaga medis atau pihak yang terkait dan diizinkan untuk memasuki ruangan itu secara bebas."Kak Dayu, ayo!" Dimas berucap.Dayu mengangguk dan kembali melangkah mengikuti ke mana adik lelakinya pergi. Setelah beberapa meter menjauh, Dayu menoleh dan dia mendapati bahwa wanita tadi berdiri diam di persimpangan, tak jauh dari kamar tempat para jenazah disimpan.Dayu kembali berjalan dan mencoba berpikir positif, mungkin saja wanita itu salah jalan atau memang anggota keluarganya ada yang meninggal di rumah sakot itu. Dia tak tahu dan tak bisa membaca apa yang ada dalam pikiran manusia."Apakah kamu tahu soal kematian mereka bertiga?" tanya Dayu pada Dimas setelah mereka mulai memasuki lorong-lorong yang ramai di antara deretan kamar pasien.Dimas mengangguk."Aku mendengarnya
Read more

Jalur Penyeberangan

"Danyang tidak mati, itu adalah fakta yang baik aku, kalian berdua, ataupun orang-orang yang mencoba mengambil keuntungan dari apa yang terjadi terima." Nala berucap, nadanya tenang, wajahnya juga tenang, tapi bagi Dayu dan Dimas yang mendengarnya, apa yang Nala katakan memberikan efek sama seperti petir di tengah malam yang tenang saat listrik mati.Dimas meneguk ludahnya sendiri dan tampak gugup. Dayu menoleh ke arah adiknya itu dan bisa melihat bagaimana Dimas terlihat menjadi gugup secara tiba-tiba, seolah dia baru saja menerima ancaman yang tak bisa dia atasi."Namun, hubungan antara kalian berdua dengan Danyang tidak lagi sama dengan sebelumnya. Jika sebelumnya, sangat mudah bagi Danyang untuk menemukan celah agar bisa mencelakaan kalian, maka sekarang tidak lagi. Hubungan antara pemangsa dan mangsanya sudah selesai, tapi bukan berarti Danyang tidak lagi ada di sekitar kita. Hanya saja, baik kita maupun Danyang tidak lagi berada dalam jalur yang sama, sehingga kita berdua tidak
Read more

Calon Danyang

"Apa maksud kamu dengan mengatakan bahwa gadis yang aku lihat tadi siang itu adalah bagian dari Danyang?" tanya Dayu, masih dengan wajah terkejutnya."Seperti yang sudah aku katakan dan kamu dengar, seorang dukun telah masuk ke wilayah Danyang dan mencoba untuk mengambil sesuatu dari sana, aku mencoba menggagalkan hal itu tapi aku hanya bisa membelokkan apa yang dia rencanakan. Jadi, sebagian dari Danyang yang berupa energi bebas itu kemudian memasuki dunia manusia ini dengan cara yang sama seperti saat kita memasuki dunia sebelah, dan akhirnya kamu bisa melihat dia dalam wujud seorang gadis." Nala menjelaskan dengan lebih terperinci."Jadi, gadis itu bisa dikatakan sebagai Danyang? Sebenarnya aku pertama kali melihatnya di depan kamar rawatku sebelum kita bertemu." Dayu kembali berucap. Suara bergetar karena mulai merasakan kekhawatiran.Bahkan jika dirinya dan keluarganya tidak lagi menyandang status sebagai tumbal bagi Danyang, tapi mendengar bahwa sosok gadis yang dia lihat adalah
Read more

Gadis Maya

Dayu meletakkan gawainya di kasur lalu segera meregangkan tubuhnya. Jiwa peneliti yang biasanya tidak muncul dalam dirinya kali ini sedang meluap ke permukaan. Begitu menemukan akun seorang gadis yang terlihat sangat mirip dengan gadis astral calon Danyang yang dia lihat berada di belakang Nala.Akun gadis itu tidak dikunci tapi memang dia tidak terlihat begitu aktif. Postingan terakhirnya adalah di awal bulan yang lalu, setelah itu tidak ada pergerakan sama sekali di sana.Dia gadia yang sangat cantik, dengan kulit sawo matang dan mata bulat yang berpencar cerah. Gaya perbakaian dan juga riasannya cocok dengan sosoknya. Dari gambaran postingannya, sepertinya dia adalah sosok yang tenang dan berwibawa.Postingan terakhirnya adalah tiga buah foto yang diakhiri dengan sebuah video pendek berdurasi dua puluh lima detik. Foto pertama menujukkan sebuah air terjun yang indah dan masih asri, lalu foto ke dua adalah foto gadis itu yang duduk santai di atas bebatuan, masih dengan latar belakan
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status