*Aku melanjutkan kisahku, kisah yang sudah lama, namun masih berada di halaman pertama. Menemani bayangku, kekuatanku, nekadku dan mimpiku, aku akan terus berada di rumah ini ... Bersama Eyang. Kala itu, rintangan silih berganti datang. Jika ada yang mencari-cari di mana letak inti segala masalahku, jangan cari itu di hari ini. Karena semuanya seperti slide video yang berulang-ulang kali terulang. Teror yang sebenarnya baru di mulai ....***Bang Oar.Suara lelaki itu terdengar entah dari mana. Aku menoleh ke anak tangga di mana Eyang masih berdiri bersama wajah-wajah baru lainnya. Kucari keberadaan Bang Oar tetapi tak ada. Sontak kuarahkan tubuhku, kembali ingin berlari dengan sekuat tenaga.Saat itulah, nadiku berhenti berdetak, sosok pocong sudah berdiri tak berjarak dari wajahku. Mungkin, tak ada bisa melukiskan bagaimana aku menghadapi situasi terumit di detik berikutnya. Saat aku dibius bau bangkai dari sekujur tubuhnya. Kafan yang sangat amis, belatung juga kaki seribu, sepert
Baca selengkapnya