Semua Bab Warisan Istriku yang Mengejutkan: Bab 151 - Bab 160

207 Bab

Fakta

Denny mengernyit, rasanya baru kali ini ada karyawan yang perduli kapan mereka harus bersih-bersih. Apalagi kebersihan biasanya akan dilakukan pagi hari supaya semua orang bekerja pada jam kerja yang sudah ditentukan. "Hmm, baiklah kalau begitu, tapi untuk besok, tetap kerjakan saja di pagi hari. Biarkan saya yang akan menjelaskan pada Pak Dika soal ini. Kasihan kalau kamu cuma bekerja sendirian sementara teman-temanmu sudah kembali pulang," terang Denny. "Baik, Pak." Lalu petugas kebersihan itu masuk dan membersihkan ruangan Dika. Sementara Denny hanya duduk mengawasi sebagai rasa simpati karena karyawan itu bekerja sendirian. Akhirnya petuga situ membawa tempat sampah yang sudah terisi penuh. "Sebentar, apakah ini sampah pada hari ini?" tanya Denny kemudian. "Benar, Pak. Ini sampah hari ini." 'Hmm, cukup banyak juga. Biar saya melihatnya sebentar." Meskipun karyawan itu terlihat bingung, ia tetap mematuhi perintah atasannya. Denny membuka kotak sampah dan membongkar isinya.
Baca selengkapnya

Amplop Surat

Dika semakin emosi dengan penuturan ayahnya yang tidak merasa bersalah. Ia sungguh yakin ibunya pastilah sangat menderita saat itu saat mendengar soal kasus di perusahaan."Sekarang aku sudah tau semua Pak, kalau bapak pernah berselingkuh dari ibu. Semua itu sudah tertulis di catatan perusahaan, jadi bapak ngaku aja kalau bapak memang pernah menyakiti ibu."Wirawan merasa terdesak, lalu ia membalas tatapan Dika."Kamu percaya dengan catatan kertas itu daripada ayahmu ini? Mana mungkin kamu bisa membuktikan kebenarannya. Aku sudah bekerja keras untuk kalian semua, dan sekarang kamu menuduhku dengan jahat?"Dika sedikit segan, ia tidak mungkin menutup mata soal perjuangan ayahnya dalam menghidupi mereka."Tapi Yah...""Tapi apa, ha? Seharusnya kamu fokus untuk mengeruk keuntungan dalam posisi kamu di perusahaan. Kamu malah terprovokasi dengan catatan yang nggak jelas. Andaikan itu terjadi,. semuanya itu cuma masalalu, yang ada di hadapan kamu adalah lebih penting sekarang. Mengerti?"Wi
Baca selengkapnya

Benci

Seketika ia terpana dengan nama Azrah yang juga tertera di dalam amplop tersebut. Sadarlah ia bahwa yang ditangannya adalah lembaran test DNA yang belum sempat Denny buka. Ia benar-benar melihat kenyataan bahwa Azrah memang darah daging Denny."Aah, jadi Mira benar-benar hamil anak Denny? Dia sungguh berharap Denny mengetahui semua ini? Untuk apa? Untuk menuntut pengakuan bahwa dia juga punya hak pembagian seperti cucuku yang lain?"Pemikiran Magdalena masih saja soal memperjuangkan hal itu, ia sungguh merasa cemburu atas kekayaan yang Mira miliki."Aku tidak bisa membiarkan ini. Biar saja Denny tidak tau soal DNA ini," lirihnya.Lalu iapun mengambil amplop tersebut dan membawanya pergi.Bagi Magdalena, ia sangat takut jika Denny mulai terfokus dengan kehidupannya sendiri. Magdalena merasa Denny haruslah terfokus kepada perusahaan dan keluarganya. Mira telah meninggalkan Denny bahkan setelah menikah lagi dengan Denny dan itu adalah alasan kuat untuk ia menganggap Mira bukan wanita bai
Baca selengkapnya

Rencana Pulang

"Siapa bilang aku benci? Dulu cuma nggak memahami saja siapa istri kamu itu. Setelah dipikir-pikir... dia nggak terlalu buruk," katanya sembari nyengir."Nggak terlalu buruk, Mas? Lalu, apa menurutmu kami kembali adalah jalan yang paling kamu dukung atau kamu tentang?" Lalu Denny menatap ibunya, "Bu, kalau Mira adalah istriku, dan Azrah adalah putraku, apa ibu tidak setuju?"Magdalena terdiam. Ia merasa malu dan bersalah dengan ucapan Denny barusan."Aku hampir saja menyerah untuk mengembalikan keluargaku dikarenakan semua sikap kalian. Dan sekarang kalian pasti senang karena Mira dan Azrah sudah menjauh dariku."Denny lama terdiam, pandangan matanya kosong ke depan. Ia sangat capek memikirkan segalanya sangat tidak kondusif."Aku lelah, Bu. Aku capek, Mas. Aku bingung harus berdiri di mana saat ini. Kalau aku bersama Mira, kalian berusaha memisahkan aku, dan kalau aku bersama kalian, putraku pasti menungguku."Magdalena makin terisak sedih dengan penuturan putranya. Selama ini, putra
Baca selengkapnya

Terluka

Dika datang ke kantornya dengan senyum ceria. Entahlah apa yang membuatnya begitu bahagia pagi ini. Terlebih lagi Dika sudah mendengar soal kabar burung rumah tangga Denny.Rumor itu mengatakan bahwa orang yang paling berpengaruh di perusahaan Denny adalah Mira istrinya dan sekarang sudah tidak pernah terlihat di perusahaan.Denny juga memberitahukan kalau Dika akan mendapatkan kenaikan gaji setelah bulan kedua berada di perusahaan itu, dan inilah saatnya ia bisa mengajukan kenaikan gaji tersebut."Mas Dika, kamu sumringah banget, memang mimpi ketemu bidadari ya, Mas," canda salah seorang pegawai yang duduk di lobi perusahaan."Hah, untuk apa bidadari, yang paling penting sekarang ini adalah kenyataan, bukan mimpi. Bagiku, ketemu sama kamu di dunia nyata lebih berarti bagiku," katanya menggombal, membuat gadis itu tersipu malu.Suasana hati Dika sudah sangat membaik, itu karena ia mendapat posisi basah di perusahaan itu.Selagi bercanda dengan gadis itu, Denny lewat dengan wajah ditek
Baca selengkapnya

Sampaikan Maaf

Kalau saja ia tidak berusaha ikut campur, bukankah mereka akan hancur bersama? Bukankah terlalu banyak yang dikorbankan hanya karena kata itu diabaikan?"Umi...menangis lagi?" suara kecil itu membuat Mira tersadar ada yang sedang memperhatikan. "Padahal kita sudah jauh di Kalimantan, tapi Umi masih saja menangis," gumamnya."Azrah...umi hanya lelah, capek dengan semua ini. Umi tidak tau harus bagaimana, Azrah. Apakah umi sungguh harus menyerah? Jika begitu adanya, kita akan kembali dari awal lagi, memulai segalanya tanpa berharap," lirihnya.Tentu saja Azrah tak mengerti soal apa yang dibicarakan Mira. Bocah itu hanya mendekap Mira tanpa berbicara. Akan tetapi Mira bisa merasakan kesedihan sang ibu yang masih menangis itu.Beberapa menit kemudian, suara ponsel Mira berdering lagi. Azrah bisa melihat nama yang tertera di sana. Ia hanya bingung apakah harus mengangkat atau hanya membiarkan saja sementara Mira dalam kondisi yang tidak baik."Umi, itu ayah, haruskah kita biarkan?"Mira me
Baca selengkapnya

Pesan

Agus semakin heran, dia pikir seharusnya suami istri harus saling tahu keadaan masing-masing, dan ini Denny bahkan tidak tahu dimana istri dan anaknya berada? Ada apa ini? Apa Mira memang minggat?"Maaf, Pak. Saya sungguh tidak tau di mana Mira berada. Selama ini kami cuma saling menghubungi lewat telepon. Saya samasekali tidak pernah bertanya soal itu, Pak."Denny meremas janggutnya, ia sedang berpikir kepada siapa ia akan bertanya di mana keberadaan Mira?"Kalau begitu, carilah cara supaya Mira bisa memberikan alamat surat. Kau bisa berpura-pura mengirim paket atau alasan apa saja yang membuatnya memberikan alamatnya. Bisa kan kamu melakukan itu? Jangan kuatir, aku akan memberikan imbalan besar untuk pekerjaan ini." Agus mendengar Denny terus memberikan janji manis jika Agus mau bekerja sama mengorek keterangan soal keberadaan Mira. Hanya saja ia samasekali tidak terpengaruh dan berwajah datar-datar saja tanpa ekspresi."Gimana Gus, kamu setuju bukan?""Uhmm, begini Pak...saya...ng
Baca selengkapnya

Agus Kembali

[ Andai aku bisa memperbaiki semua keadaan ini, menjadi seorang suami dan menjadi seorang ayah yang baik buat kalian, aku akan memulainya, oleh sebab itu tolong maafkan aku, Mira]Sesaat kemudian ia tertegun, memikirkan bagaimana ia mengungkapkan isi hatinya lebih banyak lagi. Ia ingin Mira mengerti bahwa ia bersungguh-sungguh dalam hal ini. "Apa ini sudah cukup?" katanya dan memastikan isi pesan tersebut sudah sesuai dengan tujuannya. Lalu iapun menekan icon kirim di layar. Ia akan menunggu apa yang akan dikatakan Mira setelah ia mengirim pesan tersebut. Ia ingin Mira menyambut isi hatinya dan memaafkan semua yang terjadi. Kepergian Mira sungguh membuat hatinya merasa sepi.Sementara Mira telah melupakan rasa sedih dan gundah di hatinya dengan banyak bersosialisasi dengan banyak teman di lingkungan tempat ia bertempat tinggal. Ia telan menonaktifkan ponselnya dengan alasan tidak ingin memperdalam rasa sakit di hatinya.Ia memiliki ponsel lain dan meninggalkan ponselnya yang menyimpa
Baca selengkapnya

Dua Orang Tamu

Agus menggaruk kepalanya yang tak gatal samasekali. Tadi dikatakan, ia dikembalikan di posisi semula adalah karena kinerjanya, bukan karena hal lain. Kenyataannya ia masih harus membantu Denny mengurusi soal Mira.Ya, seperti udang dibalik batu, kalau bukan karena hal itu Denny mungkin juga tak terlalu bersemangat untuk menawarkan sebuah posisi itu lagi. Ia samasekali tak yakin ini tak punya tujuan tertentu."Gus, kamu juga akan mendapatkan gaji yang lebih dariku, dan kamu akan dinobatkan sebagai karyawan dengan kredibilitas terbaik. Tentu saja, akan ada apresiasi dari perusahaan untuk karyawan teladan," ujarnya lagi melihat Agus hanya menanggapi dingin tawarannya. Padahal tawaran itu, siapa sih yang menolak? Agus mengangkat kepalanya, menatap ekspresi Denny yang berapi-api. Akan tetapi entah mengapa ia merasa iba dan kasihan."Pak Denny, kalau boleh saya bertanya, apa kesalahan terbesar pak Denny terhadap Mira?""Hah? Apa maksudmu?" Denny sedikit memiringkan kepalanya, memikirkan ap
Baca selengkapnya

Denny Jatuh Sakit

Akhirnya Mira bisa mendengar langsung kata-kata yang begitu menyesakkan dadanya itu. Setelah sekian lama ia menguji kesabarannya sendiri dan juga kesabaran seorang pria di hadapannya ini."Aku tau ini seolah memaksa, akan tetapi sebenarnya aku sudah tidak punya cara lain lagi yang bisa membuatmu yakin dengan apa yang kurasakan."Mira yang sejak tadi menunduk, mengangkat wajahnya menatap Denny sehingga pandangan mereka beradu. Sementara pria yang ada di samping Denny segera berdehem keras."Ekhem, apa aku bisa keluar sebentar? Aku butuh menghubungi seseorang," ujarnya membuat mereka berdua menoleh.Denny mengangguk dan membiarkan Faza keluar dari ruangan tersebut.Faza bernapas lega, bisa keluar dari suasana yang sangat canggung diantara mereka.Ia terpaksa melakukan semua ini, menunjukkan di mana Mira berada dikarenakan sangat iba melihat kondisi Denny.Tepatnya seminggu yang lalu, secara kebetulan ia bertemu dengan Denny di sebuah rumah sakit. Ia melihat Denny sedang di dorong di se
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
21
DMCA.com Protection Status