"Tunggu sebentar Hera, jika tidak keberatan, aku ingin bicara denganmu." Seketika pelipis Hera berdenyut mendengarnya. Sepertinya, hal yang sedari tadi ia takutkan, akan terjadi sebentar lagi.***"Kau baik-baik saja, mas?" Tanya Rahma sambil mengelus lembut punggung Yudha."Aku tak apa - apa.""Maaf, jika tadi aku bersikap tidak sopan, Rahma.""Tak apa, aku bisa mengerti. Menerima kenyataan ini memang terasa berat, namun setidaknya, semuanya sudah terungkap dan jelas sekarang." Rahma menyahut pelan."Entahlah, aku bingung. Kepalaku pusing. Di satu sisi aku menghormati Mbak Denisa yang selalu bersikap baik padaku, tapi di sisi lainnya, aku sangat marah pada Tante Hera," ungkap Yudha sambil memijat pelipisnya yang terasa berdenyut-denyut."Apa yang harus kulakukan, Rahma? memaafkannya? mungkin aku bisa melakukannya tapi untuk melupakan semua kejahatannya? Entahlah, aku tak sebaik itu."Mendengarnya, Rahma mengulas senyum, lalu menatap wajah Yudha lebih dekat."Memaafkan seseorang yang
Read more