"Isyana, aku tidak salah dengar? Kau menolakku? Apa alasannya?" Bagi Basel, penolakan adalah penghinaan. Mana ingin dia mendengar kalimat tersebut. Terlebih ini berasal dari mulut Isyana. Perempuan pilihannya yang sudah berhasil membuat dia menentang aturan keluarga."Ya karena aku merasa tidak cocok untuk kita menikah," ucap Isyana."Alasan macam apa? Kau belum merasakannya," sahut Basel tidak terima. "Kita selalu cocok dan satu visi misi. Ini pasti salah," lanjutanya yang masih saja ngotot ada yang salah."Apa aku harus menerimamu dulu, kalau tidak cocok di kemudian hari, kita bisa bercerai? Bukankah itu sama saja dengan mempermainkan pernikahan."Isyana menjawab dengan tenang. Tidak ingin terpancing dengan segala emosi yang dia tahan. Meski sangat ingin memakai Basel. "Untuk satu visi misi, aku rasa itu hanya masalah pekerjaan. Untuk pribadi kita sangat berbeda," terang Isyana lagi."Omong kosong. Kau pasti sedang jual mahal sekarang. Tenang saja–""Setidaknya berkata yang sopan
Baca selengkapnya