Share

63. Good job, Boy

Isyana seperti orang yang linglung. Di sana-sini, sepertinya hanya dia yang tidak tahu apa-apa.

Terlihat Asher dan juga Neneknya sedang membicarakan rahasia yang tidak dia ketahui.

Entah apa yang salah. Isyana ada di sana juga, tapi tidak diajak berdiskusi.

"Hallo Everyone! Saya masih di sini, loh!" ucap Isyana yang memilih menegur Asher mau pun Neneknya.

"Yang bilang kau ada di kandang kambing siapa, Isyana?" sahut Nenek Asma tanpa menoleh sedikitpun ke arah cucunya.

Visual Asher lebih baik. Sudah blasteran, tampan, dan gagah. Berbeda dengan Isyana yang kusut. Seperti tembok abstrak tidak berwarna. Menghilangkan gairah.

"Ish Nenek!"

Dengan hitungan ke tiga kali dua, Isyana menahan napas dan menyemburkan kesal dari pompa dadanya. Memang hidup sejak kecil dengan neneknya, tidak membuat dia terbiasa diabaikan seperti ini.

"Kau yang bicara atau Nenek aja, Ash?"

"Saya saja Nenek."

Nenek Asma mengangguk. Paham dengan bentuk privasi yang menyerang keduanya. Untung saja dia banyak belajar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status