Semua Bab Dewi Kultivator Langit: Bab 141 - Bab 150

177 Bab

141. BERTEMU SAKUNTALA DEWA

Kabut merah menyelimuti hutan itu seperti jubah tipis yang membungkus rahasia gelapnya. Daun-daun basah berembun, menggantungkan tetesan air yang seolah menunggu waktu untuk jatuh. Aroma tanah lembap bercampur wangi dedaunan liar menusuk hidung, membuat Xian Ling semakin waspada. Suara gemerisik ranting dan hembusan angin yang lembut terasa seperti bisikan hutan yang memperingatkan mereka untuk kembali. Namun, langkahnya tetap mantap.Putri Mahkota ini akhirnya memutuskan tidak akan kembali ke Istana Benua Timur dan melanjutkan perjalanannya ke Negeri Ching. Ia tidak ingin Selir Song Yin mencurigainya sehingga panik dan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan terhadap dirinya. Xian Ling juga belum memiliki bukti yang cukup untuk menuduh Selir Song Yin yang mencoba membunuhnya. Hanya ucapan dari Song Kang, pemimpin Laskar Kultivator Iblis yang telah tewas di tangannya. Tidaka kan ada yang percaya pada ucapannya termasuk Kaisar Xian Shen, karena SongYin bersikap sangat perhatian terhadap
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-27
Baca selengkapnya

142. JAMUAN ISTANA

Xian Ling melirik sekilas ke arah Sakuntala Dewa, memberikan isyarat halus agar tetap dalam penyamarannya. Cahaya obor yang berkedip-kedip di sepanjang lorong istana menyoroti wajahnya yang tetap tenang meskipun pikirannya penuh dengan kecurigaan. Jika penyamaran Sakuntala Dewa terbongkar, hukuman mati akan menjadi satu-satunya akhir, baik dari Kerajaan Ching maupun Kekaisaran Benua Timur.Di sisi lain, pengawal istana asli yang telah lama setia mendampinginya sejak kecil, kini berdiri dengan sikap hormat. Baginya, Putri Xian Ling bukan sekadar pemimpin, melainkan juga keluarga sehingga mereka menutup rahasia rapat-rapat tentang keberadaan Sakuntala.Sementara itu, Liu Mei menyusup ke dalam istana, mengikuti iring-iringan Raja Shang Fu dengan tatapan tajam yang menyimpan dendam. Dalam benaknya, wajah sang ayah yang marah karena kejadian sebelumnya masih terukir jelas.'Aku akan membalas perbuatanmu, putri miskin! Gara-gara kamu, ayahku sampai menamparku...'Senyum tipis menghiasi bibi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-28
Baca selengkapnya

143. TANTANGAN LIU MEI

Liu Mei berdiri di sana, dengan senyum sinis yang terpampang jelas di wajahnya. Sorot matanya penuh tantangan, sementara jari-jarinya mengepal kuat di sisi gaun merahnya yang mewah. Angin malam yang menyelinap masuk dari jendela aula membuat lilin-lilin bergoyang, memancarkan cahaya berkilauan yang seolah menari di wajah kedua wanita itu."Aku-Liu Mei menantangmu, Shui Ling!" seru Liu Mei dengan suara lantang, memecah kesunyian yang menggantung di udara. Matanya menatap langsung ke arah Putri Mahkota, penuh dengan rasa benci dan dendam yang terpendam sejak tamparan tadi. "Kau, yang katanya ahli pedang terhebat, berani tidak melawanku? Atau jangan-jangan kau hanya bisa bersembunyi di balik gelar dan statusmu?"Para tamu di aula saling bertukar pandang, gemuruh bisik-bisik mulai memenuhi ruangan. Raja Shang Fu tampak ingin bicara, tetapi ragu untuk mencampuri. Liu Shan, yang wajahnya kini penuh amarah dan rasa malu, hanya bisa menunduk, menggigit bibirnya hingga memerah. Ia tahu ini ada
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-28
Baca selengkapnya

144. KEANEHAN DI ISTANA

Malam itu, setelah pertempuran singkat dengan Liu Mei, Xian Ling duduk di kamarnya yang luas namun terasa dingin. Wangi dupa lembut tercium, tetapi tak cukup menenangkan pikirannya yang terus bergolak. Tirai sutra yang tergantung di jendela bergoyang lembut tertiup angin malam, memantulkan bayangan redup di lantai marmer. Namun, pikirannya tak pernah lepas dari satu pertanyaan besar baginya, mengapa Raja Shang Fu begitu bersikeras memintanya datang ke Kerajaan Ching?Di luar pintu, Sakuntala Dewa berdiri dalam diam, mengenakan jubah gelap yang membaur dengan kegelapan malam. Pendekar misterius itu selalu berada dalam bayang-bayang Xian Ling, bukan hanya sebagai pelindung, tetapi juga sebagai tangan yang akan bergerak jika ada bahaya yang mengancam. Ia sudah bersumpah setia akan menjaga dan melindungi Putri Xian Ling.Setelah memastikan semua pelayan istana sudah pergi, Sakuntala melangkah masuk ke kamar Xian Ling tanpa suara. Matanya yang tajam menatap Xian Ling dengan penuh arti, seb
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-28
Baca selengkapnya

145. MENGATUR STRATEGI

Paginya, Xian Ling memilih pakaian sederhana berwarna krem dengan sedikit bordir bunga teratai, sesuatu yang tampak anggun namun tidak mencolok. Ia tahu Raja Shang Fu menyukai wanita yang penuh sopan santun, dan pagi ini ia akan bermain peran sebagai keponakan yang penuh hormat.Saat ia memasuki ruang pertemuan pribadi Raja Shang Fu, wangi kayu cendana menyambutnya, bercampur dengan aroma teh hangat yang disiapkan di meja. Raja Shang Fu duduk di kursinya dengan sikap santai, jubah merahnya memancarkan wibawa seorang pemimpin, tetapi matanya tetap penuh perhitungan."Ah, Ling'er. Kau datang tepat waktu," ucapnya dengan senyum yang tampak hangat, meskipun Xian Ling tahu di balik senyuman itu ada sorotan tajam yang terus mengamatinya.Xian Ling membalas dengan senyuman kecil, melangkah anggun dan duduk di hadapannya. "Paman, kau sangat baik menjamuku dengan segala kemewahan ini. Tapi, terus terang, aku merasa tidak enak hati. Rasanya terlalu berlebihan hanya untukku."Raja Shang Fu terta
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-29
Baca selengkapnya

146. TANTANGAN XIAO YIN

Langit sore yang berwarna jingga keemasan menyelimuti taman bunga plum istana. Hembusan angin membawa wangi bunga yang lembut, sementara suara gemericik air dari kolam kecil di tengah taman menambah suasana yang menenangkan. Xian Ling melangkah anggun di antara bunga-bunga merah, mengikuti undangan Pangeran Shang Chi untuk menghadiri perjamuan kecil di paviliun taman.Saat ia tiba, sebuah pemandangan yang penuh ironi menyambutnya. Pangeran Shang Chi, dengan sikap santai namun penuh wibawa, duduk di tengah paviliun yang dihiasi lentera merah. Di sampingnya, seorang wanita muda dengan wajah menawan dan pakaian sutra berwarna ungu duduk sambil memetik guzheng—alat musik tradisional yang suara senarnya terdengar halus namun penuh kekuatan."Putri Shui Ling, selamat datang," sapa Shang Chi dengan senyum hangat. "Izinkan aku memperkenalkan Xiao Yin, salah satu seniman terbaik di Negeri Ching. Ia memiliki bakat luar biasa dalam musik dan puisi."Xian Ling mengangguk sopan, meskipun matanya m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-29
Baca selengkapnya

147. TANTANGAN UNTUK PUTRI MAHKOTA

Malam telah larut, tetapi Istana Ching tetap berdenyut dalam keheningan yang sarat rahasia. Angin dingin berembus melalui lorong-lorong panjang, membawa aroma dupa yang terbakar. Cahaya redup dari lentera-lentera kertas bergetar, menciptakan bayang-bayang yang menari di sepanjang dinding batu yang dingin. Di kejauhan, suara langkah kaki para pelayan terdengar samar, sesekali diiringi bisikan yang menyelinap dalam gelap.Di dalam kediamannya, Xian Ling duduk bersila di atas kasur sutra merah darah. Matanya terpejam, tetapi pikirannya terus berputar, menganalisis setiap detail pertemuannya dengan Pangeran Shang Chi dan Xiao Yin. Apakah perjamuan tadi benar-benar hanya sekadar hiburan, atau ada jebakan yang tersembunyi di balik keramahan itu?Tiba-tiba, suara halus terdengar. Pintu geser kayu meluncur perlahan, nyaris tanpa suara, namun Xian Ling tahu siapa yang datang bahkan sebelum melihatnya.“Sakuntala.”Dari bayangan, seorang pria bertubuh tegap muncul, jubah gelap membalut tubuhnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-30
Baca selengkapnya

148. SIASAT KOTOR LIU MEI

Xian Ling mengepalkan tangannya erat, merasakan dinginnya udara yang menyelusup ke dalam kulitnya. Jadi ini rencana mereka. Membuatnya bertarung, membiarkan dirinya terluka, atau lebih buruk… terbunuh di dalam arena. Napasnya tetap stabil, meskipun di dalam dadanya, gelombang amarah dan kewaspadaan saling bertarung.Namun, di wajahnya, tidak ada ketegangan yang terlihat. Sebaliknya, ia menampilkan senyum tipis, seolah tantangan ini hanyalah angin lalu.“Apa Raja Shang Fu mengetahuinya?” tanyanya, suaranya tenang tetapi penuh kehati-hatian.Di hadapannya, Shang Chi bersandar santai di kursinya, tangannya memainkan cawan emas berisi anggur merah. Ia tersenyum seakan semua ini hanyalah permainan kecil.“Tentu saja... apa kami berani mengujimu kalau belum mendapat persetujuan dari Ayah?” jawabnya dengan nada ringan.Xian Ling menatapnya tajam. Cahaya lilin di ruangan itu memantulkan bayangan samar di matanya yang tajam. Ternyata pamannya yang berpura-pura baik ini sedang menjebaknya di li
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-30
Baca selengkapnya

149. TURNAMEN GLADIATOR

Fajar menyingsing di atas Istana Ching, menyelimuti halaman luas yang telah disulap menjadi arena pertarungan. Bendera berkibar, genderang perang ditabuh, dan di atas tribun kehormatan, Raja Shang Fu duduk dengan anggun, didampingi oleh Perdana Menteri Liu Shan dan Pangeran Shang Chi.Xian Ling berdiri di tengah arena, mengenakan jubah tempur berwarna hitam dengan sulaman emas yang melambangkan statusnya. Mata para bangsawan dan rakyat tertuju padanya, sebagian menatap dengan rasa ingin tahu, sebagian lagi dengan harapan ia akan gagal.Di sudut tribun, Liu Mei tersenyum miring, puas melihat Putri Mahkota berdiri di tengah perangkap yang telah ia siapkan.Liu Mei akhirnya mengetahui jelas identitas Xian Ling, yang membuatnya lebih semangat untuk menyingkirkan Putri Mahkota ini."Hari ini akan menjadi akhir dari arogansimu, Xian Ling."Seorang jenderal tua berdiri di tengah arena, mengangkat tangan dan mengumumkan, "Turnamen gladiator kerajaan akan segera dimulai! Pertarungan ini akan m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

150. TANTANGAN XIAO YIN - II

Malam menyelimuti Istana Ching dengan keheningan yang menegangkan. Xian Ling berdiri di beranda kamarnya, memandang bulan yang menggantung rendah di langit. Hatinya masih berdegup cepat setelah pertarungan siang tadi. Itu bukan sekadar tantangan kekuatan, melainkan percobaan pembunuhan yang dikemas dalam turnamen kerajaan."Sakuntala, kau melihat sesuatu?" Xian Ling bertanya tanpa menoleh.Dari balik bayangan, Sakuntala Dewa muncul dengan langkah ringan. "Aku mengikuti Liu Mei setelah turnamen. Dia bertemu dengan seseorang yang mencurigakan di paviliun belakang. Seorang lelaki bertopeng. Dari cara bicaranya, ia tampak seperti orang yang biasa memberi perintah, bukan menerima."Xian Ling menyipitkan mata. "Itu berarti ada dalang di balik ini semua. Dan aku curiga bukan hanya Liu Mei yang terlibat."Sakuntala mengangguk. "Pangeran Shang Chi juga mencurigakan. Aku melihatnya berbicara diam-diam dengan Perdana Menteri Liu Shan setelah pertandingan. Wajahnya tampak tidak senang."Xian Ling
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
131415161718
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status