Home / Fantasi / Dewi Kultivator Langit / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Dewi Kultivator Langit: Chapter 131 - Chapter 140

177 Chapters

131. PUTRI MISKIN

Tabuhan genderang bergema memenuhi udara, mengiringi derap kaki pasukan khusus kerajaan yang berbaris rapi di sepanjang pelataran istana. Bendera kerajaan berkibar gagah, melambai-lambai diterpa angin sore. Liu Mei berdiri di antara para pejabat tinggi Negeri Ching, matanya menyipit penuh tanda tanya."Siapa sebenarnya Putri Shiu Ling itu?" pikirnya, kedua alisnya bertaut dengan rasa heran.Namun, ketika tirai tandu kerajaan tersingkap, keterkejutannya berubah menjadi cemoohan. Seorang wanita muda melangkah turun, mengenakan pakaian sederhana ala pendekar, tanpa perhiasan mewah atau jubah kebesaran seperti yang diharapkannya. Tidak ada emas berkilau, tidak ada permata yang menghiasi rambutnya. Wajahnya tenang, matanya tajam, namun bagi Liu Mei, tak ada secuil pun kemegahan seorang putri kerajaan dalam sosok itu."Hanya putri dari kerajaan miskin," gumamnya dengan nada meremehkan, bibirnya mencibir. "Aku kira putri dari kerajaan besar yang makmur. Apa yang dipikirkan Raja Shang Fu deng
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

132. RENCANA JAHAT SELIR

Langkah anggun Putri Xian Ling bergema di aula istana Kerajaan Ching. Seisi istana menatapnya dengan keterkejutan yang terselubung, bukan karena kedatangannya, tetapi karena penampilannya. Alih-alih mengenakan jubah keemasan yang menjuntai dengan bordiran naga megah, ia justru mengenakan pakaian pendekar sederhana—celana panjang dari kain kasar, atasan ketat yang memudahkan pergerakan, serta pedang yang tersampir di pinggangnya.Apa yang terjadi dalam perjalanan sang putri ke Negeri Ching? Untuk menemukan jawabannya, kita harus kembali lima hari sebelumnya, saat Putri Xian Ling mengajukan syarat kepada Kaisar Xian Shen.*****Malam telah turun ketika Putri Xian Ling meninggalkan Aula Istana, cahaya lentera berkelap-kelip di sepanjang lorong yang sunyi. Angin malam membawa aroma dupa istana yang khas, bercampur dengan kesunyian yang menggantung di udara. Namun, berbeda dengan sang putri yang melangkah menuju tempat peristirahatan, seseorang tengah menyelinap keluar dari istana dengan l
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

133. MELAYANI ZHEN KUI

"Ada apa, Song Yin? Apa Kau berubah pikiran?" tanya Zhen Kui sambil tertawa,"Akua kan melayanimu sekarang, tapi ingat janjimu! Kalau kau melanggarnya, aku akan memburumu dan membuatmu menderita lebih dari kematian!"Harga diri Song Yin merasa tercabik-cabik oleh permintaan Zhen kui, tapi demi anak yang dikandungnya, ia rela mengorbankan harga dirinya untuk melayani pria bejat ini."Aku selalu menepati janjiku, tapi layani aku dengan tulus seperti saat kita dahulu memadu kasih!" kata Zhen Kui sambil tertawa keras. "Aku tahu tempat yang bagus dan tersembunyi, ikuti aku!"Selir Song Yin masih tampak ragu-ragu untuk mengikuti langkah Zhen Kui. "Mau atau tidak?' kata pemuda ini mulai tidak sabar.Selir kaisar ini terpaksa melangkah dengan berat mengikuti langkah kaki Zhen Kui. Ia terpaksa harus menyingkirkan Putri Xian Ling agar semua rencananya sempurna. namun, melayani Zhen Kui bukanlah yang diharapkannya terjadi.*****Kamar penginapan yang disewa Zhen Kui juga bukanlah kamar yang mewa
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

134. PENYERGAPAN

Fajar merekah di langit timur, memancarkan semburat merah muda yang melukis cakrawala di atas Istana Benua Timur. Udara pagi masih sejuk, membawa aroma embun yang menyelimuti taman-taman istana. Di halaman depan, barisan prajurit berseragam biru tua berdiri tegak dalam formasi sempurna, tombak mereka berkilauan tertimpa sinar matahari yang mulai merayap naik. Suara lonceng istana menggema, memecah kesunyian pagi, mengumumkan momen perpisahan yang akan tercatat dalam sejarah.Putri Xian Ling berdiri anggun di depan kereta kuda yang dihiasi ukiran naga emas, simbol kemegahan dan kekuasaan. Gaun sutra putihnya dengan sulaman bunga plum berpendar lembut di bawah cahaya pagi, setiap helaian kain bergerak mengikuti hembusan angin. Rambut hitamnya disanggul tinggi, dihiasi tusuk konde giok yang berkilauan. Sorot matanya dingin dan tajam, menatap lurus ke depan tanpa sedikit pun memperlihatkan getaran emosi.Di seberangnya, Kaisar Xian Shen berdiri dengan jubah merah menyala, pancaran warna y
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

135. BANDIT HUTAN KABUT MERAH

Gemerisik halus dari semak-semak tiba-tiba terdengar di antara keheningan. Daun-daun bergerak seakan disentuh tangan tak terlihat. Seekor burung gagak melesat dari cabang, kepak sayapnya menciptakan bayangan di tanah yang berlumur kabut. Pekikannya tajam, melengking di udara, mengirimkan getaran ketidaknyamanan yang merayap di sepanjang tulang belakang Xian Ling.Sebelum perasaan gelisahnya sempat menemukan bentuk, bayangan-bayangan berkelebat di balik pepohonan. Dari dalam kegelapan hutan, puluhan sosok berjubah hitam menerjang. Gerakan mereka cepat, nyaris seperti angin yang menelusup di sela-sela dedaunan. Mata mereka berkilat liar di bawah kain gelap yang menutupi wajah mereka.Bandit Hutan kabut Merah yang terkenal kejam muncul menghadang kereta kuda Putri Xian Ling. Bandit ini terkenal suka membunuh korban perampokan setelah seluruh harta bendanya diambil paksa."Serangan! Kita disergap!" suara seorang prajurit meledak di udara, pedangnya sudah terhunus, berkilauan diterpa cahay
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

136. LASKAR KULTIVATOR IBLIS

Derap langkah kuda menggema di antara pepohonan tinggi yang diselimuti kabut merah pekat. Hutan itu seolah menelan cahaya, menciptakan suasana mencekam yang semakin mencengkeram hati Xian Ling. Di dalam kereta kuda, ia merapatkan mantel sutranya, berusaha menenangkan gemuruh di dadanya. Sepanjang perjalanan, ia meyakinkan dirinya bahwa para penunggang kuda di luar adalah prajurit Kerajaan Ching yang datang menyelamatkannya. Namun, harapan itu hancur seketika saat pria yang mengaku sebagai Pangeran Shang Chi menyingkap selubung kebohongannya.Song Kang, demikian nama aslinya. Dengan senyum miring penuh kemenangan, ia berdiri di hadapan pintu kereta, menatap Xian Ling yang masih berjongkok di dalam. Angin membawa bau tanah lembab dan asap samar dari obor yang dipegang oleh anak buahnya, menerangi wajah pria itu yang kini terlihat lebih mengerikan alih-alih mengagumkan seperti sebelumnya."Maafkan aku, Putri Mahkota, telah menipu harapanmu," ucapnya, suaranya rendah dan penuh ejekan. "Pa
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

137. MELARIKAN DIRI

Xian Ling menerobos masuk lebih dalam menuju hutan yang tidak pernah dilalui siapapun, langkahnya terhuyung di antara akar-akar pohon yang mencuat dari tanah basah. Napasnya memburu, dadanya naik turun dengan cepat sementara keringat bercampur dengan darah di kulitnya. Jubah bangsawannya yang panjang dan berat terasa seperti rantai yang menghambat gerakannya. Dengan gerakan putus asa, ia merobek bagian bawah kain itu, menyisakan pakaian dalam yang lebih ringan. Namun, angin malam yang menusuk membuatnya menggigil.Di belakangnya, suara derap kaki para pengejarnya semakin dekat. Teriakan mereka menggema di antara pepohonan, menciptakan gema mengerikan yang membuat jantung Xian Ling berdebar makin kencang. Mata kuning kehijauan mereka bersinar di antara kegelapan, tanda bahwa para pengejar dari Laskar Kultivator Iblis semakin dekat."Dia tidak akan bisa lari jauh! Cari di setiap sudut hutan ini!" teriak salah satu dari mereka.Xian Ling menggertakkan giginya, memaksa tubuhnya untuk teru
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

138. MENEROBOS RANAH GOLDEN CORE

Xian Ling berusaha keras menahan napas di dalam lubang akar pohon raksasa. Tubuhnya gemetar bukan hanya karena dinginnya malam, tetapi juga racun yang terus merambat dalam nadinya. Pengejarnya masih mencari, suara langkah mereka bergema di atas tanah. Namun, energi kultivasi Xian Ling yang lemah membuatnya sulit mengontrol aura tubuhnya agar tidak terdeteksi.“Dia pasti di dekat sini!” seru salah satu kultivator iblis.Mata Xian Ling memejam, mencoba mengatur fokusnya. Di saat terpojok seperti ini, ia tidak memiliki pilihan lain selain mencoba sesuatu yang nekat. Ia mengambil napas panjang, lalu menyentuh permukaan akar pohon yang terasa dingin dan kasar. Sebuah ide liar muncul di pikirannya. Lubang pohon tempat ia bersembunyi ini terasa tidak biasa. Ada semacam energi kuno yang berdenyut lemah di dalamnya, seperti napas makhluk yang tertidur."Apa ini?" gumamnya dalam hati.Ia tidak punya waktu untuk menganalisis lebih jauh. Dengan kondisi putus asa, ia duduk bersila meski tubuhnya t
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

139. MENGHABISI SONG KANG

Xian Ling berdiri di tengah Hutan Kabut Merah, tempat yang sebelumnya menjadi medan kematian baginya, kini menjadi saksi kebangkitannya. Cahaya keemasan yang mengelilinginya perlahan memudar, tetapi auranya tetap memancar kuat. Hutan yang tadi terasa penuh dengan ancaman kini sunyi senyap, seolah tunduk pada kekuatan barunya.Di kejauhan, gema suara Song Kang terdengar. Ia sedang berbicara dengan para kultivator iblis yang tersisa, memerintah mereka untuk terus mencari Xian Ling. Namun, suara sombongnya kini terdengar seperti undangan maut di telinga Xian Ling."Semuanya sia-sia!" teriak Song Kang dengan tawa liciknya. "Bahkan jika dia lolos malam ini, racunku akan menghabisinya perlahan. Dia takkan bisa kembali!"Xian Ling mengepalkan tangannya. Wajahnya dingin seperti es, tetapi matanya menyala dengan semangat membara. Ia menggerakkan jemarinya, menciptakan segel di udara. Dalam sekejap, langit di atas hutan berubah gelap, dan badai energi mulai berputar. Angin berdesir tajam, memba
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

140. PUTRI MAHKOTA MENJADI PENDEKAR

Angin dingin berhembus di Hutan Kabut Merah, membawa bau kematian yang masih segar. Di bawah sinar bulan yang samar, Xian Ling berdiri di antara mayat-mayat para kultivator iblis. Wajahnya dingin dan tegas, mencerminkan kebangkitan yang baru saja ia alami. Dengan gerakan lembut, ia melepaskan sisa-sisa jubah compang-campingnya, lalu merogoh tas kecil yang tersembunyi di balik pakaian dalamnya.Dari dalam tas itu, ia mengeluarkan pakaian pendekar yang telah ia persiapkan sebelumnya—jubah hitam yang ringan dengan bordir emas di bagian kerah, ikat pinggang kulit yang kokoh, dan sepatu perjalanan. Ia mengenakan pakaian itu dengan cekatan, mengganti auranya yang sebelumnya seperti bangsawan yang lemah menjadi seorang pendekar tangguh yang tak mengenal rasa takut.Saat mengenakan ikat pinggangnya, matanya melirik kepala Song Kang yang tergeletak di tanah. Ia mendekatinya, lalu dengan gerakan tajam, menusukkan pedang energinya ke batang pohon besar. Ia menggantung kepala Song Kang di sana, m
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
18
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status