Home / Fantasi / Dewi Kultivator Langit / 131. PUTRI MISKIN

Share

131. PUTRI MISKIN

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2025-01-24 22:47:21

Tabuhan genderang bergema memenuhi udara, mengiringi derap kaki pasukan khusus kerajaan yang berbaris rapi di sepanjang pelataran istana. Bendera kerajaan berkibar gagah, melambai-lambai diterpa angin sore. Liu Mei berdiri di antara para pejabat tinggi Negeri Ching, matanya menyipit penuh tanda tanya.

"Siapa sebenarnya Putri Shiu Ling itu?" pikirnya, kedua alisnya bertaut dengan rasa heran.

Namun, ketika tirai tandu kerajaan tersingkap, keterkejutannya berubah menjadi cemoohan. Seorang wanita muda melangkah turun, mengenakan pakaian sederhana ala pendekar, tanpa perhiasan mewah atau jubah kebesaran seperti yang diharapkannya. Tidak ada emas berkilau, tidak ada permata yang menghiasi rambutnya. Wajahnya tenang, matanya tajam, namun bagi Liu Mei, tak ada secuil pun kemegahan seorang putri kerajaan dalam sosok itu.

"Hanya putri dari kerajaan miskin," gumamnya dengan nada meremehkan, bibirnya mencibir. "Aku kira putri dari kerajaan besar yang makmur. Apa yang dipikirkan Raja Shang Fu deng
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin mantap
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dewi Kultivator Langit   132. RENCANA JAHAT SELIR

    Langkah anggun Putri Xian Ling bergema di aula istana Kerajaan Ching. Seisi istana menatapnya dengan keterkejutan yang terselubung, bukan karena kedatangannya, tetapi karena penampilannya. Alih-alih mengenakan jubah keemasan yang menjuntai dengan bordiran naga megah, ia justru mengenakan pakaian pendekar sederhana—celana panjang dari kain kasar, atasan ketat yang memudahkan pergerakan, serta pedang yang tersampir di pinggangnya.Apa yang terjadi dalam perjalanan sang putri ke Negeri Ching? Untuk menemukan jawabannya, kita harus kembali lima hari sebelumnya, saat Putri Xian Ling mengajukan syarat kepada Kaisar Xian Shen.*****Malam telah turun ketika Putri Xian Ling meninggalkan Aula Istana, cahaya lentera berkelap-kelip di sepanjang lorong yang sunyi. Angin malam membawa aroma dupa istana yang khas, bercampur dengan kesunyian yang menggantung di udara. Namun, berbeda dengan sang putri yang melangkah menuju tempat peristirahatan, seseorang tengah menyelinap keluar dari istana dengan l

    Last Updated : 2025-01-25
  • Dewi Kultivator Langit   133. MELAYANI ZHEN KUI

    "Ada apa, Song Yin? Apa Kau berubah pikiran?" tanya Zhen Kui sambil tertawa,"Akua kan melayanimu sekarang, tapi ingat janjimu! Kalau kau melanggarnya, aku akan memburumu dan membuatmu menderita lebih dari kematian!"Harga diri Song Yin merasa tercabik-cabik oleh permintaan Zhen kui, tapi demi anak yang dikandungnya, ia rela mengorbankan harga dirinya untuk melayani pria bejat ini."Aku selalu menepati janjiku, tapi layani aku dengan tulus seperti saat kita dahulu memadu kasih!" kata Zhen Kui sambil tertawa keras. "Aku tahu tempat yang bagus dan tersembunyi, ikuti aku!"Selir Song Yin masih tampak ragu-ragu untuk mengikuti langkah Zhen Kui. "Mau atau tidak?' kata pemuda ini mulai tidak sabar.Selir kaisar ini terpaksa melangkah dengan berat mengikuti langkah kaki Zhen Kui. Ia terpaksa harus menyingkirkan Putri Xian Ling agar semua rencananya sempurna. namun, melayani Zhen Kui bukanlah yang diharapkannya terjadi.*****Kamar penginapan yang disewa Zhen Kui juga bukanlah kamar yang mewa

    Last Updated : 2025-01-25
  • Dewi Kultivator Langit   134. PENYERGAPAN

    Fajar merekah di langit timur, memancarkan semburat merah muda yang melukis cakrawala di atas Istana Benua Timur. Udara pagi masih sejuk, membawa aroma embun yang menyelimuti taman-taman istana. Di halaman depan, barisan prajurit berseragam biru tua berdiri tegak dalam formasi sempurna, tombak mereka berkilauan tertimpa sinar matahari yang mulai merayap naik. Suara lonceng istana menggema, memecah kesunyian pagi, mengumumkan momen perpisahan yang akan tercatat dalam sejarah.Putri Xian Ling berdiri anggun di depan kereta kuda yang dihiasi ukiran naga emas, simbol kemegahan dan kekuasaan. Gaun sutra putihnya dengan sulaman bunga plum berpendar lembut di bawah cahaya pagi, setiap helaian kain bergerak mengikuti hembusan angin. Rambut hitamnya disanggul tinggi, dihiasi tusuk konde giok yang berkilauan. Sorot matanya dingin dan tajam, menatap lurus ke depan tanpa sedikit pun memperlihatkan getaran emosi.Di seberangnya, Kaisar Xian Shen berdiri dengan jubah merah menyala, pancaran warna y

    Last Updated : 2025-01-25
  • Dewi Kultivator Langit   135. BANDIT HUTAN KABUT MERAH

    Gemerisik halus dari semak-semak tiba-tiba terdengar di antara keheningan. Daun-daun bergerak seakan disentuh tangan tak terlihat. Seekor burung gagak melesat dari cabang, kepak sayapnya menciptakan bayangan di tanah yang berlumur kabut. Pekikannya tajam, melengking di udara, mengirimkan getaran ketidaknyamanan yang merayap di sepanjang tulang belakang Xian Ling.Sebelum perasaan gelisahnya sempat menemukan bentuk, bayangan-bayangan berkelebat di balik pepohonan. Dari dalam kegelapan hutan, puluhan sosok berjubah hitam menerjang. Gerakan mereka cepat, nyaris seperti angin yang menelusup di sela-sela dedaunan. Mata mereka berkilat liar di bawah kain gelap yang menutupi wajah mereka.Bandit Hutan kabut Merah yang terkenal kejam muncul menghadang kereta kuda Putri Xian Ling. Bandit ini terkenal suka membunuh korban perampokan setelah seluruh harta bendanya diambil paksa."Serangan! Kita disergap!" suara seorang prajurit meledak di udara, pedangnya sudah terhunus, berkilauan diterpa cahay

    Last Updated : 2025-01-25
  • Dewi Kultivator Langit   136. LASKAR KULTIVATOR IBLIS

    Derap langkah kuda menggema di antara pepohonan tinggi yang diselimuti kabut merah pekat. Hutan itu seolah menelan cahaya, menciptakan suasana mencekam yang semakin mencengkeram hati Xian Ling. Di dalam kereta kuda, ia merapatkan mantel sutranya, berusaha menenangkan gemuruh di dadanya. Sepanjang perjalanan, ia meyakinkan dirinya bahwa para penunggang kuda di luar adalah prajurit Kerajaan Ching yang datang menyelamatkannya. Namun, harapan itu hancur seketika saat pria yang mengaku sebagai Pangeran Shang Chi menyingkap selubung kebohongannya.Song Kang, demikian nama aslinya. Dengan senyum miring penuh kemenangan, ia berdiri di hadapan pintu kereta, menatap Xian Ling yang masih berjongkok di dalam. Angin membawa bau tanah lembab dan asap samar dari obor yang dipegang oleh anak buahnya, menerangi wajah pria itu yang kini terlihat lebih mengerikan alih-alih mengagumkan seperti sebelumnya."Maafkan aku, Putri Mahkota, telah menipu harapanmu," ucapnya, suaranya rendah dan penuh ejekan. "Pa

    Last Updated : 2025-01-25
  • Dewi Kultivator Langit   137. MELARIKAN DIRI

    Xian Ling menerobos masuk lebih dalam menuju hutan yang tidak pernah dilalui siapapun, langkahnya terhuyung di antara akar-akar pohon yang mencuat dari tanah basah. Napasnya memburu, dadanya naik turun dengan cepat sementara keringat bercampur dengan darah di kulitnya. Jubah bangsawannya yang panjang dan berat terasa seperti rantai yang menghambat gerakannya. Dengan gerakan putus asa, ia merobek bagian bawah kain itu, menyisakan pakaian dalam yang lebih ringan. Namun, angin malam yang menusuk membuatnya menggigil.Di belakangnya, suara derap kaki para pengejarnya semakin dekat. Teriakan mereka menggema di antara pepohonan, menciptakan gema mengerikan yang membuat jantung Xian Ling berdebar makin kencang. Mata kuning kehijauan mereka bersinar di antara kegelapan, tanda bahwa para pengejar dari Laskar Kultivator Iblis semakin dekat."Dia tidak akan bisa lari jauh! Cari di setiap sudut hutan ini!" teriak salah satu dari mereka.Xian Ling menggertakkan giginya, memaksa tubuhnya untuk teru

    Last Updated : 2025-01-26
  • Dewi Kultivator Langit   138. MENEROBOS RANAH GOLDEN CORE

    Xian Ling berusaha keras menahan napas di dalam lubang akar pohon raksasa. Tubuhnya gemetar bukan hanya karena dinginnya malam, tetapi juga racun yang terus merambat dalam nadinya. Pengejarnya masih mencari, suara langkah mereka bergema di atas tanah. Namun, energi kultivasi Xian Ling yang lemah membuatnya sulit mengontrol aura tubuhnya agar tidak terdeteksi.“Dia pasti di dekat sini!” seru salah satu kultivator iblis.Mata Xian Ling memejam, mencoba mengatur fokusnya. Di saat terpojok seperti ini, ia tidak memiliki pilihan lain selain mencoba sesuatu yang nekat. Ia mengambil napas panjang, lalu menyentuh permukaan akar pohon yang terasa dingin dan kasar. Sebuah ide liar muncul di pikirannya. Lubang pohon tempat ia bersembunyi ini terasa tidak biasa. Ada semacam energi kuno yang berdenyut lemah di dalamnya, seperti napas makhluk yang tertidur."Apa ini?" gumamnya dalam hati.Ia tidak punya waktu untuk menganalisis lebih jauh. Dengan kondisi putus asa, ia duduk bersila meski tubuhnya t

    Last Updated : 2025-01-26
  • Dewi Kultivator Langit   139. MENGHABISI SONG KANG

    Xian Ling berdiri di tengah Hutan Kabut Merah, tempat yang sebelumnya menjadi medan kematian baginya, kini menjadi saksi kebangkitannya. Cahaya keemasan yang mengelilinginya perlahan memudar, tetapi auranya tetap memancar kuat. Hutan yang tadi terasa penuh dengan ancaman kini sunyi senyap, seolah tunduk pada kekuatan barunya.Di kejauhan, gema suara Song Kang terdengar. Ia sedang berbicara dengan para kultivator iblis yang tersisa, memerintah mereka untuk terus mencari Xian Ling. Namun, suara sombongnya kini terdengar seperti undangan maut di telinga Xian Ling."Semuanya sia-sia!" teriak Song Kang dengan tawa liciknya. "Bahkan jika dia lolos malam ini, racunku akan menghabisinya perlahan. Dia takkan bisa kembali!"Xian Ling mengepalkan tangannya. Wajahnya dingin seperti es, tetapi matanya menyala dengan semangat membara. Ia menggerakkan jemarinya, menciptakan segel di udara. Dalam sekejap, langit di atas hutan berubah gelap, dan badai energi mulai berputar. Angin berdesir tajam, memba

    Last Updated : 2025-01-26

Latest chapter

  • Dewi Kultivator Langit   ENDING

    Kaisar Xian Shen berdiri di balkon istananya, memandang luas ke arah cakrawala Benua Timur yang terbentang di hadapannya. Angin sepoi-sepoi membawa aroma tanah dan dedaunan, namun hatinya bergolak dengan amarah yang membara. Para raja di bawah kekuasaannya telah mengabaikan panggilannya untuk bersatu dalam pertempuran penting, meninggalkan kekaisaran dalam keadaan rentan.Raja-raja ini lebih mementingkan wilayahnya sendiri dan menolak untuk mengirim pasukan ke East City untuk meredam invasi dai Necromancer beserta asukannya yang ingin menghancurkan Dinasti Xian."Bagaimana mungkin mereka berani mengkhianati kepercayaan dan sumpah setia mereka?" gumamnya dengan suara bergetar, tinjunya mengepal erat hingga buku-buku jarinya memutih.Dengan tekad yang tak tergoyahkan, Kaisar Xian Shen memerintahkan pengerahan pasukan besar untuk menaklukkan semua kerajaan yang membangkang. Satu per satu, kerajaan-kerajaan itu ditundukkan dan diubah menjadi distrik provinsi yang langsung berada di bawah

  • Dewi Kultivator Langit   176. PERTEMPURAN AKBAR BENUA TIMUR - II

    Awan kelam menggulung di langit malam, kilatan petir menyambar tanpa ampun, menerangi medan pertempuran yang dipenuhi jeritan dan denting senjata. Di tengah kekacauan itu, Necromancer Agung melangkah maju, jubah hitamnya berkibar liar, mengeluarkan semburan energi gelap yang membangkitkan pasukan mayat hidup dengan rintihan mengerikan.Kaisar Xian Shen berdiri di garis depan, matanya menatap tajam ke arah musuh. "Pasukan Dinasti Xian, jangan gentar! Pertahankan tanah air kita!" serunya, suaranya menggema di antara deru pertempuran.Di sampingnya, Panglima Xian Heng menghunus pedangnya, kilauan tajam memantulkan cahaya petir. "Majulah! Hancurkan mereka!" teriaknya, memimpin serangan langsung ke barisan mayat hidup.Sun Wu Long, dengan pedang spiritualnya, mengeluarkan mantra api yang membakar musuh-musuhnya menjadi abu. "Kekuatan elemen akan membersihkan kegelapan ini!" katanya, semburan api memancar dari tongkatnya, menerangi medan perang.Sakuntala Dewa, dengan gerakan anggun, memang

  • Dewi Kultivator Langit   175. PERTEMPURAN AKBAR BENUA TIMUR

    Gong perang berdentang nyaring, suaranya menggema hingga ke sudut-sudut Pelabuhan East City. Di bawah langit yang mulai gelap, ribuan prajurit Dinasti Xian bergegas mengenakan baju zirah yang berkilauan di bawah cahaya obor. Mereka membentuk barisan kokoh di sepanjang tembok kota, tombak-tombak terangkat tinggi, busur-busur siap dengan anak panah yang mengarah ke cakrawala, sementara katapel raksasa diisi dengan batu-batu besar yang dilumuri minyak, siap dilemparkan.Di atas mereka, Naga Vikrama melayang gagah, sayapnya yang luas membelah angin malam. Raungannya menggetarkan hati, mata tajamnya memantau setiap gerakan di bawah.Di kejauhan, pasukan Kegelapan mulai tampak seperti gelombang hitam yang mendekat. Barisan Orc dengan armor berat berderap maju, langkah mereka mengguncang tanah. Di samping mereka, Dark Dwarf mengoperasikan mesin perang besar—menara pengepung dan katapel raksasa yang mampu meruntuhkan tembok dalam satu serangan. Para Necromancer berjubah hitam mengangkat tanga

  • Dewi Kultivator Langit   174. KRISIS DI BENUA TIMUR

    Langit di atas Pelabuhan East City mendadak gelap. Awan hitam pekat bergulung-gulung, seakan-akan hendak menelan kota dalam kegelapan abadi. Angin kencang berdesir tajam, menerbangkan debu dan menerjang ombak hingga membantingnya ke tebing-tebing batu dengan suara gemuruh. Para penjaga di menara pengawas, yang tadinya berjaga dengan santai, kini menegang. Salah satu dari mereka nyaris menjatuhkan tombaknya saat melihat bayangan besar melayang di antara awan."NAGA!" teriak seorang prajurit dengan suara melengking, segera meraih palu besar dan membunyikan lonceng tanda bahaya. Dentang logamnya menggema ke seluruh pelabuhan, mengguncang ketenangan kota ini.Di atas punggung Naga Vikrama, Xian Ling berdiri dengan gagah. Rambut panjangnya menari liar ditiup angin, sementara jubah putihnya berkibar seperti bendera perang yang mengancam. Matanya menyala penuh keyakinan. Di belakangnya, Sakuntala Dewa dan Sun Wu Long duduk waspada, jari-jari mereka sudah menggenggam gagang senjata, siap mena

  • Dewi Kultivator Langit   173. KABAR BURUK DARI BENUA TIMUR

    Pertempuran di Lembah Iblis benar-benar di luar dugaan Xian Ling. Angin dingin menyapu lembah, membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang gugur. Suara dentingan senjata dan teriakan pertempuran masih terngiang di telinganya. Xian Ling berdiri di tengah medan yang porak-poranda, napasnya tersengal, sementara matanya menyapu sekeliling dengan penuh kewaspadaan.Ia tidak berhasil mendapatkan informasi mengenai Mahasura Arya, Pendekar Dewa Naga yang diyakini oleh Kitab Nirvana Surgawi mampu menyelamatkan Benua Timur dari kehancuran. Kekecewaan menyelimuti hatinya, seperti kabut tebal yang menutupi pandangannya.Bahkan, ia juga tidak mengetahui mengapa Qirani dan Qirana terjerumus ke dalam kegelapan dan menentangnya, padahal ia sama sekali belum pernah bertemu dengan pemimpin Lembah Iblis ini. Pengkhianatan mereka menusuk hatinya lebih dalam daripada luka fisik yang ia derita."Tuan Putri, apakah kita akan melanjutkan perjalanan kita di Benua Selatan ini?" tanya Sun Wu Long, suaranya penu

  • Dewi Kultivator Langit   172. AKHIR PERTEMPURAN

    Sakuntala dan Sun Wu Long yang dikepung oleh puluhan murid Perguruan Lembah Iblis mulai merasakan kesulitan menghadapi mereka. Sakuntala memutar tongkatnya dengan kecepatan luar biasa, menciptakan badai angin yang menghantam musuh-musuhnya, melempar mereka ke segala arah. Sun Wu Long bergerak seperti bayangan, pedangnya menari-nari, memotong setiap lawan yang mendekat dengan presisi mematikan.Tiba-tiba, dari balik kabut tebal yang menyelimuti medan pertempuran, muncul sosok tinggi dengan aura gelap yang menakutkan. Dia adalah Panglima Kegelapan, tangan kanan Qirana, yang dikenal karena kekejamannya. Dengan satu gerakan tangan, dia memanggil makhluk-makhluk bayangan yang langsung menyerbu ke arah Sakuntala dan Sun Wu Long.Sakuntala mengerutkan kening, menyadari ancaman baru ini. "Wu Long, kita harus bekerja sama untuk mengalahkannya!" Sun Wu Long mengangguk, dan mereka berdua bergerak serentak, menyerang Panglima Kegelapan dengan kombinasi serangan yang terkoordinasi. Namun, Panglima

  • Dewi Kultivator Langit   171. PERTEMPURAN DI LEMBAH IBLIS

    Xian Ling meluncur ke udara, tubuhnya berputar seperti bidadari yang berputar turun dari kahyangan, pedangnya berkilau saat menyapu gelombang energi hitam yang dilemparkan Qirana. Dentuman keras menggelegar, menggetarkan tanah di bawah mereka, seakan seluruh lembah bergetar dalam gemuruh kekuatan yang saling bertabrakan. Getaran itu merembet hingga ke tulang, mengusik kedamaian yang hanya ada dalam sekejap sebelum kekuatan itu menghancurkan segalanya.Qirana melesat ke samping, tubuhnya membengkok dalam kecepatan luar biasa, lengan kirinya bergerak dengan gesit, menciptakan lingkaran cahaya hitam yang menyelimuti tangannya. Dengan satu gerakan cepat, lingkaran tersebut berubah menjadi pedang energi yang berkilau tajam, siap meluncur menembus langit.“Kau hanya mengulur waktu, Xian Ling!” seru Qirana, suaranya penuh ejekan, terdengar seperti suara angin dingin yang berbisik. Senyumannya terlukis sinis di wajahnya, seakan kemenangan sudah ada di ujung jari. “Sejak Mahasura menghilang, k

  • Dewi Kultivator Langit   170. LEMBAH IBLIS

    Angin kencang bertiup membuat pakaian mereka berkibar-kibar. Langit yang kelam seakan menelan cahaya matahari, menciptakan bayangan-bayangan mencekam di antara pepohonan yang melingkupi Desa Naga. Aroma tanah basah bercampur bau logam menyelubungi udara, menambah kesan bahwa akan ada kejadian yang buruk di tempat tujua mereka."Apa kita tetap akan masuk ke Lembah Iblis, Tuan Putri?" tanya Sakuntala, suaranya mengandung kegelisahan. Mata tajamnya memandang jauh ke depan tempat Lembah Iblis berada, seolah-olah mengawasi mereka dari kejauhan. Ia merasa bahwa pencarian Pendekar Dewa Naga ini hanya akan membawa mereka ke jalan buntu. Namun, membawa pulang Naga Vikrama adalah keuntungan besar bagi Benua Timur.Xian Ling menoleh, sorot matanya tegas. "Aku harus mengetahui nasib Pendekar Dewa Naga. Ramalan Artie hanya menyebutkan bahwa Mahasura Arya akan berperan penting dalam menyelamatkan Benua Timur dari kehancuran. Aku sengaja menyimpan ramalan ini agar kerajaan-kerajaan di bawah Kekaisar

  • Dewi Kultivator Langit   169. NAGA VIKRAMA

    Ki Seno menggelengkan kepalanya perlahan. Sorot matanya tajam namun menyiratkan keteguhan yang tak tergoyahkan."Aku tak tahu di mana Mahasura sekarang," ucapnya dengan suara berat, nyaris berbisik. "Tapi aku yakin ia masih hidup!"Xian Ling menatap Ki Seno dengan penuh tanda tanya. Tiba-tiba, pikirannya menangkap sesuatu yang terpendam di benaknya."Kata Chandani, Ki Seno selalu pergi ke Gunung Awan Putih setiap pagi... Apa yang Ki Seno lakukan di sana?" tanyanya, suaranya dipenuhi rasa ingin tahu.Ki Seno tertawa kecil, nada misterius tersemat di dalamnya. "Hahaha... Kau ingin tahu? Tapi berjanjilah untuk menjaga rahasia ini!"Tanpa menunggu jawaban, tubuh Ki Seno melesat, ringan bak sehelai daun yang ditiup angin. Kakinya nyaris tak menyentuh tanah saat ia berlari dengan ilmu meringankan tubuh. Bayangan tubuhnya berkelebat di antara pepohonan, mendaki gunung dengan kecepatan yang mencengangkan.Xian Ling, Sun Wu Long, Sakuntala, dan Chandani segera menyusul. Sun Wu Long, meski memi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status