Home / Fantasi / Dewi Kultivator Langit / 136. LASKAR KULTIVATOR IBLIS

Share

136. LASKAR KULTIVATOR IBLIS

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2025-01-25 23:39:10

Derap langkah kuda menggema di antara pepohonan tinggi yang diselimuti kabut merah pekat. Hutan itu seolah menelan cahaya, menciptakan suasana mencekam yang semakin mencengkeram hati Xian Ling. Di dalam kereta kuda, ia merapatkan mantel sutranya, berusaha menenangkan gemuruh di dadanya. Sepanjang perjalanan, ia meyakinkan dirinya bahwa para penunggang kuda di luar adalah prajurit Kerajaan Ching yang datang menyelamatkannya. Namun, harapan itu hancur seketika saat pria yang mengaku sebagai Pangeran Shang Chi menyingkap selubung kebohongannya.

Song Kang, demikian nama aslinya. Dengan senyum miring penuh kemenangan, ia berdiri di hadapan pintu kereta, menatap Xian Ling yang masih berjongkok di dalam. Angin membawa bau tanah lembab dan asap samar dari obor yang dipegang oleh anak buahnya, menerangi wajah pria itu yang kini terlihat lebih mengerikan alih-alih mengagumkan seperti sebelumnya.

"Maafkan aku, Putri Mahkota, telah menipu harapanmu," ucapnya, suaranya rendah dan penuh ejekan. "Pa
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin misterius
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dewi Kultivator Langit   137. MELARIKAN DIRI

    Xian Ling menerobos masuk lebih dalam menuju hutan yang tidak pernah dilalui siapapun, langkahnya terhuyung di antara akar-akar pohon yang mencuat dari tanah basah. Napasnya memburu, dadanya naik turun dengan cepat sementara keringat bercampur dengan darah di kulitnya. Jubah bangsawannya yang panjang dan berat terasa seperti rantai yang menghambat gerakannya. Dengan gerakan putus asa, ia merobek bagian bawah kain itu, menyisakan pakaian dalam yang lebih ringan. Namun, angin malam yang menusuk membuatnya menggigil.Di belakangnya, suara derap kaki para pengejarnya semakin dekat. Teriakan mereka menggema di antara pepohonan, menciptakan gema mengerikan yang membuat jantung Xian Ling berdebar makin kencang. Mata kuning kehijauan mereka bersinar di antara kegelapan, tanda bahwa para pengejar dari Laskar Kultivator Iblis semakin dekat."Dia tidak akan bisa lari jauh! Cari di setiap sudut hutan ini!" teriak salah satu dari mereka.Xian Ling menggertakkan giginya, memaksa tubuhnya untuk teru

    Last Updated : 2025-01-26
  • Dewi Kultivator Langit   138. MENEROBOS RANAH GOLDEN CORE

    Xian Ling berusaha keras menahan napas di dalam lubang akar pohon raksasa. Tubuhnya gemetar bukan hanya karena dinginnya malam, tetapi juga racun yang terus merambat dalam nadinya. Pengejarnya masih mencari, suara langkah mereka bergema di atas tanah. Namun, energi kultivasi Xian Ling yang lemah membuatnya sulit mengontrol aura tubuhnya agar tidak terdeteksi.“Dia pasti di dekat sini!” seru salah satu kultivator iblis.Mata Xian Ling memejam, mencoba mengatur fokusnya. Di saat terpojok seperti ini, ia tidak memiliki pilihan lain selain mencoba sesuatu yang nekat. Ia mengambil napas panjang, lalu menyentuh permukaan akar pohon yang terasa dingin dan kasar. Sebuah ide liar muncul di pikirannya. Lubang pohon tempat ia bersembunyi ini terasa tidak biasa. Ada semacam energi kuno yang berdenyut lemah di dalamnya, seperti napas makhluk yang tertidur."Apa ini?" gumamnya dalam hati.Ia tidak punya waktu untuk menganalisis lebih jauh. Dengan kondisi putus asa, ia duduk bersila meski tubuhnya t

    Last Updated : 2025-01-26
  • Dewi Kultivator Langit   139. MENGHABISI SONG KANG

    Xian Ling berdiri di tengah Hutan Kabut Merah, tempat yang sebelumnya menjadi medan kematian baginya, kini menjadi saksi kebangkitannya. Cahaya keemasan yang mengelilinginya perlahan memudar, tetapi auranya tetap memancar kuat. Hutan yang tadi terasa penuh dengan ancaman kini sunyi senyap, seolah tunduk pada kekuatan barunya.Di kejauhan, gema suara Song Kang terdengar. Ia sedang berbicara dengan para kultivator iblis yang tersisa, memerintah mereka untuk terus mencari Xian Ling. Namun, suara sombongnya kini terdengar seperti undangan maut di telinga Xian Ling."Semuanya sia-sia!" teriak Song Kang dengan tawa liciknya. "Bahkan jika dia lolos malam ini, racunku akan menghabisinya perlahan. Dia takkan bisa kembali!"Xian Ling mengepalkan tangannya. Wajahnya dingin seperti es, tetapi matanya menyala dengan semangat membara. Ia menggerakkan jemarinya, menciptakan segel di udara. Dalam sekejap, langit di atas hutan berubah gelap, dan badai energi mulai berputar. Angin berdesir tajam, memba

    Last Updated : 2025-01-26
  • Dewi Kultivator Langit   140. PUTRI MAHKOTA MENJADI PENDEKAR

    Angin dingin berhembus di Hutan Kabut Merah, membawa bau kematian yang masih segar. Di bawah sinar bulan yang samar, Xian Ling berdiri di antara mayat-mayat para kultivator iblis. Wajahnya dingin dan tegas, mencerminkan kebangkitan yang baru saja ia alami. Dengan gerakan lembut, ia melepaskan sisa-sisa jubah compang-campingnya, lalu merogoh tas kecil yang tersembunyi di balik pakaian dalamnya.Dari dalam tas itu, ia mengeluarkan pakaian pendekar yang telah ia persiapkan sebelumnya—jubah hitam yang ringan dengan bordir emas di bagian kerah, ikat pinggang kulit yang kokoh, dan sepatu perjalanan. Ia mengenakan pakaian itu dengan cekatan, mengganti auranya yang sebelumnya seperti bangsawan yang lemah menjadi seorang pendekar tangguh yang tak mengenal rasa takut.Saat mengenakan ikat pinggangnya, matanya melirik kepala Song Kang yang tergeletak di tanah. Ia mendekatinya, lalu dengan gerakan tajam, menusukkan pedang energinya ke batang pohon besar. Ia menggantung kepala Song Kang di sana, m

    Last Updated : 2025-01-26
  • Dewi Kultivator Langit   141. BERTEMU SAKUNTALA DEWA

    Kabut merah menyelimuti hutan itu seperti jubah tipis yang membungkus rahasia gelapnya. Daun-daun basah berembun, menggantungkan tetesan air yang seolah menunggu waktu untuk jatuh. Aroma tanah lembap bercampur wangi dedaunan liar menusuk hidung, membuat Xian Ling semakin waspada. Suara gemerisik ranting dan hembusan angin yang lembut terasa seperti bisikan hutan yang memperingatkan mereka untuk kembali. Namun, langkahnya tetap mantap.Putri Mahkota ini akhirnya memutuskan tidak akan kembali ke Istana Benua Timur dan melanjutkan perjalanannya ke Negeri Ching. Ia tidak ingin Selir Song Yin mencurigainya sehingga panik dan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan terhadap dirinya. Xian Ling juga belum memiliki bukti yang cukup untuk menuduh Selir Song Yin yang mencoba membunuhnya. Hanya ucapan dari Song Kang, pemimpin Laskar Kultivator Iblis yang telah tewas di tangannya. Tidaka kan ada yang percaya pada ucapannya termasuk Kaisar Xian Shen, karena SongYin bersikap sangat perhatian terhadap

    Last Updated : 2025-01-27
  • Dewi Kultivator Langit   142. JAMUAN ISTANA

    Xian Ling melirik sekilas ke arah Sakuntala Dewa, memberikan isyarat halus agar tetap dalam penyamarannya. Cahaya obor yang berkedip-kedip di sepanjang lorong istana menyoroti wajahnya yang tetap tenang meskipun pikirannya penuh dengan kecurigaan. Jika penyamaran Sakuntala Dewa terbongkar, hukuman mati akan menjadi satu-satunya akhir, baik dari Kerajaan Ching maupun Kekaisaran Benua Timur.Di sisi lain, pengawal istana asli yang telah lama setia mendampinginya sejak kecil, kini berdiri dengan sikap hormat. Baginya, Putri Xian Ling bukan sekadar pemimpin, melainkan juga keluarga sehingga mereka menutup rahasia rapat-rapat tentang keberadaan Sakuntala.Sementara itu, Liu Mei menyusup ke dalam istana, mengikuti iring-iringan Raja Shang Fu dengan tatapan tajam yang menyimpan dendam. Dalam benaknya, wajah sang ayah yang marah karena kejadian sebelumnya masih terukir jelas.'Aku akan membalas perbuatanmu, putri miskin! Gara-gara kamu, ayahku sampai menamparku...'Senyum tipis menghiasi bibi

    Last Updated : 2025-01-28
  • Dewi Kultivator Langit   143. TANTANGAN LIU MEI

    Liu Mei berdiri di sana, dengan senyum sinis yang terpampang jelas di wajahnya. Sorot matanya penuh tantangan, sementara jari-jarinya mengepal kuat di sisi gaun merahnya yang mewah. Angin malam yang menyelinap masuk dari jendela aula membuat lilin-lilin bergoyang, memancarkan cahaya berkilauan yang seolah menari di wajah kedua wanita itu."Aku-Liu Mei menantangmu, Shui Ling!" seru Liu Mei dengan suara lantang, memecah kesunyian yang menggantung di udara. Matanya menatap langsung ke arah Putri Mahkota, penuh dengan rasa benci dan dendam yang terpendam sejak tamparan tadi. "Kau, yang katanya ahli pedang terhebat, berani tidak melawanku? Atau jangan-jangan kau hanya bisa bersembunyi di balik gelar dan statusmu?"Para tamu di aula saling bertukar pandang, gemuruh bisik-bisik mulai memenuhi ruangan. Raja Shang Fu tampak ingin bicara, tetapi ragu untuk mencampuri. Liu Shan, yang wajahnya kini penuh amarah dan rasa malu, hanya bisa menunduk, menggigit bibirnya hingga memerah. Ia tahu ini ada

    Last Updated : 2025-01-28
  • Dewi Kultivator Langit   144. KEANEHAN DI ISTANA

    Malam itu, setelah pertempuran singkat dengan Liu Mei, Xian Ling duduk di kamarnya yang luas namun terasa dingin. Wangi dupa lembut tercium, tetapi tak cukup menenangkan pikirannya yang terus bergolak. Tirai sutra yang tergantung di jendela bergoyang lembut tertiup angin malam, memantulkan bayangan redup di lantai marmer. Namun, pikirannya tak pernah lepas dari satu pertanyaan besar baginya, mengapa Raja Shang Fu begitu bersikeras memintanya datang ke Kerajaan Ching?Di luar pintu, Sakuntala Dewa berdiri dalam diam, mengenakan jubah gelap yang membaur dengan kegelapan malam. Pendekar misterius itu selalu berada dalam bayang-bayang Xian Ling, bukan hanya sebagai pelindung, tetapi juga sebagai tangan yang akan bergerak jika ada bahaya yang mengancam. Ia sudah bersumpah setia akan menjaga dan melindungi Putri Xian Ling.Setelah memastikan semua pelayan istana sudah pergi, Sakuntala melangkah masuk ke kamar Xian Ling tanpa suara. Matanya yang tajam menatap Xian Ling dengan penuh arti, seb

    Last Updated : 2025-01-28

Latest chapter

  • Dewi Kultivator Langit   ENDING

    Kaisar Xian Shen berdiri di balkon istananya, memandang luas ke arah cakrawala Benua Timur yang terbentang di hadapannya. Angin sepoi-sepoi membawa aroma tanah dan dedaunan, namun hatinya bergolak dengan amarah yang membara. Para raja di bawah kekuasaannya telah mengabaikan panggilannya untuk bersatu dalam pertempuran penting, meninggalkan kekaisaran dalam keadaan rentan.Raja-raja ini lebih mementingkan wilayahnya sendiri dan menolak untuk mengirim pasukan ke East City untuk meredam invasi dai Necromancer beserta asukannya yang ingin menghancurkan Dinasti Xian."Bagaimana mungkin mereka berani mengkhianati kepercayaan dan sumpah setia mereka?" gumamnya dengan suara bergetar, tinjunya mengepal erat hingga buku-buku jarinya memutih.Dengan tekad yang tak tergoyahkan, Kaisar Xian Shen memerintahkan pengerahan pasukan besar untuk menaklukkan semua kerajaan yang membangkang. Satu per satu, kerajaan-kerajaan itu ditundukkan dan diubah menjadi distrik provinsi yang langsung berada di bawah

  • Dewi Kultivator Langit   176. PERTEMPURAN AKBAR BENUA TIMUR - II

    Awan kelam menggulung di langit malam, kilatan petir menyambar tanpa ampun, menerangi medan pertempuran yang dipenuhi jeritan dan denting senjata. Di tengah kekacauan itu, Necromancer Agung melangkah maju, jubah hitamnya berkibar liar, mengeluarkan semburan energi gelap yang membangkitkan pasukan mayat hidup dengan rintihan mengerikan.Kaisar Xian Shen berdiri di garis depan, matanya menatap tajam ke arah musuh. "Pasukan Dinasti Xian, jangan gentar! Pertahankan tanah air kita!" serunya, suaranya menggema di antara deru pertempuran.Di sampingnya, Panglima Xian Heng menghunus pedangnya, kilauan tajam memantulkan cahaya petir. "Majulah! Hancurkan mereka!" teriaknya, memimpin serangan langsung ke barisan mayat hidup.Sun Wu Long, dengan pedang spiritualnya, mengeluarkan mantra api yang membakar musuh-musuhnya menjadi abu. "Kekuatan elemen akan membersihkan kegelapan ini!" katanya, semburan api memancar dari tongkatnya, menerangi medan perang.Sakuntala Dewa, dengan gerakan anggun, memang

  • Dewi Kultivator Langit   175. PERTEMPURAN AKBAR BENUA TIMUR

    Gong perang berdentang nyaring, suaranya menggema hingga ke sudut-sudut Pelabuhan East City. Di bawah langit yang mulai gelap, ribuan prajurit Dinasti Xian bergegas mengenakan baju zirah yang berkilauan di bawah cahaya obor. Mereka membentuk barisan kokoh di sepanjang tembok kota, tombak-tombak terangkat tinggi, busur-busur siap dengan anak panah yang mengarah ke cakrawala, sementara katapel raksasa diisi dengan batu-batu besar yang dilumuri minyak, siap dilemparkan.Di atas mereka, Naga Vikrama melayang gagah, sayapnya yang luas membelah angin malam. Raungannya menggetarkan hati, mata tajamnya memantau setiap gerakan di bawah.Di kejauhan, pasukan Kegelapan mulai tampak seperti gelombang hitam yang mendekat. Barisan Orc dengan armor berat berderap maju, langkah mereka mengguncang tanah. Di samping mereka, Dark Dwarf mengoperasikan mesin perang besar—menara pengepung dan katapel raksasa yang mampu meruntuhkan tembok dalam satu serangan. Para Necromancer berjubah hitam mengangkat tanga

  • Dewi Kultivator Langit   174. KRISIS DI BENUA TIMUR

    Langit di atas Pelabuhan East City mendadak gelap. Awan hitam pekat bergulung-gulung, seakan-akan hendak menelan kota dalam kegelapan abadi. Angin kencang berdesir tajam, menerbangkan debu dan menerjang ombak hingga membantingnya ke tebing-tebing batu dengan suara gemuruh. Para penjaga di menara pengawas, yang tadinya berjaga dengan santai, kini menegang. Salah satu dari mereka nyaris menjatuhkan tombaknya saat melihat bayangan besar melayang di antara awan."NAGA!" teriak seorang prajurit dengan suara melengking, segera meraih palu besar dan membunyikan lonceng tanda bahaya. Dentang logamnya menggema ke seluruh pelabuhan, mengguncang ketenangan kota ini.Di atas punggung Naga Vikrama, Xian Ling berdiri dengan gagah. Rambut panjangnya menari liar ditiup angin, sementara jubah putihnya berkibar seperti bendera perang yang mengancam. Matanya menyala penuh keyakinan. Di belakangnya, Sakuntala Dewa dan Sun Wu Long duduk waspada, jari-jari mereka sudah menggenggam gagang senjata, siap mena

  • Dewi Kultivator Langit   173. KABAR BURUK DARI BENUA TIMUR

    Pertempuran di Lembah Iblis benar-benar di luar dugaan Xian Ling. Angin dingin menyapu lembah, membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang gugur. Suara dentingan senjata dan teriakan pertempuran masih terngiang di telinganya. Xian Ling berdiri di tengah medan yang porak-poranda, napasnya tersengal, sementara matanya menyapu sekeliling dengan penuh kewaspadaan.Ia tidak berhasil mendapatkan informasi mengenai Mahasura Arya, Pendekar Dewa Naga yang diyakini oleh Kitab Nirvana Surgawi mampu menyelamatkan Benua Timur dari kehancuran. Kekecewaan menyelimuti hatinya, seperti kabut tebal yang menutupi pandangannya.Bahkan, ia juga tidak mengetahui mengapa Qirani dan Qirana terjerumus ke dalam kegelapan dan menentangnya, padahal ia sama sekali belum pernah bertemu dengan pemimpin Lembah Iblis ini. Pengkhianatan mereka menusuk hatinya lebih dalam daripada luka fisik yang ia derita."Tuan Putri, apakah kita akan melanjutkan perjalanan kita di Benua Selatan ini?" tanya Sun Wu Long, suaranya penu

  • Dewi Kultivator Langit   172. AKHIR PERTEMPURAN

    Sakuntala dan Sun Wu Long yang dikepung oleh puluhan murid Perguruan Lembah Iblis mulai merasakan kesulitan menghadapi mereka. Sakuntala memutar tongkatnya dengan kecepatan luar biasa, menciptakan badai angin yang menghantam musuh-musuhnya, melempar mereka ke segala arah. Sun Wu Long bergerak seperti bayangan, pedangnya menari-nari, memotong setiap lawan yang mendekat dengan presisi mematikan.Tiba-tiba, dari balik kabut tebal yang menyelimuti medan pertempuran, muncul sosok tinggi dengan aura gelap yang menakutkan. Dia adalah Panglima Kegelapan, tangan kanan Qirana, yang dikenal karena kekejamannya. Dengan satu gerakan tangan, dia memanggil makhluk-makhluk bayangan yang langsung menyerbu ke arah Sakuntala dan Sun Wu Long.Sakuntala mengerutkan kening, menyadari ancaman baru ini. "Wu Long, kita harus bekerja sama untuk mengalahkannya!" Sun Wu Long mengangguk, dan mereka berdua bergerak serentak, menyerang Panglima Kegelapan dengan kombinasi serangan yang terkoordinasi. Namun, Panglima

  • Dewi Kultivator Langit   171. PERTEMPURAN DI LEMBAH IBLIS

    Xian Ling meluncur ke udara, tubuhnya berputar seperti bidadari yang berputar turun dari kahyangan, pedangnya berkilau saat menyapu gelombang energi hitam yang dilemparkan Qirana. Dentuman keras menggelegar, menggetarkan tanah di bawah mereka, seakan seluruh lembah bergetar dalam gemuruh kekuatan yang saling bertabrakan. Getaran itu merembet hingga ke tulang, mengusik kedamaian yang hanya ada dalam sekejap sebelum kekuatan itu menghancurkan segalanya.Qirana melesat ke samping, tubuhnya membengkok dalam kecepatan luar biasa, lengan kirinya bergerak dengan gesit, menciptakan lingkaran cahaya hitam yang menyelimuti tangannya. Dengan satu gerakan cepat, lingkaran tersebut berubah menjadi pedang energi yang berkilau tajam, siap meluncur menembus langit.“Kau hanya mengulur waktu, Xian Ling!” seru Qirana, suaranya penuh ejekan, terdengar seperti suara angin dingin yang berbisik. Senyumannya terlukis sinis di wajahnya, seakan kemenangan sudah ada di ujung jari. “Sejak Mahasura menghilang, k

  • Dewi Kultivator Langit   170. LEMBAH IBLIS

    Angin kencang bertiup membuat pakaian mereka berkibar-kibar. Langit yang kelam seakan menelan cahaya matahari, menciptakan bayangan-bayangan mencekam di antara pepohonan yang melingkupi Desa Naga. Aroma tanah basah bercampur bau logam menyelubungi udara, menambah kesan bahwa akan ada kejadian yang buruk di tempat tujua mereka."Apa kita tetap akan masuk ke Lembah Iblis, Tuan Putri?" tanya Sakuntala, suaranya mengandung kegelisahan. Mata tajamnya memandang jauh ke depan tempat Lembah Iblis berada, seolah-olah mengawasi mereka dari kejauhan. Ia merasa bahwa pencarian Pendekar Dewa Naga ini hanya akan membawa mereka ke jalan buntu. Namun, membawa pulang Naga Vikrama adalah keuntungan besar bagi Benua Timur.Xian Ling menoleh, sorot matanya tegas. "Aku harus mengetahui nasib Pendekar Dewa Naga. Ramalan Artie hanya menyebutkan bahwa Mahasura Arya akan berperan penting dalam menyelamatkan Benua Timur dari kehancuran. Aku sengaja menyimpan ramalan ini agar kerajaan-kerajaan di bawah Kekaisar

  • Dewi Kultivator Langit   169. NAGA VIKRAMA

    Ki Seno menggelengkan kepalanya perlahan. Sorot matanya tajam namun menyiratkan keteguhan yang tak tergoyahkan."Aku tak tahu di mana Mahasura sekarang," ucapnya dengan suara berat, nyaris berbisik. "Tapi aku yakin ia masih hidup!"Xian Ling menatap Ki Seno dengan penuh tanda tanya. Tiba-tiba, pikirannya menangkap sesuatu yang terpendam di benaknya."Kata Chandani, Ki Seno selalu pergi ke Gunung Awan Putih setiap pagi... Apa yang Ki Seno lakukan di sana?" tanyanya, suaranya dipenuhi rasa ingin tahu.Ki Seno tertawa kecil, nada misterius tersemat di dalamnya. "Hahaha... Kau ingin tahu? Tapi berjanjilah untuk menjaga rahasia ini!"Tanpa menunggu jawaban, tubuh Ki Seno melesat, ringan bak sehelai daun yang ditiup angin. Kakinya nyaris tak menyentuh tanah saat ia berlari dengan ilmu meringankan tubuh. Bayangan tubuhnya berkelebat di antara pepohonan, mendaki gunung dengan kecepatan yang mencengangkan.Xian Ling, Sun Wu Long, Sakuntala, dan Chandani segera menyusul. Sun Wu Long, meski memi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status