Akhirnya Kala memilih keluar ruangan. Dia melirik meja Vanilla dan gadis itu masih ada di sana."Tunggu, tapi tadi aku belum selesai bicara," ujar Kala. Vanilla melongo. Dia menunduk santun menyadari ketidak sopannya itu."Maaf, Pak!" Vanilla jadi berdiri di depan Kala."Tidak perlu. Jadi nanti malam kamu bisa ikut denganku, kan?" "Apa?!" Tanpa sadar, Vanilla memekik kencang.Kala mendekati Vanilla dia berbisik tepat di telinga. "Kamu tau kan ini misi rahasia. Dan kita membahasnya di kantor." Kala melirik sekitar. Diikuti Vanilla, dia jadi mengangguk maksum. Kali ini Vanilla sangat ingin menyelamatkan Adikara dari ambang kebangkutan.Terlalu banyak orang yang bergantung pada pabrik ini. Dan rasanya tidak elok jika pabrik sebesar ini harus tutup karena tangan-tangan nakal."Kalau gitu, persiapkan diri kamu. Sekalian saja bawa pekerjaanmu!" Kala kembali masuk ke ruangannya, sedang Vanilla mengangga tidak percaya. Itu artinya, dia diminta tetap bekerja, bukan. Meski jam pulang sekalip
Read more