Share

Berebut Ponsel

"Hah! Hah! Hah!"

Vanilla terjaga. Mimpi apa tadi? Padahal waktu sampai di rumah dia berniat langsung tidur demi memimpikan bosnya. Vanilla masih ingin mengulang kejadian di restoran meski hanya dalam mimpi. Tapi ketika matanya terpejam. Dia malah memimpikan sosok lain.

"Dika. Siapa Dika?" Vanilla merasa tidak punya kawan bernama Dika. Dan mengapa pemuda itu mengacaukan ingatan dia. Serta gadis itu..., siapa dia?! Sungguh dua orang dalam mimpinya sama sekali tidak ada hubungan dengan dirinya. Di mimpinya juga gelap. Vanilla hampir tidak bisa mengenali wajah keduanya.

"Yyaah, namanya juga mimpi!"

Vanilla mendesah kecewa sambil menghapus peluh di dahi. Kini jam sudah menunjukkan pagi hari. Saatnya dia bersiap berangkat ke kantor.

Tapi hari ini, dia pergi dengan semangat 45. Karena Vanilla mau bertemu bosnya lagi. Melihat, mengoda. Yah..., sukur-sukur menaklukkan hati Kala.

Dia mencoba berdandan secantik mungkin blouse satin tanpa lengan warna tosca jadi pilihan. Rambutnya dia biarkan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status