Home / Romansa / Bukan Istri Pilihan Suamiku / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Bukan Istri Pilihan Suamiku : Chapter 81 - Chapter 90

264 Chapters

Bab 81

"Apa sudah siap Daffin memandang Hana yang sudah diam setelah kekenyangan."Sudah tapi sekarang jadinya ngantuk." Hana menutup mulutnya yang menguap.Senyum mengembang di bibirnya, ketika melihat istrinya yang sudah mengantuk dan malas untuk bergerak, setelah selesai makan. "Mau digendong?" Daffin menawarkan.Hana begitu sangat senang mendapatkan tawaran seperti ini dari suaminya. Dengan cepat menganggukkan kepalanya."Istri siapa sih kok manja sekali." Daffin tersenyum dan menggendong tubuh istrinya."Hana tadi nggak minta, Abang yang nawarin." Hana menenggelamkan wajahnya di dada bidang suaminya. Matanya sudah sangat mengantuk, sehingga tidak ingin berdebat dengan DaffinDaffin hanya tersenyum ketika mendengar jawaban istrinya. Dilihatnya mata Hana yang sudah terpejam. "Cepat kali tidurnya," ucapnya yang dijawab dengan jawaban yang tidak jelas.Mendengar jawaban Hana yang seperti ini, ia tahu, bahwa istrinya sudah begitu sangat mengantuk. Pria itu sudah tidak berkata apa-apa la
last updateLast Updated : 2023-01-02
Read more

Bab 82

Hana hanya diam dengan menahan senyumnya, ketika mendengar ucapan sahabatnya. Mereka menghentikan obrolan ketika dosen pembimbingnya sudah masuk ke dalam ruangan. "Selamat pagi pak." Hana, Nara menyapa dosennya dengan berdiri, ketika melihat dosen yang ditunggu masuk ke dalam ruangan."Ya pagi gimana apa sudah diperbaiki coretan kemarin tanya pria berkacamata yang duduk di kursi yang berada di depan Nara dan Hana."Sudah pak," jawab Hana yang tersenyum dan memberikan skripsinya yang sudah di print out terlebih dahulu kepada dosen pembimbingnya, serta coretan sebelumnya.Dosen yang bernama Haryono itu mengecek skripsi milik Hana. "Ini sudah oke ya. Bapak cek sudah diperbaiki semua yang bapak minta. Ibu Diah sudah ACC juga.""Iya sudah pak," jawab Hana yang tersenyum ketika melihat dosen pembimbingnya memberikan tanda tangan dan juga tulisan ACC di lembar covernya."Nara apa sudah daftar ujian?" tanya pak Haryono beliau sangat mengingat bahwa mahasiswinya itu sudah mendapat tanda ta
last updateLast Updated : 2023-01-03
Read more

Bab 83

Daffin memandang istrinya yang saat ini sudah duduk di sampingnya. Diperhatikannya wajah Hana yang memang tampak pucat. "Adek, pulang aja ya, di rumah bisa istirahat. Nggak usah ikut ke kantor." sarannya. Mungkin saja istrinya butuh banyak waktu untuk beristirahat. Hana menggelengkan kepalanya. "Mau ikut Abang," ucapnya dengan manja. Saat ini dirinya sudah merasa nyaman dekat dengan suaminya. Rasanya ingin selalu dekat di setiap waktu.Daffin tersenyum ketika mendengar permintaan istrinya."Ya udah nggak apa, di kantor juga ada ruang istirahat kok nanti bisa istirahat di kantor." Pria itu mengusap kepala istrinya."Hana sehat, makan banyak, tidur kuat." Hana juga tidak mengerti mengapa wajahnya jadi pucat seperti ini.Apa yang dikatakan istrinya memang benar. Daffin menganggukkan kepalanya. "Apa Hana beneran pucat?" Hana bertanya dengan memandang wajah suaminya."Iya dek," jawab Daffin. Jujur saja, melihat wajah istrinya pucat seperti ini, membuatnya panik dan cemas.Hana membuka ka
last updateLast Updated : 2023-01-03
Read more

Bab 84

Hana masuk ke dalam ruangan suaminya. Melihat di dalam ruangan, membuat dirinya terkagum. Ruangan ini sangat besar. Dengan mengunakan konsep disain modern dan elegan. Dinding menggunakan wallpaper berwarna hitam yang dikombinasi putih yang menjadi warna favorit suaminya. Ruang ini sangat luas dan terasa lapang karena memang hanya ada meja kerja yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran yang cukup besar berwarna hitam, kursi kerja berwarna hitam dan besar. Kursi sofa berwarna putih dan lemari yang menjadi tempat penyimpanan dokumen dan lemari yang berisi barang-barang keramik yang cantik. "Apa mau sekarang kantinnya? atau bentar lagi?" Daffin memandang istrinya yang saat ini duduk di depannya."Bentar lagi juga boleh." Hana tersenyum. "Kalau gitu abang mau balas email sebentar ya. Ada mau ngecek tentang laporan juga," jelas Daffin."Iya," jawab Hana yang beranjak dari duduk. "Sini dek." Daffin memanggil istrinya yang akan berjalan menuju ke sofa."Ada apa?" tanya Hana yang mengh
last updateLast Updated : 2023-01-04
Read more

Bab 85

Setelah puas memuntahkan isi perutnya, barulah ia keluar dari kamar mandi dan berbaring kembali di atas tempat tidur.Ingin rasanya membangunkan istrinya, dan mengadu. Namun rasanya tidak tega, mengingat Hana yang baru saja tertidur selesai mengerjakan ibadah shalat subuh. Bila kondisi sakit seperti ini, ia hanya ingin bermanja-manja dengan istrinya dan meminta perhatian lebih.Tangannya menempel di pelipis keningnya dan melakukan gerak memijat. Ia berharap rasa pusing di kepalanya bisa sembuh seketika. Tubuhnya yang terasa amat lemas setelah memuntahkan semua yang di makannya, kini membutuhkan waktu untuk beristirahat agar memulihkan kembali tenaganya.***"Abang bangun, ini sudah jam berangkat ke kantor." Hana yang baru saja terbangun melihat suaminya masih tidur di sebelahnya. Daffin membuka matanya ketika mendengar suara Hana yang membangunkannya. "Badan Abang rasanya nggak enak dek "Abang Kenapa?" tanya Hana ketika melihat wajah suaminya yang tampak pucat."Kepala abang pusi
last updateLast Updated : 2023-01-04
Read more

Bab 86

"Daffin apa tidak ke kantor?" Surya memandang meja makan yang hanya berisi dirinya bersama dengan istrinya.Mita menggelengkan kepalanya. "Nggak tahu pa, kok belum turun ya. Sampai jam segini." Dipandangnya ke arah tangga."Bi mau ke mana?" Mita memandang Tugiyem yang sedang membawa baki."Mau ke kamar ibu Hana, Bu, soalnya tadi ibu Hana minta antarkan sarapan ke kamar." Bi Tugiyem menjelaskan."Kenapa?" Mita mengerutkan keningnya."Nggak tahu Bu, tapi ini ada minta wedang jahe, biasanya kalau minum wedang jahe, bila masuk angin," jelas ucap tugiyem.Mita mengangguk kan kepalanya. "Antar aja dulu ke atas bi" perintahnya. "Apa Hana morning sickness, ya pa?" Mita memandang suaminya. "Nanti mama cek ya." Surya menggigit roti isi dagingnya."Iya pa." Melihat gejala hamil Hana yang mengalami morning sickness seperti ini, membuat Mita cemas. "Ma, papa langsung berangkat ya. Kalau Hana mengalami morning sickness, beri tahu saja tentang kehamilannya. Atau Mama coba ajak Hana ke dokte
last updateLast Updated : 2023-01-05
Read more

Bab 87

"Gimana kondisi kamu?" Surya memandang putranya. Ia bertanya , ketika mereka sedang makan malam."Mualnya cuman pagi tadi aja pa, gitu siang sudah enak makan." Daffin makan dengan lahap. Apa yang tadi pagi dikeluarkannya, kini harus digantinya lagi, agar tenaganya kuat lagi."Kamu nikmati saja yang seperti itu." Surya tersenyum."Kenapa gitu pa?" tanya Daffin. Ia berharap, bahwa yang dialaminya pagi tadi tidak akan terulang lagi. "Kamu pilih mana, kamu yang ngalami hal seperti itu, atau istri kamu?" Surya memberi pertanyaan pilihan untuk putranya.Hana yang sedang makan, tidak terlalu fokus dengan apa yang saat ini dibicarakan papa mertua dan suaminya. Ia hanya menikmati menu yang saat ini disantapnya sambil ngobrol dengan mama mertua. Selama ini, papa dan suaminya hanya sibuk cerita tentang bisnis. Karena dia tidak mengerti, jadi sering tidak menghiraukan. Daffin tidak mengerti dengan pertanyaan dari papanya. "Maksudnya pa?" tanyanya."Kamu pilih mana? kamu yang ngalangin muntah
last updateLast Updated : 2023-01-05
Read more

Bab 88

Setelah menyelesaikan pekerjaannya di ruang kerja, Daffin menyimpan data yang tadi dikerjakannya di folder penyimpanan di laptopnya. Ia kemudian memadamkan laptop dan meninggalkan ruang kerja.Daffin berjalan menuju ke kamarnya di lantai atas dan berharap Hana belum tidur. Mengingat saat ini belum terlalu malam.Dibukanya pintu kamar secara pelan-pelan dan melihat Hana yang duduk di atas tempat tidur. "Lagi apa?" Ia berjalan mendekati tempat tidur. Pria itu kemudian duduk di tepi tempat tidur sambil memandang piring yang ada di pangkuan istrinya."Belajar buat ngantuk bang, jadi Hana makan buah, biar nggak ngantuk. Lagian mau makan yang lain-lain, takut tambah gendut." Hana tersenyum dan menggigit buah yang saat ini ada di tangannya."Adek makan apa?" tanya Daffin yang penasaran."Mangga," jawab Hana."Kenapa warnanya tidak kuning?" Daffin melihat daging mangga yang berwarna putih. Meskipun tahu bahwa mangga yang dimakan istrinya, mangga muda, namun tetap saja ia bertanya."Biar mata
last updateLast Updated : 2023-01-06
Read more

Bab 89

Susi begitu sangat menyayangi anaknya. Apapun yang diinginkan Berliana akan selalu diturutinya. Penghasilan yang didapat Berliana menjadi artis tidaklah begitu besar. Berhubung ia tidak termasuk kedalam artis yang memiliki pembayaran tinggi. Sedangkan untuk dunia tarik suara, karir Berliana bersinar, karena suaranya yang masuk kategori biasa-biasa saja. Selama ini penghasilannya di dunia hiburan akan habis untuk berfoya-foya. Susi tidak menyangka bahwa sikapnya yang begitu sangat menyayangi, akan berakhir dengan cara yang seperti ini. Dulu Berliana, memiliki uang yang nominal besar di rekening. Apartemen mewah, dan mobil. Semua itu, Daffin yang memfasilitasi. Namun pada saat putrinya melarikan diri di saat beberapa hari acara pernikahannya berlangsung, membuat Daffin begitu sangat marah. Susi sudah mencoba untuk menyelamatkan dirinya dan berharap dengan mengorbankan Hana untuk menjadi istri pengganti Daffin. Pria itu tidak mencabut semua fasilitas yang dinikmatinya selama ini. N
last updateLast Updated : 2023-01-06
Read more

Bab 90

"Apa yang biasanya, keluar banyak dek?" Daffin mengulum senyumnya."Abang jangan pura-pura nggak tahu." Hana mencubit pinggang suaminya.Daffin tertawa ketika mendengar ucapan istrinya. "Beneran ini nggak tahu apa, sayang," ucapnya dengan gaya genit."Selai strawberry, makanya Hana gak minta pembalut." Hana menjelaskan dengan kesal."Oh ternyata dari situ bisa keluar selai strawberry ya, kalau selai nanas ada nggak? dengan sengaja Daffin menggoda istrinya.Hana menggelengkan kepalanya."Terus ?" Daffin kembali dengan topik yang sedang dibahas saat ini. "Bulan ini belum dapat." Hana memajukan bibirnya. "Apa karena haidnya nggak lancar ya, makanya perutnya jadi besar." Hana mulai menebak-nebak penyebab perutnya yang menjadi besar seperti sekarang. perutnya yang rata, kini sudah menonjol bahkan terkesan seperti orang hamil 3 bulan."Sepertinya ini masalah yang serius dek, apa mau kita periksa?" Daffin tampak panik."Tunggu 2 minggu lagi." Hana mengangkat dua jarinya."Kenapa nungguin
last updateLast Updated : 2023-01-07
Read more
PREV
1
...
7891011
...
27
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status