Share

Bab 90

Penulis: Liazta
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-07 10:24:59

"Apa yang biasanya, keluar banyak dek?" Daffin mengulum senyumnya.

"Abang jangan pura-pura nggak tahu." Hana mencubit pinggang suaminya.

Daffin tertawa ketika mendengar ucapan istrinya. "Beneran ini nggak tahu apa, sayang," ucapnya dengan gaya genit.

"Selai strawberry, makanya Hana gak minta pembalut." Hana menjelaskan dengan kesal.

"Oh ternyata dari situ bisa keluar selai strawberry ya, kalau selai nanas ada nggak? dengan sengaja Daffin menggoda istrinya.

Hana menggelengkan kepalanya.

"Terus ?" Daffin kembali dengan topik yang sedang dibahas saat ini.

"Bulan ini belum dapat." Hana memajukan bibirnya. "Apa karena haidnya nggak lancar ya, makanya perutnya jadi besar." Hana mulai menebak-nebak penyebab perutnya yang menjadi besar seperti sekarang. perutnya yang rata, kini sudah menonjol bahkan terkesan seperti orang hamil 3 bulan.

"Sepertinya ini masalah yang serius dek, apa mau kita periksa?" Daffin tampak panik.

"Tunggu 2 minggu lagi." Hana mengangkat dua jarinya.

"Kenapa nungguin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 91

    Setelah melakukan lobi ke ketua jurusan, pada akhirnya, ia diizinkan untuk masuk ke dalam ruangan dan menyaksikan istrinya yang sedang ujian. Kini ia menjadi penonton, meskipun bukan seorang mahasiswa. Selain meminta untuk menonton secara langsung, Daffin juga meminta agar jadwal ujian istrinya tidak terlalu lama, mengingat saat ini kondisi Hana yang sedang berbadan dua. Hana tersenyum ketika melihat suaminya yang memang benar-benar menemaninya ujian bahkan ikut serta masuk ke dalam ruangan ujiannya."Segitu cintanya bang Daffin, sampai-sampai istrinya ujian ditungguin." Nara memandang Hana.Hana hanya tersenyum malu ketika mendengar ucapan sahabatnya. Sejak tadi dirinya sudah sangat banyak mendengar teman-temannya mentertawakan, bukan hanya temannya saja, dosen pembimbing 1 dan 2, dosen yang akan mengujinya, juga ikut mentertawakan. Sekarang sahabatnya, juga ikut serta, hingga membuat Hana kesal. "Sudah dikasih tahu tadi nggak usah ikut, tapi dianya ngotot." Hana mengecilkan suaran

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-07
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 92

    "Abang kantor ya sayang." Daffin senyum memandang Hana yang mengantarnya hingga ke teras depan. "Iya, hati-hati," jawab Hana."Adek kenapa, pagi ini kelihatannya beda?" Daffin memandang istrinya.Hana tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Coba cerita sama abang, biar abang tahu. Siapa tahu nanti abang punya solusinya." Daffin berkata dengan memegang kedua belah tangan istrinya. Ingin sekali ia tahu seperti apa perasaan Hana dan apa yang menjadi permasalahan yang saat ini mengganjal di hatinya. Ia tidak ingin bila Hana memiliki permasalahan namun tidak diungkapkan, sehingga akan berpengaruh terhadap janinnya. "Nggak ada kok, cuman pengen tidur aja," jawab Hana."Oh iya, belum ada tidur pagi ini." Daffin tersenyum. Biasanya, istrinya akan tidur setelah shalat subuh, namun pagi ini Hana, tidak tertidur setelah selesai salat subuh."Iya," jawab Hana."Ya sudah, kalau gitu. Tidur ya, Abang berangkat dulu.""Iya." Hana menjawab dengan singkat"Apa benar nggak mau main-main ke kantor?"

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-08
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 93

    Begitu pulang ke rumahnya, Daffin masuk ke dalam kamar. Dilihatnya kamar yang dalam keadaan kosong.Matanya tertuju ke benda kecil yang ada di atas tempat tidur. Melihat benda pipih yang berukuran kecil itu, Daffin tahu bahwa benda itu, merupakan alat tes kehamilan. Senyum mengembang di bibirnya ketika melihat garis dua di benda kecil tersebut. Wajahnya mulai panik ketika mengingat istrinya. Dengan cepat Daffin berlari ke kamar mandi. Didengarnya suara tangis Hana di dalam kamar mandi. Hatinya terasa perih ketika mengetahui Hana yang menangis. Ia menyandarkan punggungnya dinding sebelah pintu.Entah apa yang saat ini dirasakan istrinya. Apakah bahagia seperti yang dirasakannya?Namun sudah pasti tidak, ia tahu bahwa tangis istrinya, sebagai bentuk meluapkan kesedihannya.Ia hanya diam dan menunggu Hana keluar dari kamar mandi. Cukup lama Daffin berdiri di depan pintu kamar mandi hingga pintu kamar mandi terbuka.Hana mengusap air matanya dengan cepat ketika mengetahui suaminya tern

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-08
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 94

    Daffin menatap wajah istrinya yang sedang tertidur. Diciumnya bibir Hana dengan sangat lembut."Sayang bangun, ini sudah hampir magrib, kita Shalat dulu."Hana mendengar ucapan suaminya dan membuka matanya. Dipandangnya wajah Daffin yang kini berbaring di depannya. "Iya.""Jadi ini perutnya buncit karena apa?" Daffin memandang istrinya dan mengusap perutnya."Ada anak," jawab Hana"Bukan cacing?" Daffin mengulum senyumnya.Hana menggelengkan kepalanya."Mami nakal ya nak, masa iya, anak sayang papi dibilangin cacing." Daffin tersenyum dan mengusap perut Hana dengan lembut."Hana nggak tahu kalau lagi hamil," jawab Hana."Terima kasih ya dek, untuk hadiahnya sore ini." "Iya.""Jaga anak kita baik-baik ya sayang." Daffin tersenyum menatap wajah istrinya."Iya, apa Abang shalat di masjid?" "Nggak dek, di rumah aja mau shalat bareng anak." Rasa bahagia tidak bisa disembunyikan. Daffin yakin Hana pasti bisa menerima kehadiran calon anak mereka.Hana tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-09
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 95

    Mata Hana terbuka lebar saat mendengar ucapan suaminya.Senyum mengembang di bibirnya ketika melihat ekspresi wajah Hana. "Mau? ""Bila Hana makan 100 sendok, berarti dikali 100.000?" Hana memandang Daffin."Iya," jawab Daffin."Enak sekali, makan 100 suap dapatnya 10 juta." Hana berkata dalam hati."Penawaran, hanya untuk jam ini saja Lewat dari jam ini, hangus."Daffin tersenyum tipis. "Hana mau," jawabnya dengan cepat. Meskipun Daffin memberikannya kartu bebas limit, yang bisa dipakainya untuk berbelanja apapun, namun tetap saja, ia sangat senang bila mendapatkan uang cash seperti ini. Sejujurnya, dirinya juga tidak terlalu pandai berbelanja dengan menggunakan kartu.Diusapnya pipi Hana dengan tersenyum. Ia sangat tahu bahwa Hana begitu sangat menyukai uang. Ternyata tidak sulit untuk mengembalikan mood istrinya yang tadi sempat buruk."Abang nasinya sedikit sekali, tambah lagi." Hana berkata dengan penuh semangat."Iya dek." Daffin tersenyum dan menambah nasi ke dalam piring."M

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-09
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 96

    Ia tidak bisa berkata apa-apa, semua yang dikatakan pria itu benar. Pria itulah yang sudah menyelamatkan hidupnya ketika akan dibunuh karena tidak mampu melunasi hutang. Pria yang bernama Bian itu, memberi syarat untuk bantuannya. Ia akan melunasi semua hutang Berliana yang mencapai ratusan juta dengan, syarat Berliana harus mau bekerja untuknya. Karena alasan itu, Berliana harus membalas kebaikannya dengan menerima pekerjaan yang diberikan Bian. Apa yang menjadi alasan Bian membenci Daffin, sampai saat ini belum diketahuinya. Yang bisa ditangkapnya, hanyalah dendam di masa lalu."Aku begitu sangat menyesal, percaya kepadamu. Seharusnya aku tahu kau perempuan yang tidak bisa memakai otak, kau wanita bodoh yang tidak bisa diharapkan sama sekali. Bila tahu akan seperti ini akhir dari pekerjaanmu, aku membiarkan kau mati pada saat itu. Kau dan ibu mu sama saja. Kalian manusia yang tidak berguna. Manusia yang tidak berakal dan bodoh. Ingin punya uang banyak, ingin kaya, tapi tidak mau be

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-10
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 97

    Berliana beranjak dari duduknya. Ia menangis dan bersujud di kaki pria yang saat ini duduk di sofa. "Aku mohon berikan aku kesempatan satu kali lagi." Berliana memegang kaki Bian."Aku tidak akan membiarkan kau bahagia dengan pria yang seharusnya bersamaku. Mama, aku akan kembali untuk bersama dengan mama lagi. Aku tidak akan meninggalkan Mama sendiri," tekatnya dalam hati. Ia harus kembali lagi ke Indonesia dan menyelamatkan mamanya. Berliana bertekad untuk kembali melanjutkan karirnya di dunia keartisan. Di sini tidak ada yang bisa dilakukannya. Bian benar-benar mengurungnya seperti di dalam sebuah penjara.Bian tertawa lepas ketika mendengar ucapan Berliana. Aku tidak memintamu untuk terburu-buru melakukan apa yang ingin kau lakukan. Namun sebaiknya kau tonton dulu video-video yang sudah aku siapkan." Senyum merekah di bibirnya."Aku tidak ingin lagi melihatnya." Berliana berkata dengan air mata yang terus mengalir dan membasahi pipinya."Kau tidak mendengar ucapanku." Bian menend

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-10
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 98

    Mita membuka pintu kamar Hana. Ia tersenyum ketika melihat menantunya yang sudah bangun. "Sudah bangun ya?" Sambil masuk ke dalam kamar."Iya ma, baru aja," jawab Hana"Iya, tadi Mama ke sini, tapi Hana masih tidur." Mita duduk di tepi tempat tidur dan mengusap pipi menantunya."Hehehe udah jam 10.00 ternyata. Pantes bang Daffin sudah berangkat. Tapi kenapa nggak bangunin Hana, jadinya Hana tidurnya kelamaan." Hana merasa tidak enak dengan mertuanya. Bagaimana mungkin ia yang berstatus menantu, baru bangun disaat matahari sudah tinggi seperti ini. "Nggak apa-apa, namanya juga bawaan hamil." Mita tersenyum dan mengusap perut menantunya."Mama sudah tahu ya?""Ya sudahlah, Daffin dari semalam udah ngasih tahu. Kelihatan, dia bahagia sekali. Bukan hanya Daffin yang bahagia, mama, papa juga." Mita tersenyum dan mengusap perut menantunya.Hana sangat senang ketika mendengar ucapan mama mertuanya. Melihat mamanya yang begitu sangat senang seperti ini, ia juga sangat senang. "Terima kasih

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-11

Bab terbaru

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 264

    Hana hanya diam saat kalung indah itu melingkar di lehernya. "Abang, beneran ini?" Tanyanya yang masih tidak percaya. "Iya sayang, nanti kasih Abang bonus ya." Daffin tersenyum dan mengangkat 3 jarinya.Mata Hana terbuka lebar saat melihat tiga jari suaminya. "Maksudnya 3 ronde?" Wanita cantik itu bertanya dengan wajah serius."Iya dong sayang," jawab Daffin.Hana diam dan menelan air ludahnya. Namun wanita itu tidak mampu untuk menolak, berhubungan apa yang diberikan Daffin tidak sebanding dengan apa yang dia inginkan. "Jangankan 3, 10 aja Hana layani bang," kata Hana dengan candaan.Namun berbeda dengan tanggapan yang diberikan Daffin. Pria itu ternyata mengganggap apa yang dikatakan istrinya serius. "Kalau gitu sampai pagi ya sayang." Dengan sangat genit Daffin mengedipkan matanya.Hana diam dan menelan air ludahnya. Mengapa dia berkata seperti itu sehingga Daffin salah mengartikan. "Emang sanggup?" Dengan bodohnya Hana bertanya dan terkesan menantang sang suami. "Ya jelas sanggu

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 263

    Hana begitu sangat menikmati liburnya di kota Dewata Bali. Sesuai dengan apa yang di katakan Daffin, ini merupakan perjalanan bulan madu pertama mereka setelah menikah. Ia memiliki waktu berdua dengan sang suami. Sedangkan kedua anaknya diasuh nenek, kakek dan baby sitter nya. Mama mertuanya benar-benar memberikannya waktu untuk berbulan madu. Hana tersenyum malu-malu ketika melihat Daffin menatapnya. "Kalau ada si kembar pasti lebih asik," ucapnya untuk menghilangkan rasa canggung. Meskipun sekarang mereka sudah memiliki dua bayi kembar, namun tetap saja Hana merasa canggung jika Daffin menatapnya tanpa berkedip."I love you," jawab Daffin dengan menyelisikan jari telunjuk dan jempolnya.Hana tertawa ketika melihat tingkah suaminya. "Lain yang dibilangin lain yang dijawab," ucapnya yang tersenyum malu."Emangnya tadi bilangin apa?" tanya Daffin yang mengulum senyumnya."Andaikan ada si kembar disini, pasti asik." Hana kembali mengulang ucapannya."Mana boleh si kembar datang kesini.

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 262

    Udara yang tadi terasa dingin kini sudah berangsur menghangat dan matahari sudah mulai mengeluarkan panas paginya yang menyehatkan.Hana masih sangat nyaman dengan duduk di tepi pantai bersama bersama dengan Daffin. Dengan sangat manja menyandarkan kepalanya di bahu sang suami."Sayang, Abang mau ke kamar, ambil si kembar. Kalau nunggu bangun, takutnya nanti terlalu siang dan keburu panas." Daffin tersenyum dan mengusap kepala istrinya."He... He.... Tahu aja kalau Hana lagi malas berdiri," ucapnya dengan tersenyum. Sejak tadi ia begitu malas untuk beranjak dari duduknya. Duduk di tepi pantai, melihat air omba yang saling berkejaran, membuat hatinya tenang. Dalam waktu sebentar saja permasalahan yang selama ini menghimpit dadanya berangsur-angsur terlupakan."Mami si kembar malasnya level tinggi." Daffin tersenyum dan beranjak dari duduknya. Panas pagi seperti ini sangat dibutuhkan oleh kedua anaknya, karena itu mereka sudah berniat untuk menjemur si kembar setiap pagi, selama berad

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 261

    Udara pagi terasa sangat segar ketika masuk ke lubang hidung dan mengisi paru-parunya. Hana berulang kali menarik napas yang panjang dan menghembuskan secara berlahan-lahan. Pagi ini dia menikmati segarnya udara pagi di tepi pantai. Matahari yang mulai terbit, menambah indahnya suasana pagi ini.Daffin menggenggam tangan istrinya. Pria berwajah tampan itu tersenyum ketika melihat rona bahagia yang terpancar di wajah ibu dua anak tersebut. "Nanti kalau si kembar sudah bangun pasti dia senang ya lihat pantai." Hana tersenyum. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Kiandra dan juga Keyzia saat melihat keindahan pantai seperti sekarang. "Pasti minta masuk ke dalam air." Daffin tertawa. Baru saja membayangkan saja sudah membuat ia gemas sendiri. Si kembar sudah sangat pintar bermain. Apalagi jika diajak bermain air. Biasanya bayi kembar itu tidak akan mau keluar dari dalam air dan mami mereka akan kesulitan ketika membujuk kedua bayi kembarnya agar mau berhenti berendam. Daffin bis

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 260

    Berliana mendongakkan kepalanya ke atas dan memandang langit yang sudah semakin gelap. Mungkin sebentar lagi hujan akan kembali turun. Angin yang berhembus kencang, membuatnya sedikit takut. "Mama, tenanglah di sini. Mau seperti apapun mama, aku akan tetap selalu menyayangi mama. Mama, aku pamit pulang, Aku juga akan pergi meninggalkan Indonesia, dalam waktu 3 bulan ini. Jadi mungkin aku tidak datang ke sini untuk melihat mama. Tapi aku janji, aku akan langsung ke sini, setelah aku kembali dari Korea. Aku akan menuruti semua yang mama katakan. Aku juga sudah mendapatkan identitas baru. Aku sudah tidak menjadi Berliana lagi." Diusapnya air mata yang mengalir deras. Semua kisah hidupnya, semua cerita indah tentang kebersamaannya dengan sang mama, akan disimpan di dalam memori ingatannya. Berliana sudah mendapatkan kabar dari pria yang membantunya membuat identitas baru. Pria itu mengabarkan bahwa identitas barunya sudah selesai. Itu artinya, ia sudah bisa pergi meninggalkan Indonesia.

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 259

    "Selamat tidur anak ganteng mami." Hana tersenyum dan mencium pipi bulat Keandra kiri dan kanan. Ia juga mencium bibir kecil bayi laki-laki tersebut.Selamat tidur sayang mami yang cantik jelita." Hana tersenyum dan mencium pipi kiri dan kanan, bayi cantiknya. Di mata ibu dua anak itu, anak-anaknya makhluk yang paling sempurna. Keandra yang terlihat begitu tampan dan Keyzia yang tampak begitu sangat cantik. "Kenapa ya, kalau cium adek nggak pernah ada puasnya. Mami ngerasa selalu aja kurang." Hana tersenyum sambil menatap wajah cantik putrinya. Meskipun kedua anaknya sudah tidur, namun Hana tetap saja berbicara, seakan kedua bayi itu mendengar apa yang dikatakannya. Ia kembali mencium kening dan juga puncak kepala bayi yang berambut tebal tersebut. "Abang Kean, jangan nakal ya sama adek. Jangan digigit kuping, jangan disedot hidung dan juga pipi adek ya." Hana tersenyum memandang Keandra. Sebenarnya ia ingin memisahkan tempat tidur kedua bayi itu, namun jika tidur ditempat tidur ter

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    bab 258

    Bian tersenyum penuh kepuasan ketika melihat hasil persidangan Susi. "Manusia iblis," ejeknya. Selama beberapa minggu ini pria itu selalu mengikuti perkembangan kasus Susi. Dan hari ini dia begitu sangat bahagia karena mendengar keputusan hakim. Wanita itu membayar perbuatannya dengan nyawanya sendiri. Diambilnya telpon genggam yang terletak di atas meja. Ia langsung menghubungi nomor ponsel yang tersimpan di kontak telepon. Nomor ponsel yang selalu akan disimpannya. Suara panggilan telepon yang dilakukannya baru di angkat di panggil yang sudah ketiga kalinya. Biasanya Bian akan marah jika panggilan telepon yang dilaksanakannya diabaikan begitu saja. Namun saat ini, ia tidak marah, mungkin karena suasana hatinya yang sangat senang. "Halo." Suara serak yang menjawab telpon darinya, menandakan si penjawab telpon sedang menangis. "Pantas saja kamu bisa seperti ini Berliana, ternyata kamu keturunan iblis, betul nggak sih." Senyum penuh kemenangan terukir di wajah tampannya.Berliana

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 257

    "Hana mau dengar semuanya ma." Hana memandang punggung Susi yang membelakanginya.Saya juga pernah merencanakan agar para preman melakukan perbuatan asusila kepada Hana. Setelah mereka puas dengan tubuhnya saya meminta agar menghabisi nyawanya. Karena apa Saya ingin terkesan seperti korban kejahatan preman yang mabuk. Namun nyatanya Hana tidak pulang ke rumah karena dia menginap di rumah teman sekolahnya. Dan hal itu sudah saya lakukan berulang kali. Namun selalu saja gagal dan pada akhirnya saya membatalkan rencana tersebut.Hana memegang dada yang terasa begitu sangat sakit dan sesak. Tidak terbayang olehnya ternyata wanita yang dinikahi ayahnya memang benar-benar iblis."Saya bahkan tidak pernah menyesal karena menghilangkan nyawa suami saya yang kebetulan bodoh itu. Karena jujur, saya tidak pernah mencintainya. Saya menikah dengan dia, hanya untuk mendapatkan harta dan uangnya. Dan semua itu karena dia yang terlalu bodoh dan terlalu berharap lebih kepada saya. Karena nyatanya, say

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 256

    "Mama Berliana berlari dan memeluk Susi dengan erat. Air mata kesedihan tidak bisa di tutupinya. Susi tersenyum dan mengusap punggung putrinya. Senyum yang ditunjukkan sebagai bukti bahwa dirinya baik-baik saja. "Mama baik-baik aja nak.""Mama aku sungguh tidak sanggup." Berliana berkata di tengah isak tangisnya. Menyaksikan persidangan sang mama, sungguh membuat tubuhnya lemas dan tidak sanggup untuk menerima kenyataan pahit atas hukuman yang akan diterima oleh wanita yang sudah melahirkannya. Namun yang lebih membuat hatinya terasa sakit dan juga perih, ketika tidak bisa membela mamanya sama sekali. Ribuan kata makian untuk menghakimi perbuatan Susi. Mereka terlalu pandai untuk menilai dan menghakimi kesalahan yang orang lain lakukan. Ingin rasanya Berliana marah dan menangkis semua perkataan orang-orang itu. Namun apa yang dikatakan mereka benar. Semua fakta tidak bisa di pungkiri. Pada akhirnya dia berusaha untuk tuli dan tidak mendengarkan. Meskipun kenyataannya, apa yang dikat

DMCA.com Protection Status