Share

Bab 94

Daffin menatap wajah istrinya yang sedang tertidur. Diciumnya bibir Hana dengan sangat lembut.

"Sayang bangun, ini sudah hampir magrib, kita Shalat dulu."

Hana mendengar ucapan suaminya dan membuka matanya. Dipandangnya wajah Daffin yang kini berbaring di depannya. "Iya."

"Jadi ini perutnya buncit karena apa?" Daffin memandang istrinya dan mengusap perutnya.

"Ada anak," jawab Hana

"Bukan cacing?" Daffin mengulum senyumnya.

Hana menggelengkan kepalanya.

"Mami nakal ya nak, masa iya, anak sayang papi dibilangin cacing." Daffin tersenyum dan mengusap perut Hana dengan lembut.

"Hana nggak tahu kalau lagi hamil," jawab Hana.

"Terima kasih ya dek, untuk hadiahnya sore ini."

"Iya."

"Jaga anak kita baik-baik ya sayang." Daffin tersenyum menatap wajah istrinya.

"Iya, apa Abang shalat di masjid?"

"Nggak dek, di rumah aja mau shalat bareng anak." Rasa bahagia tidak bisa disembunyikan. Daffin yakin Hana pasti bisa menerima kehadiran calon anak mereka.

Hana tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status