Share

Bab 82

Penulis: Liazta
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-03 09:31:29

Hana hanya diam dengan menahan senyumnya, ketika mendengar ucapan sahabatnya. Mereka menghentikan obrolan ketika dosen pembimbingnya sudah masuk ke dalam ruangan.

"Selamat pagi pak." Hana, Nara menyapa dosennya dengan berdiri, ketika melihat dosen yang ditunggu masuk ke dalam ruangan.

"Ya pagi gimana apa sudah diperbaiki coretan kemarin tanya pria berkacamata yang duduk di kursi yang berada di depan Nara dan Hana.

"Sudah pak," jawab Hana yang tersenyum dan memberikan skripsinya yang sudah di print out terlebih dahulu kepada dosen pembimbingnya, serta coretan sebelumnya.

Dosen yang bernama Haryono itu mengecek skripsi milik Hana. "Ini sudah oke ya. Bapak cek sudah diperbaiki semua yang bapak minta. Ibu Diah sudah ACC juga."

"Iya sudah pak," jawab Hana yang tersenyum ketika melihat dosen pembimbingnya memberikan tanda tangan dan juga tulisan ACC di lembar covernya.

"Nara apa sudah daftar ujian?" tanya pak Haryono beliau sangat mengingat bahwa mahasiswinya itu sudah mendapat tanda ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 83

    Daffin memandang istrinya yang saat ini sudah duduk di sampingnya. Diperhatikannya wajah Hana yang memang tampak pucat. "Adek, pulang aja ya, di rumah bisa istirahat. Nggak usah ikut ke kantor." sarannya. Mungkin saja istrinya butuh banyak waktu untuk beristirahat. Hana menggelengkan kepalanya. "Mau ikut Abang," ucapnya dengan manja. Saat ini dirinya sudah merasa nyaman dekat dengan suaminya. Rasanya ingin selalu dekat di setiap waktu.Daffin tersenyum ketika mendengar permintaan istrinya."Ya udah nggak apa, di kantor juga ada ruang istirahat kok nanti bisa istirahat di kantor." Pria itu mengusap kepala istrinya."Hana sehat, makan banyak, tidur kuat." Hana juga tidak mengerti mengapa wajahnya jadi pucat seperti ini.Apa yang dikatakan istrinya memang benar. Daffin menganggukkan kepalanya. "Apa Hana beneran pucat?" Hana bertanya dengan memandang wajah suaminya."Iya dek," jawab Daffin. Jujur saja, melihat wajah istrinya pucat seperti ini, membuatnya panik dan cemas.Hana membuka ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-03
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 84

    Hana masuk ke dalam ruangan suaminya. Melihat di dalam ruangan, membuat dirinya terkagum. Ruangan ini sangat besar. Dengan mengunakan konsep disain modern dan elegan. Dinding menggunakan wallpaper berwarna hitam yang dikombinasi putih yang menjadi warna favorit suaminya. Ruang ini sangat luas dan terasa lapang karena memang hanya ada meja kerja yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran yang cukup besar berwarna hitam, kursi kerja berwarna hitam dan besar. Kursi sofa berwarna putih dan lemari yang menjadi tempat penyimpanan dokumen dan lemari yang berisi barang-barang keramik yang cantik. "Apa mau sekarang kantinnya? atau bentar lagi?" Daffin memandang istrinya yang saat ini duduk di depannya."Bentar lagi juga boleh." Hana tersenyum. "Kalau gitu abang mau balas email sebentar ya. Ada mau ngecek tentang laporan juga," jelas Daffin."Iya," jawab Hana yang beranjak dari duduk. "Sini dek." Daffin memanggil istrinya yang akan berjalan menuju ke sofa."Ada apa?" tanya Hana yang mengh

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 85

    Setelah puas memuntahkan isi perutnya, barulah ia keluar dari kamar mandi dan berbaring kembali di atas tempat tidur.Ingin rasanya membangunkan istrinya, dan mengadu. Namun rasanya tidak tega, mengingat Hana yang baru saja tertidur selesai mengerjakan ibadah shalat subuh. Bila kondisi sakit seperti ini, ia hanya ingin bermanja-manja dengan istrinya dan meminta perhatian lebih.Tangannya menempel di pelipis keningnya dan melakukan gerak memijat. Ia berharap rasa pusing di kepalanya bisa sembuh seketika. Tubuhnya yang terasa amat lemas setelah memuntahkan semua yang di makannya, kini membutuhkan waktu untuk beristirahat agar memulihkan kembali tenaganya.***"Abang bangun, ini sudah jam berangkat ke kantor." Hana yang baru saja terbangun melihat suaminya masih tidur di sebelahnya. Daffin membuka matanya ketika mendengar suara Hana yang membangunkannya. "Badan Abang rasanya nggak enak dek "Abang Kenapa?" tanya Hana ketika melihat wajah suaminya yang tampak pucat."Kepala abang pusi

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 86

    "Daffin apa tidak ke kantor?" Surya memandang meja makan yang hanya berisi dirinya bersama dengan istrinya.Mita menggelengkan kepalanya. "Nggak tahu pa, kok belum turun ya. Sampai jam segini." Dipandangnya ke arah tangga."Bi mau ke mana?" Mita memandang Tugiyem yang sedang membawa baki."Mau ke kamar ibu Hana, Bu, soalnya tadi ibu Hana minta antarkan sarapan ke kamar." Bi Tugiyem menjelaskan."Kenapa?" Mita mengerutkan keningnya."Nggak tahu Bu, tapi ini ada minta wedang jahe, biasanya kalau minum wedang jahe, bila masuk angin," jelas ucap tugiyem.Mita mengangguk kan kepalanya. "Antar aja dulu ke atas bi" perintahnya. "Apa Hana morning sickness, ya pa?" Mita memandang suaminya. "Nanti mama cek ya." Surya menggigit roti isi dagingnya."Iya pa." Melihat gejala hamil Hana yang mengalami morning sickness seperti ini, membuat Mita cemas. "Ma, papa langsung berangkat ya. Kalau Hana mengalami morning sickness, beri tahu saja tentang kehamilannya. Atau Mama coba ajak Hana ke dokte

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-05
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 87

    "Gimana kondisi kamu?" Surya memandang putranya. Ia bertanya , ketika mereka sedang makan malam."Mualnya cuman pagi tadi aja pa, gitu siang sudah enak makan." Daffin makan dengan lahap. Apa yang tadi pagi dikeluarkannya, kini harus digantinya lagi, agar tenaganya kuat lagi."Kamu nikmati saja yang seperti itu." Surya tersenyum."Kenapa gitu pa?" tanya Daffin. Ia berharap, bahwa yang dialaminya pagi tadi tidak akan terulang lagi. "Kamu pilih mana, kamu yang ngalami hal seperti itu, atau istri kamu?" Surya memberi pertanyaan pilihan untuk putranya.Hana yang sedang makan, tidak terlalu fokus dengan apa yang saat ini dibicarakan papa mertua dan suaminya. Ia hanya menikmati menu yang saat ini disantapnya sambil ngobrol dengan mama mertua. Selama ini, papa dan suaminya hanya sibuk cerita tentang bisnis. Karena dia tidak mengerti, jadi sering tidak menghiraukan. Daffin tidak mengerti dengan pertanyaan dari papanya. "Maksudnya pa?" tanyanya."Kamu pilih mana? kamu yang ngalangin muntah

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-05
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 88

    Setelah menyelesaikan pekerjaannya di ruang kerja, Daffin menyimpan data yang tadi dikerjakannya di folder penyimpanan di laptopnya. Ia kemudian memadamkan laptop dan meninggalkan ruang kerja.Daffin berjalan menuju ke kamarnya di lantai atas dan berharap Hana belum tidur. Mengingat saat ini belum terlalu malam.Dibukanya pintu kamar secara pelan-pelan dan melihat Hana yang duduk di atas tempat tidur. "Lagi apa?" Ia berjalan mendekati tempat tidur. Pria itu kemudian duduk di tepi tempat tidur sambil memandang piring yang ada di pangkuan istrinya."Belajar buat ngantuk bang, jadi Hana makan buah, biar nggak ngantuk. Lagian mau makan yang lain-lain, takut tambah gendut." Hana tersenyum dan menggigit buah yang saat ini ada di tangannya."Adek makan apa?" tanya Daffin yang penasaran."Mangga," jawab Hana."Kenapa warnanya tidak kuning?" Daffin melihat daging mangga yang berwarna putih. Meskipun tahu bahwa mangga yang dimakan istrinya, mangga muda, namun tetap saja ia bertanya."Biar mata

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-06
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 89

    Susi begitu sangat menyayangi anaknya. Apapun yang diinginkan Berliana akan selalu diturutinya. Penghasilan yang didapat Berliana menjadi artis tidaklah begitu besar. Berhubung ia tidak termasuk kedalam artis yang memiliki pembayaran tinggi. Sedangkan untuk dunia tarik suara, karir Berliana bersinar, karena suaranya yang masuk kategori biasa-biasa saja. Selama ini penghasilannya di dunia hiburan akan habis untuk berfoya-foya. Susi tidak menyangka bahwa sikapnya yang begitu sangat menyayangi, akan berakhir dengan cara yang seperti ini. Dulu Berliana, memiliki uang yang nominal besar di rekening. Apartemen mewah, dan mobil. Semua itu, Daffin yang memfasilitasi. Namun pada saat putrinya melarikan diri di saat beberapa hari acara pernikahannya berlangsung, membuat Daffin begitu sangat marah. Susi sudah mencoba untuk menyelamatkan dirinya dan berharap dengan mengorbankan Hana untuk menjadi istri pengganti Daffin. Pria itu tidak mencabut semua fasilitas yang dinikmatinya selama ini. N

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-06
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 90

    "Apa yang biasanya, keluar banyak dek?" Daffin mengulum senyumnya."Abang jangan pura-pura nggak tahu." Hana mencubit pinggang suaminya.Daffin tertawa ketika mendengar ucapan istrinya. "Beneran ini nggak tahu apa, sayang," ucapnya dengan gaya genit."Selai strawberry, makanya Hana gak minta pembalut." Hana menjelaskan dengan kesal."Oh ternyata dari situ bisa keluar selai strawberry ya, kalau selai nanas ada nggak? dengan sengaja Daffin menggoda istrinya.Hana menggelengkan kepalanya."Terus ?" Daffin kembali dengan topik yang sedang dibahas saat ini. "Bulan ini belum dapat." Hana memajukan bibirnya. "Apa karena haidnya nggak lancar ya, makanya perutnya jadi besar." Hana mulai menebak-nebak penyebab perutnya yang menjadi besar seperti sekarang. perutnya yang rata, kini sudah menonjol bahkan terkesan seperti orang hamil 3 bulan."Sepertinya ini masalah yang serius dek, apa mau kita periksa?" Daffin tampak panik."Tunggu 2 minggu lagi." Hana mengangkat dua jarinya."Kenapa nungguin

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-07

Bab terbaru

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 264

    Hana hanya diam saat kalung indah itu melingkar di lehernya. "Abang, beneran ini?" Tanyanya yang masih tidak percaya. "Iya sayang, nanti kasih Abang bonus ya." Daffin tersenyum dan mengangkat 3 jarinya.Mata Hana terbuka lebar saat melihat tiga jari suaminya. "Maksudnya 3 ronde?" Wanita cantik itu bertanya dengan wajah serius."Iya dong sayang," jawab Daffin.Hana diam dan menelan air ludahnya. Namun wanita itu tidak mampu untuk menolak, berhubungan apa yang diberikan Daffin tidak sebanding dengan apa yang dia inginkan. "Jangankan 3, 10 aja Hana layani bang," kata Hana dengan candaan.Namun berbeda dengan tanggapan yang diberikan Daffin. Pria itu ternyata mengganggap apa yang dikatakan istrinya serius. "Kalau gitu sampai pagi ya sayang." Dengan sangat genit Daffin mengedipkan matanya.Hana diam dan menelan air ludahnya. Mengapa dia berkata seperti itu sehingga Daffin salah mengartikan. "Emang sanggup?" Dengan bodohnya Hana bertanya dan terkesan menantang sang suami. "Ya jelas sanggu

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 263

    Hana begitu sangat menikmati liburnya di kota Dewata Bali. Sesuai dengan apa yang di katakan Daffin, ini merupakan perjalanan bulan madu pertama mereka setelah menikah. Ia memiliki waktu berdua dengan sang suami. Sedangkan kedua anaknya diasuh nenek, kakek dan baby sitter nya. Mama mertuanya benar-benar memberikannya waktu untuk berbulan madu. Hana tersenyum malu-malu ketika melihat Daffin menatapnya. "Kalau ada si kembar pasti lebih asik," ucapnya untuk menghilangkan rasa canggung. Meskipun sekarang mereka sudah memiliki dua bayi kembar, namun tetap saja Hana merasa canggung jika Daffin menatapnya tanpa berkedip."I love you," jawab Daffin dengan menyelisikan jari telunjuk dan jempolnya.Hana tertawa ketika melihat tingkah suaminya. "Lain yang dibilangin lain yang dijawab," ucapnya yang tersenyum malu."Emangnya tadi bilangin apa?" tanya Daffin yang mengulum senyumnya."Andaikan ada si kembar disini, pasti asik." Hana kembali mengulang ucapannya."Mana boleh si kembar datang kesini.

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 262

    Udara yang tadi terasa dingin kini sudah berangsur menghangat dan matahari sudah mulai mengeluarkan panas paginya yang menyehatkan.Hana masih sangat nyaman dengan duduk di tepi pantai bersama bersama dengan Daffin. Dengan sangat manja menyandarkan kepalanya di bahu sang suami."Sayang, Abang mau ke kamar, ambil si kembar. Kalau nunggu bangun, takutnya nanti terlalu siang dan keburu panas." Daffin tersenyum dan mengusap kepala istrinya."He... He.... Tahu aja kalau Hana lagi malas berdiri," ucapnya dengan tersenyum. Sejak tadi ia begitu malas untuk beranjak dari duduknya. Duduk di tepi pantai, melihat air omba yang saling berkejaran, membuat hatinya tenang. Dalam waktu sebentar saja permasalahan yang selama ini menghimpit dadanya berangsur-angsur terlupakan."Mami si kembar malasnya level tinggi." Daffin tersenyum dan beranjak dari duduknya. Panas pagi seperti ini sangat dibutuhkan oleh kedua anaknya, karena itu mereka sudah berniat untuk menjemur si kembar setiap pagi, selama berad

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 261

    Udara pagi terasa sangat segar ketika masuk ke lubang hidung dan mengisi paru-parunya. Hana berulang kali menarik napas yang panjang dan menghembuskan secara berlahan-lahan. Pagi ini dia menikmati segarnya udara pagi di tepi pantai. Matahari yang mulai terbit, menambah indahnya suasana pagi ini.Daffin menggenggam tangan istrinya. Pria berwajah tampan itu tersenyum ketika melihat rona bahagia yang terpancar di wajah ibu dua anak tersebut. "Nanti kalau si kembar sudah bangun pasti dia senang ya lihat pantai." Hana tersenyum. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Kiandra dan juga Keyzia saat melihat keindahan pantai seperti sekarang. "Pasti minta masuk ke dalam air." Daffin tertawa. Baru saja membayangkan saja sudah membuat ia gemas sendiri. Si kembar sudah sangat pintar bermain. Apalagi jika diajak bermain air. Biasanya bayi kembar itu tidak akan mau keluar dari dalam air dan mami mereka akan kesulitan ketika membujuk kedua bayi kembarnya agar mau berhenti berendam. Daffin bis

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 260

    Berliana mendongakkan kepalanya ke atas dan memandang langit yang sudah semakin gelap. Mungkin sebentar lagi hujan akan kembali turun. Angin yang berhembus kencang, membuatnya sedikit takut. "Mama, tenanglah di sini. Mau seperti apapun mama, aku akan tetap selalu menyayangi mama. Mama, aku pamit pulang, Aku juga akan pergi meninggalkan Indonesia, dalam waktu 3 bulan ini. Jadi mungkin aku tidak datang ke sini untuk melihat mama. Tapi aku janji, aku akan langsung ke sini, setelah aku kembali dari Korea. Aku akan menuruti semua yang mama katakan. Aku juga sudah mendapatkan identitas baru. Aku sudah tidak menjadi Berliana lagi." Diusapnya air mata yang mengalir deras. Semua kisah hidupnya, semua cerita indah tentang kebersamaannya dengan sang mama, akan disimpan di dalam memori ingatannya. Berliana sudah mendapatkan kabar dari pria yang membantunya membuat identitas baru. Pria itu mengabarkan bahwa identitas barunya sudah selesai. Itu artinya, ia sudah bisa pergi meninggalkan Indonesia.

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 259

    "Selamat tidur anak ganteng mami." Hana tersenyum dan mencium pipi bulat Keandra kiri dan kanan. Ia juga mencium bibir kecil bayi laki-laki tersebut.Selamat tidur sayang mami yang cantik jelita." Hana tersenyum dan mencium pipi kiri dan kanan, bayi cantiknya. Di mata ibu dua anak itu, anak-anaknya makhluk yang paling sempurna. Keandra yang terlihat begitu tampan dan Keyzia yang tampak begitu sangat cantik. "Kenapa ya, kalau cium adek nggak pernah ada puasnya. Mami ngerasa selalu aja kurang." Hana tersenyum sambil menatap wajah cantik putrinya. Meskipun kedua anaknya sudah tidur, namun Hana tetap saja berbicara, seakan kedua bayi itu mendengar apa yang dikatakannya. Ia kembali mencium kening dan juga puncak kepala bayi yang berambut tebal tersebut. "Abang Kean, jangan nakal ya sama adek. Jangan digigit kuping, jangan disedot hidung dan juga pipi adek ya." Hana tersenyum memandang Keandra. Sebenarnya ia ingin memisahkan tempat tidur kedua bayi itu, namun jika tidur ditempat tidur ter

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    bab 258

    Bian tersenyum penuh kepuasan ketika melihat hasil persidangan Susi. "Manusia iblis," ejeknya. Selama beberapa minggu ini pria itu selalu mengikuti perkembangan kasus Susi. Dan hari ini dia begitu sangat bahagia karena mendengar keputusan hakim. Wanita itu membayar perbuatannya dengan nyawanya sendiri. Diambilnya telpon genggam yang terletak di atas meja. Ia langsung menghubungi nomor ponsel yang tersimpan di kontak telepon. Nomor ponsel yang selalu akan disimpannya. Suara panggilan telepon yang dilakukannya baru di angkat di panggil yang sudah ketiga kalinya. Biasanya Bian akan marah jika panggilan telepon yang dilaksanakannya diabaikan begitu saja. Namun saat ini, ia tidak marah, mungkin karena suasana hatinya yang sangat senang. "Halo." Suara serak yang menjawab telpon darinya, menandakan si penjawab telpon sedang menangis. "Pantas saja kamu bisa seperti ini Berliana, ternyata kamu keturunan iblis, betul nggak sih." Senyum penuh kemenangan terukir di wajah tampannya.Berliana

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 257

    "Hana mau dengar semuanya ma." Hana memandang punggung Susi yang membelakanginya.Saya juga pernah merencanakan agar para preman melakukan perbuatan asusila kepada Hana. Setelah mereka puas dengan tubuhnya saya meminta agar menghabisi nyawanya. Karena apa Saya ingin terkesan seperti korban kejahatan preman yang mabuk. Namun nyatanya Hana tidak pulang ke rumah karena dia menginap di rumah teman sekolahnya. Dan hal itu sudah saya lakukan berulang kali. Namun selalu saja gagal dan pada akhirnya saya membatalkan rencana tersebut.Hana memegang dada yang terasa begitu sangat sakit dan sesak. Tidak terbayang olehnya ternyata wanita yang dinikahi ayahnya memang benar-benar iblis."Saya bahkan tidak pernah menyesal karena menghilangkan nyawa suami saya yang kebetulan bodoh itu. Karena jujur, saya tidak pernah mencintainya. Saya menikah dengan dia, hanya untuk mendapatkan harta dan uangnya. Dan semua itu karena dia yang terlalu bodoh dan terlalu berharap lebih kepada saya. Karena nyatanya, say

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 256

    "Mama Berliana berlari dan memeluk Susi dengan erat. Air mata kesedihan tidak bisa di tutupinya. Susi tersenyum dan mengusap punggung putrinya. Senyum yang ditunjukkan sebagai bukti bahwa dirinya baik-baik saja. "Mama baik-baik aja nak.""Mama aku sungguh tidak sanggup." Berliana berkata di tengah isak tangisnya. Menyaksikan persidangan sang mama, sungguh membuat tubuhnya lemas dan tidak sanggup untuk menerima kenyataan pahit atas hukuman yang akan diterima oleh wanita yang sudah melahirkannya. Namun yang lebih membuat hatinya terasa sakit dan juga perih, ketika tidak bisa membela mamanya sama sekali. Ribuan kata makian untuk menghakimi perbuatan Susi. Mereka terlalu pandai untuk menilai dan menghakimi kesalahan yang orang lain lakukan. Ingin rasanya Berliana marah dan menangkis semua perkataan orang-orang itu. Namun apa yang dikatakan mereka benar. Semua fakta tidak bisa di pungkiri. Pada akhirnya dia berusaha untuk tuli dan tidak mendengarkan. Meskipun kenyataannya, apa yang dikat

DMCA.com Protection Status