Semua Bab Bukan Istri Pilihan Suamiku : Bab 171 - Bab 180

264 Bab

Bab 171

Daffin berserta mamanya, sudah berada di dalam ruangan praktek dokter Lusi. Pria itu tersenyum memandang istrinya yang sudah berbaring di atas tempat tidur."Semoga kelihatan dua-duanya, ya pak Daffin." Dokter Lusi tersenyum"Iya dok, ngarep sekali." Daffin tersenyum dan mengusap kepala istrinya. Pria itu tidak mempermasalahkan bayinya nanti perempuan atau laki-laki. Namun tetap saja, ia berharap mendapat sepasang bayi kembar. "Apa sudah beli baju bayi?" tanya dokter Lusi yang mulai menggerakkan alat di atas perut Hana."Belum dok, maminya belum mau beli. Katanya takut nanti salah beli. Soalnya belum tahu, ini cewek dan cowok, cowok ke duanya, atau cewek keduanya." Daffin menjelaskan seperti apa yang dikatakan istrinya. Hana tersenyum ketika mendengar apa yang dijelaskan oleh suaminya."Oma Mita mau cewek atau cowok, tapi kalau kembar gini kebanyakan ngarep sepasang ya." Dokter Lusi tersenyum memandang Anita. Sejak awal Hana datang periksa kandungan dengannya, ada hal yang unik me
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-17
Baca selengkapnya

Bab 172

"Semoga aja teman kamu datang ke sini untuk membantu kita dan memberikan kita seorang pengacara." Susi berkata penuh harap."Ya ma, aku yakin yang datang pasti teman aku." Berlian berkata dengan yakin. Wajah terlihat begitu sangat senang. sudah hampir 1 bulan berada di sini, akhirnya ada juga yang datang mengunjunginya. Ibu dan anak itu berjalan dengan penuh semangat menuju ke ruang kunjungan.Berliana memandang ke dalam ruang kunjungan setelah memasuki ruangan tersebut. Dilihatnya, hanya ada satu pengunjung. Seorang pria yang memakai kemeja berwarna biru pekat.Senyum di wajahnya hilang seketika ketika dilihatnya, orang yang begitu sangat tidak diinginkannya. "Selamat pagi ibu Berliana, ibu Susi." Pria itu berdiri dan menjulurkan tangannya.Berliana hanya diam tanpa menyambut tangan pria yang berdiri di depannya. Begitu juga dengan Susi yang tidak menyambut tangan pria tersebut. Raut wajah ibu dan anak itu terlihat sangat kecewa."Kedatangan saya ke sini ingin membicarakan beberapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-17
Baca selengkapnya

Bab 173

Ketiga gadis itu kemudian masuk ke dalam rumah. "Apa sudah kelihatan calon keponakan kami." Nara bertanya ketika mendaratkan tubuhnya di sofa berwarna putih yang berukuran besar."Baru satu yang kelihatan, yang satu lagi enggak," jelas Hana. Wajahnya tersenyum penuh bahagia, ketika bercerita tentang calon bayinya."Yang kelihatan apa?" tanya Nara. Obrolannya terhenti sejenak, ketika mendengar suara dering di ponselnya. "Angkat dulu deh, nanti aku cerita." Hana memandang temannya. Matanya melirik ke layar ponsel milik Nara, namun dengan cepat, si pemilik ponsel, menutup layar ponselnya. "Dasar pelit, sok rahasia."Nara tersenyum nyengir dan kemudian mengangkat sambungan telepon tersebut. "Iya halo, bang," jawabnya."Kamu lagi di mana?""Di rumah Hana." Wajah Nara tersenyum ketika berbicara dengan pria di sebrang sana."Jam berapa, pulang dari rumah ibu Hana?""Rencananya di sininya sampai sore.""Kalau gitu nanti pulangnya, Abang yang jemput.""Beneran nanti ke sini?" Nara bertanya de
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-19
Baca selengkapnya

Bab 174

"Jadi gimana dengan mama tiri dan kakak tiri kamu?" Tanya Nara."Sekarang lagi di tahanan." Hana sedikit tersenyum. "Apa kamu, sudah lihat mereka?"Belum, kemarin aku titipkan barang-barang yang mereka butuhkan di dalam tahanan." Hingga sampai saat ini, Ia masih ragu untuk datang berkunjung, melihat saudara tiri dan mama tirinya. Apa lagi, Kedua orang itu, pasti tidak Akan suka melihat kedatanganya. "Kak Hana yakin mau lihat mereka?" Cinta memandang Hana dengan raut wajah yang serius.Hana diam dan kemudian menggelengkan kepalanya. "Mereka itu nggak akan pernah senang bila lihat kakak. Takutnya bila kakak datang, malah menimbulkan sakit hati dan membuat mereka semakin benci." "Kata Mama Mita dan papa Surya, gimana?" tanya Nara."Kalau kata Mama Mita, sebaiknya nggak usah dikunjungin. Gitu juga papa Surya. Katanya, aku sekarang sedang hamil. Sedangkan permasalahan mama Susi dan kak Berliana, biar bang Daffin dan kuasa hukumnya yang menyelesaikan. Kata bang Daffin, tergantung aku mau
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-19
Baca selengkapnya

Bab 175

"Kami hanya sekedar dekat." Fatan bingung untuk menjawab pertanyaan dari bosnya."Bila tujuanmu hanya untuk sekedar dekat dengannya, maka mulai dari saat ini, jauhi dia." Daffin berkata dengan tegas.Perkataan Daffin membuat jantung Fatan seakan mau lepas dari tempatnya. "Nara, sahabat dari istriku, aku tidak ingin kamu menyakitinya. Bila tujuanmu dekat dengannya, hanya untuk sekedar dekat dan memberikan hiburan untukmu, maka jauhi dia. Jangan pernah memberikan harapan kepadanya." Daffin mempertegas ucapannya. Ia sangat mengenal, seperti apa Fatan, dan siapa Fatan. "Aku menyukainya," jawab Fatan.Daffin tersenyum dengan mengangkat sudut bibirnya. "Jadi bagaimana dengan tunanganmu?Bukankah kau sebentar lagi menikah?" tanya Daffin.Fatan diam."Godaan sebelum menikah itu banyak, salah satunya hal yang seperti ini. Bila kamu yakin dengan calon istrimu, maka jauhi Nara.""Aku akan menyelesaikan permasalah dengan tunangan ku terlebih dahulu. Setelah itu, aku akan memperjelas hubunga
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-20
Baca selengkapnya

Bab 176

Hana tersenyum ketika melihat mobil suaminya yang baru saja masuk ke halaman rumah. Ia beranjak dari duduknya sambil memegang perut bagian bawah. "Aku tunggu di sini aja, nggak enak jadi obat nyamuk." Nara enggan untuk beranjak dari duduknya. Ia lebih memilih duduk di kursi, daripada harus menjadi saksi kemesraan sahabatnya."Yang ngajak siapa?" Hana menjulurkan lidahnya dan berjalan dengan pelan menuju ke arah mobil suaminya yang sudah terparkir.Nara hanya diam dengan mulut yang sedikit terbuka. "Ternyata, apa yang dikatakan Cinta benar." Nara semakin menyadari, keusilan Hana.Hana tersenyum ketika melihat suaminya turun dari mobil. Diambilnya tangan Daffin dan kemudian menciumnya. "Maaf ya anak-anak, tadi di jalan macet. Lama ya, nunggu papi bawa bakso beranak nya?" Daffin tersenyum dan mengusap perut buncit Hana. Pria itu kemudian mencium kening istrinya.Hana tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Tidak apa papi, sore memang macet." "Senangnya punya istri dan anak-anak yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-20
Baca selengkapnya

Bab 177

Nara hanya duduk diam di samping kursi kemudi. Sedangkan pria yang duduk di sebelahnya, tampak fokus mengemudikan mobil. Hanya sekali-sekali Fatan memandang, sambil mengusap kepalanya.Ingin sekali bertanya, namun, niat itu harus dibatalkannya. Mengingat, ia yang bukan siapa-siapa. Namun, apa yang dikatakan sahabatnya, selalu saja terngiang di telinganya. Nara tahu, bawa Hana bukan tipe teman yang suka mengarang ataupun sok ingin tahu."Abang, kita mau ke mana?" Nara bertanya ketika menyadari bahwa mobil yang dikemudikan Fatan tidak menuju ke arah rumahnya."Mau ngajak makan, tapi sudah kenyang. Kita duduk nyantai di taman sebentar ya." Fatan tersenyum dan mengusap kepala Nara."Iya." Nara menganggukkan kepalanya. Meskipun air matanya tidak menetes, tapi hatinya menangis. Sebenarnya Fatan menganggapnya seperti apa. Sikap pria itu lebih cenderung ke sikap Abang terhadap adiknya. Fatan yang selalu sopan dan santun seperti ini, yang membuatnya jatuh cinta. Selama mereka dekat, tidak p
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-22
Baca selengkapnya

Bab 178

"Kenapa rasa eskrim Nara enak, gak seperti yang tadi, padahal merek dan rasa sama." Fatan berkata dalam hati sambil menjilat eskrim nya. Mereka sudah tidak banyak berbicara dan menikmati es krimnya masing-masing."Sebenarnya ada yang ingin Abang omongin." Fatan berkata, ketika es krim ditangan Nara sudah habis, begitu juga dengan eskrim yang ditangannya. Jantungnya berdegup dengan sangat hebatnya. Ia berharap, apa yang didengarnya, merupakan kejelasan tentang kedekatan mereka. Dipandangnya wajah tampan milik Fatan, Sambil menunggu pria itu berbicara. Apapun yang akan didengarnya nanti, ia berharap tidak akan sakit hati. Nara tahu dan sadar, bahwa dirinya bukan siapa-siapa. Fatan diam sejenak dan menatap wajah gadis yang duduk depannya. Diselipkannya jari di dagu lancip milik Nara, hingga wajah gadis itu sedikit mendongak ke atas dan menatapnya. "Adek cinta abang gak?" Ditanya seperti ini, membuat Nara gugup dan salah tingkah. Dijawab iya, takut salah, dijawab tidak, tapi cinta. T
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-23
Baca selengkapnya

Bab 179

"Nanti kalau adek sudah kerja di kantornya pak Surya, gak boleh genit ya. Nggak boleh dekat-dekat juga sama karyawan laki-laki." Fatan menunjukkan rasa cemburunyaNara memandang Fatan dengan senyum tertahan. "Selesaikan dulu sama yang di sana, baru boleh cemburu." "Pokoknya abang nggak mau tahu, adek nggak boleh dekat sama karyawan manapun. Abang bakalan pantau di sana." Fatan berkata dengan dengan wajah serius. "Belum jelas status aja sudah posesif." Nara mencibir."Namanya juga cinta dek," jawab Fatan yang tersenyum dan menarik hidung Nara."Udah ayo, kita pulang." Nara memegang tangan Fatan."Iya ayo." Ia beranjak dari duduknya. Mereka kemudian berjalan menuju ke mobilnya yang terparkir."Besok kalau mau antar lamaran ke perusahaan pak Surya, kasih tahu Abang, biar Abang antar." Fatan berkata, ketika sudah masuk ke dalam mobilnya dan duduk di kursi kemudian."Nggak usah, besok Nara bawa motor saja." Nara tersenyum "Kantor pak Surya dengan rumah adek, jauh. Abang jemput aja," jaw
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-23
Baca selengkapnya

Bab 180

"Hai anak-anak, kenapa bangun di jam sekarang. Lihatlah, hari sudah sangat malam. Papi kalian lagi tidur. Opah, omah, juga lagi tidur. Siapa coba yang mau main sama kalian, mami juga ngantuk." Hana mengusap-usap perutnya. Hana tersenyum, ketika kedua buah hatinya tidak mendengarkan ucapannya. Si kembar masih sibuk menendang-nendang dari dalam perutnya. "Hai, anak-anak yang super pintar, mami ngantuk." Dirasakannya bagian perut yang sedang menonjol. Walaupun kedua anaknya membuat perutnya terasa ngilu, namun ia sangat senang, ketika melihat tonjolan dan tonjolan yang berganti-ganti posisi. Daffin membuka matanya ketika mendengar istrinya berbicara sendiri. Dilihatnya Hana yang sedang terjaga dari tidurnya. "Adek nggak tidur?" tanyanya."Gimana mau tidur, ini si kembar dari tadi gerak. Mereka ngajak main, minta bergelut." Hana tersenyum dan mengambil tangan Daffin. Diletakkannya tangan calon si papi di atas perut yang saat ini sedang terasa berkedut-kedut.Meskipun nyawanya belum te
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1617181920
...
27
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status