“Ri, bang Rizal nitip ini buat Aldy,” kata Andin sambil menyerahkan sebuah bungkusan di dalam plastik pada Nuri. “Ini apa, Ndin?” “Nggak tau, kamu tanya sendiri aja sama kakakmu,” jawab Andin datar. Nuri menyipitkan matanya memperhatikan ekspresi bicara Andin. Ada yang tak biasa dengan wanita itu. “Kamu lagi sakit, Ndin?” “Iya, lagi sakit hati!” “Sakit hati? Sama siapa? Sama kak Rizal? Kalian lagi ada masalah?” “Uhh, banyak banget pertanyaanmu Ri.” “Lagian kamu bikin penasaran, sih. Ada masalah apa, Ndin?” Andin menghela nafasnya. “Aku ragu mau cerita ke kamu, Ri. Aku nggak tau kamu itu di pihak mana.” “Kamu udah kayak orang mau perang aja, Ndin.” “Iya, aku lagi perang sama kakakmu.” “Ada apa sih, Ndin?” “Sudahlah, Ri. Aku masih malas membahasnya, aku takut nggak mood kerja.” “Huhhh, kamu ini suka banget ya bikin orang penasaran. Kalau gitu ntar pulang kerja aku mampir ke kafe kak Rizal deh.” Andin hanya mengangkat bahunya. “Ini boleh dibuka nggak, ya?” tanya Nuri sambi
Last Updated : 2022-11-19 Read more