Home / Romansa / The Real CEO / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of The Real CEO: Chapter 91 - Chapter 100

142 Chapters

Empat Mata

“Papa sebenarnya agak kaget.” Adi menghela saat baru memasuki ballroom, tempat digelarnya resepsi mewah pernikahan Bening dan Aga. “Bening ternyata ada hubungan dengan keluarga Sutomo. Dengar-dengar, dia anak Clara dari suami yang lama.”“Orangtuanya cerai waktu Bening masih bayi,” Elok yang berjalan sambil menggandeng Adi itu, membenarkan. Kemudian, sedikit cerita meluncur dari mulut Elok sesuai yang diceritakan Bening kala itu.“Ah! Jadi begitu ceritanya.” Adi berhenti sebentar, hingga membuat ketiga wanita yang berada bersamanya juga berhenti melangkah. “Harry sudah datang?” tanyanya pelan pada Elok sembari melihat ke seluruh penjuru ruang yang bisa terjangkau mata. Adi ingin melihat, siapa-siapa saja yang sudah datang dan mungkin bisa ia datangi untuk diajak berbicara.“Masih di jalan,” jawab Elok lalu menoleh pada Kasih yang berada di sebelah Adi, dan menggandeng Dianti dengan erat. “Kasih, mau makan es krim?” tunjuknya pada salah satu stand makanan yang berjajar di pinggir ballr
last updateLast Updated : 2023-01-29
Read more

Ganti Pengacara

“Mas Restu.” Lex menahan lengan Restu yang tengah menunggu Adi memberi jawaban. “Jangan gegabah dan cari gara-gara lagi, karena taruhannya besar, Agrosena, dan AntaRest. Ingat, saya nggak bisa melawan perjanjian yang sudah kalian sepakati. Hitam, di atas putih.” “Mas Lex,” panggil Elok dari tempatnya, setelah berbisik sebentar dengan sang papa. “Biarkan Restu bicara dengan papa.” “It’s oke, Lex,” sahut Adi sembari berdiri. “Tolong temani Elok dulu,” pintanya kemudian berlalu, sambil memberi lirikan remeh pada Restu yang segera berjalan di samping Adi. “Buat apa, pak Adi minta Lex untuk temani Elok?” Pras menatap Babe sambil mengangkat tinggi satu alisnya. Masih ada tiga orang pria dewasa yang tersisa di meja, tapi Adi justru menitipkan putrinya itu hanya pada Lex. Sebenarnya, wanita yang terkenal tegas dan dominan seperti Elok tidak perlu sampai dititipkan secara khusus kepada siapa pun. Elok sudah dewasa, dan sudah mengenal dunia dengan baik. Itu artinya, ada maksud tersembunyi di
last updateLast Updated : 2023-01-29
Read more

Titik

Semua mata kompak tertuju pada Lex, ketika Elok pergi meninggalkan meja. Meskipun tengah kesal, Elok tetap berjalan begitu elegan untuk menghampiri Kasih yang sibuk menggoyangkan tubuh sedari tadi, di samping Dianti. “El, ngambek, Mas,” celetuk Abi sambil menunjuk Elok dengan dagunya. “Kalian itu, seperti orang yang lagi pacaran aja.” “Jangan bikin gosip, Bi,” bantah Lex. “Elok masih jadi istri orang, dan imagenya—” “Lex!” panggil Pras ikut berdiri seraya mengancingkan jasnya. “Aku mau balik, dan jangan sampai Elok kembali ke Firmanya Babe.” Pras memandang Babe lalu mengangguk kecil untuk menyampaikan rasa hormatnya. “Kalau perlu, seluruh keluarga Mahardika bisa pindah ke Firma Sagara untuk mengurus segala sesuatu terkait perusahaan.” Babe hanya tertawa saat mendengar ungkapan jujur dari Pras. Lebih baik seperti itu, daripada main sikut dari belakang. “Sialan kau, Pras.” Pras kemudian memberi senyum tipis pada Babe lalu berujar, “Permisi.” “Aku siap terima Elok kembali ke Firma P
last updateLast Updated : 2023-01-30
Read more

Rahasia

“Lex sudah benar,” ujar Dianti setelah menyesap teh hangatnya. Ia dan Elok tengah duduk santai di balkon hotel, sambil menikmati sejuknya udara pagi itu. Kasih masih tertidur di dalam, sementara Adi sedang menerima telepon di ruang tamu kamar. “Semua yang Lex bilang tadi malam nggak ada yang salah. Dia memang harus menjaga profesionalisme sebagai pengacara, supaya nggak ada gosip tentang kalian.” Dianti kembali menyeruput teh hangatnya sebentar, lalu kembali melanjutkan kalimatnya. “Yang jadi masalah itu, papamu. Kalau bukan karena papamu suka mojokin kalian berdua, pasti semuanya baik-baik aja. Nggak ada yang namanya baper, atau … jadi begini. Kalian berdua itu justru seperti orang yang lagi pacaran beneran. Satunya ngambekan, satunya jadi serba salah. Kalau semua profesional, yang begini itu nggak akan terjadi sebenarnya.” “Tapi, sebelum papa mau jodohin aku sama mas Lex, dia itu juga sudah baik banget, Ma,” sanggah Elok sembari mengingat semua sikap Lex kepadanya. “Kalau begitu,
last updateLast Updated : 2023-02-01
Read more

Nggak Papa

“Siang Bu Riris,” sapa Elok pada sekretaris sang papa, yang saat ini juga menjadi sekretarisnya untuk sementara waktu. Entah sampai kapan, Elok pun juga tidak tahu karena belum menemukan seseorang yang bisa bekerja seperti Kiya.“Siang Mbak, di suruh pak Adi langsung ke ruangannya kalau sudah datang,” kata Riris menyampaikan pesan Adi.Elok berhenti melangkah. Mengurungkan niat pergi ke ruang kerjanya yang bersebelahan dengan ruangan Adi. “Mood Bapak lagi enak, nggak, Bu?”Elok yakin tidak menerima pesan, ataupun panggilan dari Adi sebelumnya. Jadi, Elok merasa ada sesuatu yang mendesak hingga Adi hanya menitipkan pesan pada Riris.“Enak, kok, Mbak,” ujar Riris. “Tadi nyuruhnya sambil senyum-senyum lihat hape. Oia, pak Harry ngirim bunga lagi, dan sudah saya taruh di tempat biasa.”Napas Elok terlepas begitu saja. Entah harus bagaimana lagi memberi pengertian pada Harry, bahwa Elok sudah tidak ingin lagi kembali bersama. Beberapa kali, mereka memang pergi dan jalan bersama demi Kasih.
last updateLast Updated : 2023-02-01
Read more

Kapal yang Sama

“Jadi, apa yang mau kita bicarakan di sini?” tanya Elok setelah seorang pelayan pergi sesudah mencatat pesanan mereka. Tebakan Elok benar! Lex, ternyata juga ada dalam pertemuan dengan Pras siang ini. Seperti biasa, pria itu tetap bersikap profesional seolah tidak pernah terjadi apapun di antara mereka. Lex tetap menyapa Elok seperti biasa, dan tidak tampak perubahan sedikit pun dari pria itu. Itu artinya, hanya Eloklah yang selama ini masih memendam kekesalannya pada Lex, sementara pria itu tetap berada di jalurnya. “Putusan sidang ceraimu besok.” Pras memberi komentar, tanpa menjawab pertanyaan Elok. “Dan, kamu punya masa tunggu satu bulan sebelum benar-benar bebas.” “Pak Pras—” “Bagaimana kalau ada yang melamarmu setelah satu bulan itu selesai?” Pras langsung memberi pertanyaan, tanpa mau mendengar argumen Elok. Meskipun pertanyaan tersebut ditujukan pada Elok, tapi tatapannya Pras dengan sengaja tertuju pada Lex. Pras tahu, setelah pesta resepsi malam itu, ada keributan keci
last updateLast Updated : 2023-02-02
Read more

Putus Hubungan

Elok berdehem, dan segera beranjak dari tempatnya untuk duduk di kursi Adi yang sudah ditinggalkan. Setelah tidak bertemu cukup lama, ternyata tidak ada yang berubah dari diri Lex. Penampilannya tetap sama, pun dengan sikapnya.“Mas.” Elok memutuskan untuk membuka pembicaraan lebih dulu. “Kita berdua itu sudah sama-sama dewasa, kan?”“Ya,” angguk Lex sambil menatap Elok. “Dan, kenapa?”’“Mas Lex pasti sudah ngerti dengan rencana papaku dan pak Pras, kan?” Elok kembali bertanya dan akan membicarakan semua hal dengan Lex sekarang juga. “Jangan pura-pura nggak tahu.”“Aku tahu.”“Terus?” buru Elok cepat dan tidak sabar menanti jawaban Lex selanjutnya.“Apanya yang terus?” Lex tidak mengerti, jawaban seperti apa yang ingin didengar oleh Elok sebenarnya.“Ya, menurut Mas Lex itu gimana?” Elok yang biasa bersikap tenang, selalu saja bisa terpancinga emosinya jika berbicara dengan Lex. Pria itu sebenarnya sangat pintar. Saking pintarnya, Lex sampai bisa menutupi semua yang ada di dalam hati
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more

Capek Banget

Elok membuang napas pelan setelah menutup pintu. Ucapan Lex benar, mau apapun yang dilakukan Adi dan Pras di luar sana, nggak akan berpengaruh banyak kalau Elok tetap berpegang teguh pada prinsipnya. Dari situ saja, seharusnya Elok sudah menyadari jika Lex juga akan tetap bersikukuh dengan pendiriannya.Lantas, apa sebenarnya yang diharapkan oleh Elok selama ini? Bodoh!Hanya satu kata itu, yang pantas Elok sematkan pada dirinya sendiri. Lebih baik, Elok kembali fokus pada Kasih, dan perusahaan yang tengah ia pimpin bersama Adi saat ini.Kemudian, Elok melanjutkan langkahnya sembari mengeluarkan ponsel. Ia masih menimbang-nimbang, antara memberitahu Adi tentang kepergiannya, atau langsung saja kembali ke kantor dengan menggunakan taksi.Saat langkahnya sudah berada di lobi, Elok dikejutkan dengan suara pria yang tiba-tiba sudah berada di sampingnya.“Mas Harry!” Elok terkejut hingga menghentikan langkahnya seketika.“Akhirnya, aku bisa ketemu kamu tanpa Kasih.” Harry segera menggeser
last updateLast Updated : 2023-02-04
Read more

Terima Kasih Banyak

“Mas Lex … bisa pergi kalau mau pergi.” Ketika perasaan Elok sudah tenang, pun dengan tangis yang telah mereda, ia kembali meminta Lex untuk pergi. Sedari tadi, pria itu hanya duduk di hadapannya dengan tenang, tanpa melakukan apapun. Lex mengambil botol air mineral yang sudah dipesan Pras. Membukanya, lalu menyodorkannya di depan Elok. “Minumlah dulu.” Elok tidak menolak. Setelah menangis dalam waktu yang tidak singkat, tenggorokannya lumayan terasa kering. Sementar, minuman yang sempat Elok pesan adalah kopi yang pastinya sudah dingin dan tidak lagi enak. Elok meraih botol yang masih penuh di hadapan lalu minum dan hampir menghabiskan setengahnya. Elok meraih tutup botol yang tergeletak di meja, lalu menutupnya. “Makasih, Mas lex sudah bisa pergi.” Alih-alih pergi, Lex justru meraih sendok dan garpu yang ada di sisi piringnya. “Aku tahu makanannya pasti sudah dingin, tapi, nggak ada salahnya kalau kita makan dulu.” “Jangan buat—” “Makanlah dulu, El,” putus Lex. “Lupakan dulu
last updateLast Updated : 2023-02-06
Read more

Selama Seminggu

“Kenapa belum siap-siap?” Adi sudah menggandeng Kasih, yang malam ini tampak sangat cantik dengan rambut yang dikuncir kuda. Setelan kemeja denim dan rok tutu berwarna pink, membuat tampilan semi kasual Kasih tampak begitu manis untuk dilihat. Sedangkan Elok, masih memakai kaos sore tadi dan belum berdandan sama sekali. Padahal, malam ini keluarga Mahardika telah diundang ke kediaman keluarga Sagara untuk makan malam. “Aku lagi nggak enak badan,” jawab Elok yang membaringkan tubuh di sofa panjang dengan membawa selimut. Ia bosan berada di dalam kamar, karena itulah Elok membawa selimutnya dan berbaring di ruang keluarga sambil menonton televisi. “Papa, sama mama aja yang ke sana. Aku biar diwakili, Kasih. Ya, Sayang, ya?” kata Elok sembari mengulurkan tangan pada putrinya. Kasih melepas tangan Adi, lalu menghampiri sang mama dan duduk di sebelahnya. “Mama sakit apa?” Tangan Kasih reflek terulur menyentuh dahi Elok, sama seperti yang dilakukan sang mama ketika dirinya sedang sakit. T
last updateLast Updated : 2023-02-06
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status