“Bilang apa sama om Lex?” tanya Elok sembari berdiri dan menenteng tasnya di tangan kiri. Pada akhirnya, rasa kesal yang ada di hati Kasih bisa diredam, lewat makan siang yang sedikit kaku, tapi tetap hangat.“Makasih, Om!” Kasih meraih tangan Elok, dan satu tangan lainnya melambai dengan cepat pada Lex yang juga sudah berdiri dari kursinya. “Besok malam aku telpon, ya! Kalau, Om Lex sudah pulang kerja.”Lex tersenyum, lalu mengangguk kecil. “Oke.”“Maaf, ya, Mas, sudah ngerepotin.” Yang semakin membuat Elok tidak nyaman ialah, pria itu tidak memperkenankan Elok membayar bill makan siang mereka. Padahal, Adilah yang menjadi biang kerok dari pertemuan mereka saat ini. Oleh sebab itulah, Elok merasa bertanggung jawab atas bill yang harus dibayar tersebut, bukan Lex. “Gara-gara papa, Mas Lex jadi harus buang-buang waktu begini.”“Saya nggak repot, jadi santai aja,” sanggah Lex sudah mengitari meja dan melangkah bersama di sebelah Kasih.Elok menggulirkan bola matanya saat mendengar Lex k
Terakhir Diperbarui : 2023-01-23 Baca selengkapnya