Beranda / Romansa / The Real CEO / Bab 71 - Bab 80

Semua Bab The Real CEO: Bab 71 - Bab 80

142 Bab

Proses Pendewasaan

“Cuma kita bertiga?”Elok menatap pintu ruang VIP yang kabarnya disewa oleh Harry untuk pertemuan malam ini. Namun, hampir lima menit Elok berbasa-basi dengan Vira, Harry tidak kunjung muncul di dalam ruang tersebut.“Mas Harry, nggak datang?” sambung Elok mempertanyakan keberadaan suaminya pada Vira.“Harry harus keluar kota pagi ini, jadi nggak bisa hadir,” jawab Vira kemudian segera menuju inti pembicaraan mereka malam ini. “Jadi, El, aku mau membahas masalah mediasi denganmu sebelum hari persidangan. Kita bisa pakai jasa konselor pernikahan yang sudah terkenal dan benar-benar ahli di bidangnya.”“Mbak, saya nggak mau mediasi, karena keputusan saya sudah final. Cerai.”“Setidaknya, pikirkan Kasih,” ujar Vira tiba-tiba memasang wajah sendu karena mengingat putranya. “Kamu nggak mau dia bernasib seperti Awan, kan?”“Vira, jangan bawa masalah pribadimu dalam pembahasan malam ini.” Lex berujar tegas, tapi tetap tenang. Sebenarnya, Lex bisa menebak mengapa Harry mendadak mengganti penga
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-19
Baca selengkapnya

Ketidakberesan

Sudah lima menit berlalu setelah Lex memarkir mobilnya di pekarangan kediaman Mahardika, Elok tidak kunjung menunjukkan tanda-tanda akan terbangun dari tidurnya. Di satu sisi, Lex tidak tega untuk membangunkan Elok, karena jelas sekali terlihat guratan lelah dari wajah wanita itu. Mungkin karena kondisinya masih dalam masa pemulihan, Elok tidak bisa melakukan terlalu banyak aktivitas.Di sisi lainnya, Lex ingin mengetuk pintu rumah untuk memanggil Adi, tapi tidak enak jika harus mengganggu pria tua itu. Rasanya tidak mungkin jika Adi harus menggendong Elok ke dalam rumah, mengingat usia pria itu sudah tidak lagi muda. Untuk itu, Lex sudah mencoba berdehem sedikit keras untuk membangunkan Elok, tapi hasilnya sia-sia. Lex juga sudah menyebut nama Elok sebanyak tiga kali, tapi wanita itu tetap saja tidak bergerak dari posisinya. Tidak mungkin rasanya bila Lex harus keluar, dan meminta penjaga rumah untuk membawa Elok ke dalam rumah.Dengan berat hati, Lex akhirnya memutuskan untuk memba
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-19
Baca selengkapnya

Kejutan Pagi

“Papa mau pergi?”Elok yang baru saja menuruni tangga sedikit mengerutkan dahi. Adi sudah tampak rapi dengan kemeja yang dimasukkan ke dalam celana bahannya. Ada ikat pinggang mahal pemberian Dianti, yang selalu dipakai selama lima tahun belakangan ini dan tidak pernah diganti. Jika tidak ada pertemuan penting dengan relasi atau pejabat pemerintah, Adi tidak mungkin berpenampilan seperti sekarang. Bahkan, Adi tidak pernah serapi ini saat pergi ke kantor.“Hm, sebentar lagi.” Adi melihat Elok sebentar, lalu kembali menunduk untuk mengetikkan sesuatu pada layar ponselnya. “Papa bawa mobil sendiri, kamu pergilah sama Josep kalau mau ke kantor.”“Aku bisa pesan taksi,” tolak Elok seraya membuka resleting tas kerjanya untuk mengambil ponsel. “Lagian aku nggak lama di kantor. Cuma nemui bagian keuangan sama HRD, terus besok sudah nggak ngantor lagi.”“Pergi sama Josep,” titah Adi sekalu lagi. “Papa mau bawa mobil sendiri.”Elok tidak akan membantah kalau seperti itu keadaannya. Kemudian, El
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-20
Baca selengkapnya

Titah Adi

“Kira-kira, apa kata relasi bisnis Antasena Grup, kalau aku bawa kasus ini ke pengadilan?” Setelah menjelaskan duduk permasalahan yang terjadi pada Fahri dan Rendi dengan santai, tatapan Adi tertuju tajam pada Restu. Adi pun sudah memperlihatkan rekaman CCTV yang terjadi di ruang kerja Elok kemarin, pada ketiga pria yang duduk mengelilingi meja kaca persegi dan duduk saling berjauhan. Jelas-jelas Elok sudah mengusir pria itu pergi, tapi Restu justru melakukan hal yang tidak senonoh pada putrinya.Ayah mana yang tidak sakit hati, jika putrinya diperlakukan dengan kurang ajar seperti itu. Tidak perlu mengeluarkan amarah yang berlebihan, dan membuat drama untuk mencari perhatian. Cukup hadapi dengan elegan, dan membuat lawannya merasa terpojok dengan sendirinya.Ini baru Adi, dan ia tidak bisa membayangkan andai hal tersebut terjadi pada putri Dewa. Restu pasti sudah mati di tangan pria berwajah ramah tanpa dosa itu.“Kalian tahu, banyak orang penting yang ada di belakang Elok,” sambung
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-21
Baca selengkapnya

Banyak Hal

“Mama, papa di mana?”Elok sudah mencari Adi di ruang kerja pria itu, lalu terus menuju ke bagian belakang rumah, tapi tidak kunjung menemukan sang papa. Sampai akhirnya, Elok kembali masuk dan menjumpai sang mama baru memasuki dapur.“Di ruang tamu sama Abi.”“Mas Abi?” Elok beranjak cepat, tapi Dianti segera mencekal tangannya.“Kenapa harus Dewa yang lebih dulu tahu masalah dengan Restu, daripada keluargamu sendiri?” Tidak ada maksud untuk menghakimi, tapi Dianti harus mengingatkan putrinya bahwa Elok selalu memiliki keluarga yang akan selalu ada di belakangnya.“Ma.” Elok mengurungkan niatnya untuk bertemu Adi dan Abi di ruang tamu untuk berbicara dengan sang mama, sebentar. Kedatangan Abi di pagi hari seperti sekarang, pasti ada hubungannya dengan pertemuan Adi di Antariksa kemarin. “Aku cuma nggak mau nambahin pikiran Mama, sama papa. Masalahku di Antariksa, masalah cerai, belum lagi Gilang. Aku—"“Kami orangtuamu, El.” Setelah mendengar alasan putrinya, akhirnya Dianti bisa mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-21
Baca selengkapnya

Diamlah

“Pak Adi, ini …” Abi merapatkan diri pada Adi setelah membaca dokumen yang sudah diberikan oleh Kiya, pada setiap orang yang ada di ruangan meeting tersebut. Jelas Abi terkejut dengan isi surat perjanjian yang kini masih berada di tangannya. Adi sama sekali tidak bercerita masalah apapun mengenai kasus pelecehan yang menimpa Elok pagi tadi kepadanya. Pria tua itu hanya memintanya datang, untuk menemaninya menandatangani kesepakatan dengan pihak Antariksa.Abi mengira, semua itu hanyalah kesepakatan kerja atau ada beberapa perselisihan yang harus diselesaikan“Seperti yang sudah kamu baca.” Adi sendiri, sudah membacanya kemarin malam dan meminta Kiya merevisi beberapa bagian agar isinya semakin sempurna. Tatapan Adi tertuju dengan selidik pada Lex yang hanya bersedekap dalam diam dan tidak berkomentar. Wajah pria itu juga tidak memperlihatkan ekspresi apapun, sehingga membuat Adi bertanya-tanya sendiri. “Itulah yang terjadi.”Sementara Rohit, kuasa hukum dari pihak Fahri hanya bisa mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-22
Baca selengkapnya

Nikmati Prosesnya

“Pastikan kamu jemput Kasih pulang sekolah siang nanti.”Elok yang sedari tadi hanya berbaring malas di depan televisi, segera bangkit ketika mendengar suara Adi. Papanya itu sudah terlihat rapi, karena akan pergi ke Jurnal pagi ini.Setelah masalah Antariksa dan Restu selesai, Elok kini hanya memfokuskan diri pada Kasih dan perceraiannya. Untuk perihal karir, Elok akhirnya ikut membantu Adi untuk mengawasi kinerja Jurnal. Itupun, Elok tidak harus bekerja full time seperti di Antariksa sehingga ia bisa meluangkan waktu lebih untuk putrinya, seperti kata Dianti tempo hari.“Memang begitu rencananya,” jawab Elok sudah terlalu rindu dengan putrinya, karena selama akhir minggu kemarin Kasih berada di kediaman Lukito. Sebenarnya, Kasih sudah beberapa kali menelepon dan meminta Elok menghabiskan waktu bersama-sama dengan Harry. Namun, Elok tidak mengiyakan karena Harry pasti akan kembali meminta rujuk, lagi dan lagi.“Sidang cerai pertama hari ini, kan?” tanya Adi menghampiri Elok lalu dudu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-23
Baca selengkapnya

Satu Kata

Helaan napas Elok begitu panjang ketika Kasih ngambek, dan enggan bicara dengannya. Sejak Elok menjemput putrinya itu di sekolah, Kasih hanya menekuk wajah dan tidak berminat menanggapi semua obrolan yang ada. Kasih marah, karena Elok menolak pergi di akhir minggu bersama Harry untuk menghabiskan liburan di taman bermain.“Ayo keluar, opa sudah nunggu di dalam.” Ketika Elok berada di rumah sakit untuk membesuk Gilang, Adi menelepon untuk mengajaknya makan bersama Kasih sepulang sekolah. Untuk itulah, Elok membawa Kasih pergi ke restoran terlebih dahulu dan berharap mood putrinya akan kembali berubah setelah itu.Masih dengan wajah yang tertekuk dan bibir yang mengerucut, Kasih melepas sabuk pengaman lalu keluar dalam diam. Ia menunggu Elok menutup pintu mobil, barulah berjalan bersisian tanpa ingin berpegangan tangan seperti biasanya.Sesampainya di dalam, seorang pelayan segera mengantarkan mereka ke meja yang sudah direservasi sebelumnya. Akan tetapi, bukan Adi yang sudah terlihat d
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-23
Baca selengkapnya

Kembali Terpojok

“Bilang apa sama om Lex?” tanya Elok sembari berdiri dan menenteng tasnya di tangan kiri. Pada akhirnya, rasa kesal yang ada di hati Kasih bisa diredam, lewat makan siang yang sedikit kaku, tapi tetap hangat.“Makasih, Om!” Kasih meraih tangan Elok, dan satu tangan lainnya melambai dengan cepat pada Lex yang juga sudah berdiri dari kursinya. “Besok malam aku telpon, ya! Kalau, Om Lex sudah pulang kerja.”Lex tersenyum, lalu mengangguk kecil. “Oke.”“Maaf, ya, Mas, sudah ngerepotin.” Yang semakin membuat Elok tidak nyaman ialah, pria itu tidak memperkenankan Elok membayar bill makan siang mereka. Padahal, Adilah yang menjadi biang kerok dari pertemuan mereka saat ini. Oleh sebab itulah, Elok merasa bertanggung jawab atas bill yang harus dibayar tersebut, bukan Lex. “Gara-gara papa, Mas Lex jadi harus buang-buang waktu begini.”“Saya nggak repot, jadi santai aja,” sanggah Lex sudah mengitari meja dan melangkah bersama di sebelah Kasih.Elok menggulirkan bola matanya saat mendengar Lex k
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-23
Baca selengkapnya

Nggak Boleh

“Papa jam berapa ke Jurnal?” tanya Elok bersandar pada bingkai pintu kamar Adi, yang baru saja dibuka oleh sang papa. “Aku mau bareng.”“Siang, jam sembilan.” Adi melihat jam dinding yang masih menunjukkan pukul setengah enam pagi. Kemudian, ia membalik tubuh Elok dan menggesernya keluar karena Adi hendak menutup pintu kamarnya. Adi hendak menikmati udara pagi, sembari duduk di teras belakang dengan menikmati secangkir minuman hangat. “Kasih bilang, sabtu ini kalian mau ke apartemen Lex sama temennya si Awan itu.”Elok mendesah panjang dan langkahnya seketika berubah gontai saat terus berjalan menuju dapur. Karena Adi mempertanyakan hal tersebut, akhirnya Elok kembali mengingat kejadian pada saat makan siang kemarin.“Gara-gara Papa bikin janji palsu.” Elok mendadak kesal karena ulah Adi. “Ngajak makan, tapi nggak datang, karena mau ngerjain aku sama mas Triplek itu.”Adi tertawa sambil menghampiri Dianti, yang tengah menemani Kasih sarapan di meja makan terlebih dahulu. “Kopi.” Dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
15
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status