"Risa cinta pertamaku." Aku cukup terkejut, tapi masih bisa menyembunyikan raut wajah kagetku darinya, entah dia sadar atau tidak. "Aku butuh seseorang di sini. Kalau tidak, mungkin aku akan melompat dari balkon." Mungkinkah Alex takut, aku juga punya pikiran seperti itu? mengingat keadaanku tadi. Jadi dia membawaku ke sini karena tak ingin aku berakhir mengakhiri hidup karena cinta? "Maaf, tapi aku tidak ingin menghiburmu." Sepertinya dia berpikir terlalu jauh tentangku. "Tapi aku sudah menghiburmu tadi, bukankah kamu harus balas budi?" Ia menatapku tajam, seolah memaksaku untuk tinggal. Sekarang aku harus balas budi? Apa-apaan itu, apakah aku pernah meminta untuk dihibur? "Maaf, kita baru kenal beberapa jam yang lalu, aku bahkan lupa siapa namamu...," "Alex." Potong lelaki itu. Aku menghela nafas lelah. "Terimakasih, tapi aku tidak ingin tau." Alex kembali menusukku, matanya benar-benar lebih runcing dari panah, "aku ingin seseorang menemaniku, apakah itu salah?" "Kamu bisa
Read more