Beranda / Fantasi / GGAP 3 : THE LAST / Bab 81 - Bab 90

Semua Bab GGAP 3 : THE LAST: Bab 81 - Bab 90

639 Bab

BAB 81

Semuanya tampak gelap dan hanya cahaya purnama yang menjadi satu-satunya sumber cahaya di tengah malam nan gelap.Saat Awan melewati tempat ini, semuanya tampak sudah hancur dan hampir tidak bersisa. Kampung yang semula ramai, kini tampak sangat lengang. Di mana semua orang? Apa yang terjadi dengan kampung ini?Jantung Awan berdesir cemas, ia buru-buru menyusuri seluruh isi kampung dan tidak menemukan satu pun penduduk di sana.Awan mulai panik dan berteriak memanggil semua orang."Nisa.""Chiya.""Aldo.""Fadhil.""Di mana kalian?"Lebih dari setengah jam Awan berteriak, hingga suaranya parau dan nyaris habis. Tapi, masih tidak menemukan satupun penduduk.Matanya mulai memerah dan menangis, ia takut terjadi sesuatu yang buruk menimpa mereka semua. Ia berlarian seperti orang gila menelusuri semua tempat.Hingga, langkah kakinya sampai di hutan larangan.Awan tercengang dan napasnya sesak.Di depannya terbaring puluhan jasad para penduduk desa."Tidak!" Awan syok! Sulit untuk memperc
Baca selengkapnya

BAB 82

"Raja, anda akhirnya kembali?"Dari belakang Awan, suara seorang wanita datang menyapanya.Awan perlahan mengangkat wajahnya. Ia gelagapan, karena semua mayat yang tadi dilihatnya, sudah tidak ada.Awan bersimpuh seorang diri, tepat di kaki hutan larangan. Tidak ada mayat, tidak ada darah. Hanya dia yang ada ada di sana.'Apa yang terjadi?' Pikir Awan terkejut.Ia segera bangkit dan berbalik. Tidak jauh di belakangnya, Awan melihat seorang wanita telah berdiri dan menatapnya dengan tatapan teduh dan terasa begitu akrab.Siapa dia?Wanita tersebut memiliki kecantikan yang luar biasa, setara dengan Annisa ataupun Amanda. Hanya saja, pakaian yang dikenakannya sedikit tidak wajar.Kenapa dikatakan tidak wajar?Wanita tersebut mengenakan kain loreng yang hanya menutupi bagian dada dan bagian pusar ke bawah, sampai batas selutut. Wanita tersebut berkulit kecoklatan, namun itulah yang membuat nilai kecantikannya terlihat sempurna. Selain itu, ada tahi lalat tipis di tengah dagunya.Ini perta
Baca selengkapnya

BAB 83

Pikiran Awan langsung terikat dengan sosok harimau besar yang dilihatnya ketika datang ke kampung ini pertama kali. Lalu, mereka bertemu kembali saat Awan sedang berada di rumah Aldo. 'Ternyata itu nyata, bukan ilusi!'"Tapi, bagaimana bisa? Kamu, terlihat sama sepertiku?" Ujar Awan sulit mempercayainya.Andini hanya tertawa tipis, "Kamu juga bisa melakukannya."Andini tidak perlu menjelaskannya dengan kata-kata, ia melompat ke udara dan selanjutnya yang dilihat Awan adalah empat kaki besar dan berbulu menapak di atas tanah. Itu sangat cepat dan yang berdiri di hadapan Awan saat ini adalah sosok harimau besar yang pernah ia lihat sebelumnya.Awan terkejut dan mundur beberapa langkah, mengira jika harimau tersebut akan membahayakan dirinya.Namun, satu yang tidak disangka oleh Awan adalah harimau tersebut bisa berbicara seperti manusia."Jangan takut! Aku tidak akan menyakitimu." Itu adalah suara Andini?'Jadi, ini benaran Andini?' Tanya Awan dalam hati."Tentu saja, ini aku! Memang
Baca selengkapnya

BAB 84

Samba dikalahkan, dia bersama seluruh pendukungnya di usir dari alam bangsa harimau.Tapi, Samba masih menyimpan dendam dan ambisi untuk menguasai bangsa harimau.Setelah mengetahui bahwa raja Gumara menitis pada seorang manusia, yaitu Awan. Samba memanfaatkan kesempatan ini untuk menghancurkan ketenangan bangsa harimau. Ia percaya, kekuatan Gumara saat itu pasti masih lemah dan mudah untuk ditundukkannya.Hanya saja, waktu itu masih ada kakek Awan yang melindungi kampung dan gerbang masuk alam bangsa harimau.Meski sudah menitis duluan pada wadah manusianya dibanding Gumara, tapi kekuatannya masih belum mencapai puncaknya. Dia belum bisa menandingi kekuatan kakek Awan dan dipaksa pulang dengan tangan hampa.Sekarang, kekuatan Samba sudah hampir mendekati puncaknya dan ia juga memiliki pengikut yang banyak. Mereka sekali lagi, coba untuk memasuki paksa kampung Awan.Tanpa adanya penjaga gerbang setangguh kakek Awan dulu, mustahil bagi penjaga kampung sekarang bisa bertahan lama menaha
Baca selengkapnya

BAB 85

Saat Awan terbangun, ia melihat jam dalam ponselnya masih menunjukkan pukul 3 dini hari hari. Hari masih gelap, Awan berpikir masih ada waktu baginya untuk menemukan gerbang untuk masuk ke dalam alam bangsa harimau.Percakapan singkat antara dirinya dengan Andini, seolah menjadi peringatan baginya. Peringatan itu membawa firasat buruk, jika musibah akan segera datang menghampiri kampung ini. Awan tidak bisa menunda lebih lama. Tidak! Saat semua orang yang ia kenal dan sayangi terancam keselamatannya.Tanpa menunda, Awan bersiap dan mengenakan pakaian terbaiknya.Dengan taring emas ditangannya, Awan segera memeriksa seluruh isi rumah. Malam ini, hanya dirinya yang tinggal sendiri di sana. Itu atas permintaannya sendiri, karena angku Rahmad mengatakan hanya dia yang kemungkinan besar dapat membuka gerbang tersebut. Mengingat dia pernah mewarisi kekuatan Gumara, raja bangsa harimau.Pernyataan angku Rahmad, dikuatkan oleh Andini yang datang dalam mimpinya. Karena itu, Awan bertekad unt
Baca selengkapnya

BAB 86

Awan tanpa sadar berjalan ke arah kolam dan kakinya mulai menapaki dasar kolam, hingga tubuhnya secara perlahan tenggelam sepenuhnya.Gluk, gluk.Awan terkesiap begitu sadar dirinya sudah tenggelam ke dalam kolam. Ia coba menggapai keluar dan mengayunkan kakinya lebih cepat. Begitu tangannya berhasil menggapai pinggiran kolam, Awan segera mendorong tubuhnya untuk naik.Awan batuk beberapa kali dan berusaha mengeluarkan air yang sempat masuk ke dalam mulutnya. Seluruh tubuhnya basah kuyup, dia hampir saja mati tenggelam di dasar kolam."Sial! Kenapa aku seperti terhipnotis tadi?" Pikir Awan heran.Awan syok! Namun, saat ia sadar dan memperhatikan area sekitarnya, Awan lebih terkejut lagi. Karena ia berada di tempat yang sangat asing dan rumahnya sudah tidak ada di sana."Di-di mana ini?" Ucap Awan tergagap.Ia tenggelam ke dalam kolam belakang rumahnya. Namun, ketika ia berhasil keluar, ternyata ia sudah berada di tempat lain.Awan kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi, otakny
Baca selengkapnya

BAB 87

Meski suasana redup seperti dini hari, namun berkat adanya cahaya ini, membuatnya terkesan seperti berada di siang hari. Semuanya terlihat nyata dan bersinar dengan indah.Di sini juga ada bulan, hanya saja bentuk dan terangnya terlihat seperti bulan purnama.'Apa bulan di sini selalu bersinar seperti ini setiap malamnya?'Selain itu, setiap orang yang mereka temui mengenakan pakaian yang sangat sederhana. Seperti yang dikenakan oleh Andini di alam mimpi Awan. Jika wanitanya mengenak dua potong kain, untuk menutup bagian atas dan bagian bawah tubuhnya. Maka prianya, hanya mengenakan potongan kain yang menutup bagian pinggang hingga lutut.Sehingga, ketika mereka melihat Awan yang berpakaian lengkap, tampak keheranan dan rasa penuh tanya dalam tatapan mata mereka. Tapi, karena Awan berjalan bersama Andini, tidak ada yang berani bertanya pada Awan dan hanya menunduk saat keduanya lewat melintasi mereka.Semua penduduk yang mereka lewati, tidak ada yang mengenakan perhiasan seperti halny
Baca selengkapnya

BAB 88

Juna berpura-pura cemas dengan peringatan Andini, lalu sesaat kemudian ia tertawa keras dengan diikuti oleh dua orang di belakangnya. "Andini, siapa yang coba kamu takuti? Hah! Peringatanmu sudah basi. Ini bahkan sudah ke seratus kalinya kamu mengancamku dengan kalimat yang sama. Tapi, mana buktinya? Raja yang kamu banggakan itu tidak pernah datang." Cibir Juna. Melihat Juna dan pengawalnya mengejek dirinya, Andini ternyata tidak terpengaruh. Jika kejadian ini terjadi sebelumnya, Andini mungkin akan meledak dengan kemarahannya. Tapi, sekarang ia terlihat sangat tenang dan menganggap cibiran Juna hanya angin lalu. Andini tertawa tipis, ekspresinya acuh tak acuh, "Ku harap kamu bisa mempertahankan kalimat itu nantinya." Tentu saja, gantian Juna yang terheran-heran. Ia melihat Andini sekarang begitu percaya diri dengan ucapannya. Ia bahkan tidak mengamuk, seperti karakter Andini yang selama ini dikenalnya. 'Dari mana keyakinan Andini berasal?' Juna, tidak ingin termakan dengan sika
Baca selengkapnya

BAB 89

Saat Andini membawa Awan, mereka memasuki sebuah aula besar dengan meja berbentuk setengah lingkaran terdapat di tengahnya. Di mana dibalik meja yang berbentuk setengah lingkaran tersebut, telah duduk sembilan orang tetua bangsa harimau.Rata-rata mereka memiliki penampilan orang tua dengan uban putih yang sudah memenuhi kepalanya. Penampilan mereka, bukan seperti tetua yang sering dijumpai dalam cerita novel silat ataupun film-film kekaisaran. Tetua ini memiliki penampilan yang sangat keras dengan rambut panjang dan jambang yang hampir memenuhi seluruh wajah mereka.Kesan yang dirasakan saat berjumpa dengan mereka adalah intimidasi total. Awan bahkan merasakan kakinya goyah saat melangkah ke tengah aula. Jika bukan karena Andini yang terus mengapit lengannya, bisa saja saat ini ia akan lumpuh di tempat.Bahkan tanpa menatap mata orang-orang ini saja, ia sudah merasakan tekanan yang sangat kuat mempengaruhi mentalnya.Kekuatan seperti apa yang mereka miliki? Awan tidak ingin membaya
Baca selengkapnya

BAB 90

"A-apa yang terjadi?"Beberapa tetua coba melihat jiwa sejati Awan. Meski tidak memiliki mata sekuat Datuk Taring Putih, tapi mereka tetap melakukannya karena terdorong oleh rasa penasaran ketika mendengar penjelasan Datuk Taring Putih.Seperti yang sudah diduga, delapan tetua ini tersentak mundur dengan cara yang lebih parah. Ada yang sampai mengeluarkan darah dari telinga mereka, ada juga yang sampai batuk darah."Apa yang terjadi?" Bisik Awan pada Andini.Ia tidak mengerti kenapa para tetua di depannya itu menjadi gelisah dan bahkan tanpa sebab yang jelas, mereka berdarah.Saat itu, Andini hanya bisa menggelengkan kepala. Ia juga tidak mengerti, tapi menurut pemahamannya, tetua sampai mengalami kondisi seperti sekarang, karena sedang mencoba melihat inti jiwa Awan.Andini tentu tahu dengan kemampuan hebat para tetua ini. Mereka memiliki mata istimewa dan bisa mempelajari sampai hati terdalam seseorang, hanya dengan menatapnya saja. Mata itu disebut dengan istilah 'mata dewa'Hanya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
64
DMCA.com Protection Status