Share

BAB 81

Semuanya tampak gelap dan hanya cahaya purnama yang menjadi satu-satunya sumber cahaya di tengah malam nan gelap.

Saat Awan melewati tempat ini, semuanya tampak sudah hancur dan hampir tidak bersisa. Kampung yang semula ramai, kini tampak sangat lengang.

Di mana semua orang? Apa yang terjadi dengan kampung ini?

Jantung Awan berdesir cemas, ia buru-buru menyusuri seluruh isi kampung dan tidak menemukan satu pun penduduk di sana.

Awan mulai panik dan berteriak memanggil semua orang.

"Nisa."

"Chiya."

"Aldo."

"Fadhil."

"Di mana kalian?"

Lebih dari setengah jam Awan berteriak, hingga suaranya parau dan nyaris habis. Tapi, masih tidak menemukan satupun penduduk.

Matanya mulai memerah dan menangis, ia takut terjadi sesuatu yang buruk menimpa mereka semua. Ia berlarian seperti orang gila menelusuri semua tempat.

Hingga, langkah kakinya sampai di hutan larangan.

Awan tercengang dan napasnya sesak.

Di depannya terbaring puluhan jasad para penduduk desa.

"Tidak!"

Awan syok! Sulit untuk memperc
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status