Di dalam kamar putrinya, Lina mengambil sebuah kotak di atas meja rias. Tentu saja, tidak ada yang berubah dari dari dalam kamar itu. Meskipun, Awan tidak mengingatnya. Namun, saat ia berada di sana sedikit lebih lama, kening Awan sedikit berkerut. "Kenapa, Nak? Apa kamu mengingat sesuatu?" Tanya Lina berharap. Awan tampak ragu, "Entahlah, Ma. Ketika masuk ke dalam kamar ini, aku merasa sangat familiar dengan kamar ini. Tapi, aku masih tidak dapat mengingatnya." Jawab Awan jujur dan tampak tidak berdaya. Ia seakan sudah begitu dekat untuk bisa mengingatnya, namun seakan ada kabut tipis yang menghalangi jalannya. Lina tersenyum senang, tentu saja ia berharap Awan akan dapat mengingat lebih banyak. Selanjutnya, Lina mengulurkan kotak yang tadi diambilnya pada Awan. "Apa ini, ma?" "Bukalah!" Saat Awan membukanya, di dalamnya terdapat sebotol parfum merek Caron Poivre. "Ini?" Awan tampak bingung dan bertanya-tanya, kenapa ibu angkatnya itu justru memberinya parfum? "Cobalah!"
Read more