Terkejutlah Kaivan ketika mendatangi rumah tunangannya sepi tak ada kehidupan. Masih pukul tujuh pagi ia berkunjung ingin mengajak sarapan bersama tetapi sia-sia. Dimanakah kau, Amirah?! Hatinya bertanya-tanya.Bel rumah ditekan berkali-kali barulah keluar asisten rumah tangga tergopoh-gopoh menemui. "Oh, maafkan Tuan, saya sedang membereskan kamar Nyonya," seloroh Bi Minah membukakan pintu gerbang.Dahi Kaivan langsung mengernyit. "Memang Amirah kemana kok tidak menjumpaiku sekarang?"Raut wajah Bi Minah tertunduk ketakutan, lalu berterus terang, "Nyonya pergi bersama Bagaskara menuju ke bandara sejak subuh tadi mengejar penerbangan pertama katanya, dan menitipkan sebuah surat untuk Tuan.""Surat?" guman Kaivan bingung, untuk apa bersurat-suratan jika tunangannya bisa menelepon langsung atau mengirim pesan melalui gawai. Aneh!"Sebentar Tuan, saya ambil dulu suratnya," seru Bi Minah bergegas mengambil ke dalam rumah membiarkan tamu berdiri tegak di luar gerbang. Ia juga tidak tahu me
Baca selengkapnya