Share

87. Memori Kelam

Kondisi Bagaskara mulai stabil. Panas tubuh mulai berangsur hilang namun Amirah tak melepaskan sekalipun pandangan darinya. Di sebuah kamar dulu pernah ditempati putranya kini menginap ke rumah besar ini lagi.

Ditepiskan perasaan tak nyaman demi balita yang tertidur pulas di pelukan. Maafkan Mama sayang, sungguh aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu! Lirihnya pelan atas dosa dan salah sebagai Ibu yang tak termaafkan.

Melani muncul di depan pintu, "Ra, pergilah ke bawah untuk makan malam biar aku yang menggantikanmu."

Amirah menggeleng, "Kamu saja yang makan, aku tidak lapar."

"Makanlah 'Ra, di sana ada suamiku, Aabid dan Kaivan," tegur Melani. "Kamu 'ga perlu sendirian menghadapi mantan suamimu, mereka pasti melindungimu!"

"Aku 'ga pa-pa kok," dusta Amirah agar sahabatnya tenang. "Kami akan pulang secepatnya setelah Bagaskara sembuh dan kau juga butuh istirahat kasihan bawa perut besar begitu."

Senyum Melani mengembang sambil mengusap-usap kandungannya. Hidupnya lebih sempurna sepert
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status