Share

81. Dendam Mantan Kaivan

Suara tangis Bagaskara berhenti digantikan rengekan panjang berulang-ulang memekakkan telinga, "Aku mau pulang, mau ketemu Mama dan Om Kaivan!"

"Jangan cengeng!" teriakan keras mengejutkan seisi rumah. "Berhenti menangis, meraung dan manja atau lebih baik aku kunci kau di kamar mandi!"

Bagas langsung meringkuk ketakutan duduk di sudut kamar kecil tidak serupa miliknya. Dari datang siang tadi hingga sore hari tak dijumpai wajah Amirah yang selalu tersenyum dan memeluknya.

"Mama, Bagas mau pulang," isaknya pelan tak lama tubuh kecil beringsut tertidur di lantai dingin yang keras. Kelelahan menangis sepanjang hari tak tahu mengapa ia dipisahkan dari ibunya sendiri.

Wanita cantik namun kejam menunggu sampai terlelap lalu mengunci pintu kamar agar bocah nakal tak pergi melarikan diri. Ia sangat membenci putra Amirah dan Alagar karena masa lalu yang kelam.

"Nona, biarkan saya menemani Bagas kasihan kalau ditinggal sendiri di kamar," sergah pengasuh Nana buru-buru agar majikannya mengijinkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status