Home / Pernikahan / Setahun Tanpa Sentuhanmu / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Setahun Tanpa Sentuhanmu: Chapter 41 - Chapter 50

214 Chapters

41. Mulai Penyelidikan

Happy Reading*****Sebelum jam dua belas siang, Risma sudah kembali ke rumah. Terngiang perkataan Iklima tadi. Salah satu hal yang tak pernah dibayangkan dan terpikirkan olehnya. Aktivitas Riswan pada ponsel dan juga laptop sangatlah tinggi. Hampir seluruh pekerjaannya dilakukan pada dua benda canggih itu. Entah pengetahuan dari mana, perkataan Iklima tadi membuat Risma takut. Jaman semakin canggih dan segala hal yang tidak mungkin bisa terjadi. Sesampainya di rumah, istri Riswan itu tak langsung ke dapur, tetapi berjalan masuk ke kamar tempat suaminya bekerja. Kamar yang menjadi saksi bisu betapa kecewa hatinya semalam. Risma, mencari laptop suaminya. Namun, tak juga ditemukan. Laci yang tidak tertutup sempurna memperlihatkan ada benda pipih milik Riswan tertinggal di sana. Risma mencoba membuka layar, tidak terkunci. Sepengetahuannya, ponsel Riswan selalu memiliki pola untuk membuka layarnya, tetapi ini tidak. Perempuan itu membalik ponsel berwarna silver menelitinya dengan seks
Read more

42. Kejutan Baru

Happy Reading*****Risma berbalik arah ketika mendengar teriakan suaminya. "Aku memang sangat menginginkan ini, Mas. Karenanya yakinkan hatimu bahwa Mas sanggup melakukannya. Bukan coba-coba seperti yang sudah-sudah dan berakhir kekecewaan mendalam." Dia pun melanjutkan langkahnya menuju kamar. Ketakutan akan kekecewaan yang terulang membuat Risma memberanikan diri menolak suaminya. Tahu betul apa konsekuensi yang akan diterimanya nanti, Risma beristigfar sepenuh hati. Kemarahan menguasai Riswan. Dia kembali masuk kamar kerjanya. Membanting pintu hingga berdebum keras. Risma terjingkat, dia yakin suaminya marah besar.Sekitar setengah jam kemudian, Riswan ke kamar yang sama di mana Risma berada. Melewati begitu saja istrinya yang tengah membaca buku sambil rebahan. Masuk ke kamar mandi. "Kenapa Mas Riswan lama sekali mandinya?" Risma mulai bertanya-tanya. Sudah setengah jam lebih, lelaki itu belum keluar. Suara gemericik air yang disiramkan ke tubuh pun tak terdengar. Risma begit
Read more

43. Penuh Rahasia

Happy Reading*****Risma menutup aplikasi chat dengan cepat. Beralih pada aplikasi sosial media lainnya. Sebuah akun dengan aplikasi berlogo kamere warna pink, di pencet. Bukan nama Riswan yang muncul, tetapi nama lain."Ini tuh beneran HP-nya Mas Riswan bukan, sih? Kenapa nama akunnya bukan dan ini apa profilnya kok aneh banget." Risma makin penasaran. Dia mencoba login, tetapi terkendala pasword yang harus dimasukkan.Mencoba peruntungan dengan mengetikkan tanggal lahir suaminya, tetapi gagal. Risma tampak berpikir dan berbicara sendiri. Mencoba tanggal lahirnya juga salah. Komposisi nama dan juga tanggal lahir Riswan juga salah."Duh, akun siapa ini sebenarnya kenapa susah banget dibuka." Risma meremas rambutnya. Lama mengutak-atik ponsel itu, tetapi belum ketemu komposisi pasword yang pas.Putus asa, Risma mencatat nama akun itu. Akan mencoba membuka isinya lewat akun miliknya. Risma keluar kamar dan meletakkan kembali posel itu.Sebelum berselancar di dunia maya, Risma menyempat
Read more

44. Akun Alter

Happy Reading*****Sebuah pesan pribadi dikirimkan Risma pada akun alter suaminya. Tinggal menunggu balasan apa yang akan dikirimkan Riswan nantinya. Sebelum suaminya pulang, Risma membereskan semua kekacauan. Menyiapkan makan malam dan juga mengepel dan acara beres-beres rumah lainnya.Tak akan Risma mempertanyakan tentang akun alter itu pada Riswan. Biarlah lelako itu sendiri yang akan mengungkap kebenarannya. Selesai dengan semua pekerjaan dan kewajiban pada Sang Pencipta, Risma dudu di sofa depan televisi ditemani secangkir susu cokelat hangat dan kukis chococip.Semua yang ada di hadapan Risma berbau cokelat. Sangat cocok untuk mengembalikan mood-nya yang memburuk. Tak berapa lama suaminya mengetuk pintu disertai salam. Risma bersikap senormal mungkin. Memberikan senyum terbaiknya ketika membuka pintu dan saat itu juga matanya mendelik melihat benda pipih yang berada dalam genggaman tangan kanan Riswan.'Mengapa Mas Riswan bawa HP-nya? Lalu, yang di kamar tadi HP siapa? Fix, dia
Read more

45. Berbalas Pesan

Happy Reading*****"Hai, salam kenal juga. Umur berapa? Lagi ngapain?" Begitulah chat balasan Riswan atas pesan yang dikirim Risma sore tadi. Kenapa suaminya begitu ramah pada orang yang tidak dikenal. Profil akun Risma saja, lelaki itu tidak tahu. Lalu kenapa bisa begitu sok akrab dengan orang baru? Baru saja akan mengetikkan balasan, Riswan keluar dari kamar mandi dan mengajak berjemaah.Lantunan ayat suci yang dibacakan suaminya begitu menyentuh hati. Keduanya khusyuk menjalankan kewajiban melupakan sejenak urusan dunia mereka. Setelah selesai, Risma mencium telapak tangan sang suami."Kamu tidur saja dulu kalau sudah ngantuk. Besok kerja, 'kan? Mas masih harus melanjutkan pekerjaan." Riswan melipat sajadahnya dan melepas kopiah yang dikenakan, menaruhnya pada rak di sebelah meja rias sang istri. Lalu, lelaki itu keluar kamar setelah mencium kening Risma.Tanpa bicara apa pun, Risma juga melepas mukena dan melipatnya. Segera mengetikkan balasan pada akun lain yang diduga milik sa
Read more

46. Pelan-Pelan Terkuak

Happy Reading*****Keduanya diam dalam keheningan sampai di depan klinik. Sebelum turun dari mobil, perempuan itu menyempatkan mencium pipi suaminya. "Semoga suamiku ini nggak akan berbuat seperti dalam berita tadi," bisik Risma di telinga sebelah kiri suaminya. Susah payah Riswan menelan ludahnya sendiri. Namun, dia tak menjawab apa pun, hanya diam dan segera menjalankan mobil ketika istrinya sudah turun. Sepanjang perjalanan, Riswan merenungi bisikan istrinya. Niat hati, setelah mengantar Risma ke klinik akan meluncur ke warung diurungkannya. Riswan menjalankan mobilnya ke arah taman kota. Memarkirkan mobilnya pada sisi kiri taman kota yang searah dengan jalan ke warung satenya. Riswan turun dan menghirup udara sebanyak mungkin. Sedikit banyak, perkataan Risma tadi mempengaruhi pikirannya. Ucapan sang istri seolah dirinyalah yang sedang dibicarakan bukan berita pada internet. 'Ketika hatimu gelisah dan sedang sangat ingin melakukannya, maka alihkan pada hal-hal positif. Berola
Read more

47. Pelan-pelan Terkuak 2

Happy Reading*****Risma menggelengkan kepala tak percaya. Sementara dua lelaki di depannya yang sedang bercanda saling pandang. Ada apa dengan Risma? Begitu pikiran mereka. "Sayang, ada apa?" tanya sang suami, tetapi tatapan mata Risma malah terlihat aneh. Seperti sedang menguliti tubuh Riswan. Dari atas sampai ke bawah, Risma membulatkan bola mata. "Ris, kamu baik-baik saja?" Kali ini Farel buka suara. Sang dokter merasa sangat aneh dengan sikap istri sahabatnya. 'Nggak mungkin Mas Riswan ngelakuin itu. Dia lelaki yang taat agama. Didikan Ayah mertua sangat ketat terutama masalah akhlak dan tuntunan syariat. Apa yang dijelaskan Septi jelas sesuatu maksiat dan sangat dilarang. Ya, Allah.' Risma berkata dalam hati disertai helaan napas. Tak menggubris pertanyaan dua lelaki di depannya. Saat makanan yang mereka pesan datang, Risma langsung mengambil jus jeruk dan meminumnya hingga tersisa seperempat gelas. Riswan menatap Farel, bingung. Tangan Riswan mengoyang lengan Risma dan be
Read more

48. Hati yang Tersakiti

Happy Reading*****"Lho, Ris. Kok, malah nangis?" Iklima memeluk Risma. Memindahkan putrinya pada kereta dorong yang dibawanya tadi. Dalam pelukan Iklima, perempuan dengan kulit kuning langsat itu malah sesenggukan. "Aku nggak tahu harus mulai dari mana, Mbak. Saran kamu kemarin, aku sudah ikuti dan hasilnya aku malah semakin nggak tahu kenapa Mas Riswan berbuat seperti itu," kata istri Risma terbata di antara tangisannya. "Sudah... sudah. Jangan nangis di sini. Kalau ada pasien yang lihat kan malu." Iklima mengurai pelukan mereka. Mendekati gagang telepon dan menghubungi Farel setelah bertanya nomor interkom ruangan lelaki itu pada Risma. "Kita ke ruangan Farel saja. Dia lagi free di kantornya," ajak Iklima pada Risma. "Tapi, Mbak. Septi belum datang lagian bentar lagi Mas Riswan pasti jemput." Isakan Risma masih terdengar sesekali. "Tunggu sebentar, aku mau nyari perawat buat bantuin kerjaanmu." Iklima keluar dan memanggil salah satu perawat yang tidak bertugas. Setelah itu dia
Read more

49. Acara Yustina

Happy Reading*****"Ish. Kenapa perkataanmu membuat Risma jadi berpikir negatif, sih?" Iklima memukul lengan Farel, kesal juga dengan mulut ember lelaki itu. "Sakit, Ma. Kamu nggak ngira-ngira kalau mau mukul," adu Farel, "apa yang aku katakan bener, kan. Kamu tahu persis gimana sejarah kisah mereka. Masak nggak inget? ""Inget, tapi yang nggak kamu tahu adalah hati Riswan sebenarnya. Dia itu nggak pernah cinta sama Yustina, hanya sebatas kasihan saja. Dah, ah. Antar aku pulang, ya," pinta Iklima manja yang membuat Farel tersenyum dan menyipitkan mata. "Emang naik apa ke sini?""Naik ojol. Riswan nggak kira-kira kalau minta tolong, tapi kalau nggak ke sini aku nggak bakal tahu masalah rumah tangga mereka sebenarnya." Iklima berdiri, mendorong kereta putrinya. Farel jadi berpikir, begitu khawatirnya Riswan pada sang istri hingga meminta sahabatnya mencari tahu sebab kesedihan Risma sejak tadi. Ternyata Riswan bucin juga. Farel tersenyum memikirkan sahabat masa kecilnya itu. "Kenap
Read more

50. Luapan emosi Risma

Happy Reading*****Riswan diam mematung menyaksikan dan mendengar perkataan istrinya. Tak pernah menyangka Risma seberani itu mengungkapkan kekesalan hati. Seorang perempuan itu adalah makhluk Tuhan paling unik. Sanggup menyimpan cinta selama bertahun-tahun lamanya, tetapi tak akan pernah sanggup menyembunyikan cemburu walau sedetik saja. Kali ini, Riswan bisa melihatnya dengan jelas. Risma melirik suaminya yang diam mematung. Mengambil tangan kanannya dan mengajak pergi. "Sebaiknya kita pulang sekarang. Aku nggak mau sampai ada keributan," ucapnya pada sang suami. "Ayo." Riswan mengikuti langkah istrinya. Tanpa pamit pada Yustina, mereka pergi meninggalkan acara syukuran. Kurang dari tiga puluh menit, pasangan muda yang belum dikaruania anak itu sampai di rumah. Risma masuk kamar sedangkan Riswan duduk di depan televisi. Lelaki itu masih berpikir kejadian beberapa waktu lalu di rumah Yustina. "Apa masalah Yustina yang menyebabkan Risma sejak tadi terlihat khawatir," kata lelaki
Read more
PREV
1
...
34567
...
22
DMCA.com Protection Status