Happy Reading*****"Kok diem, Ma?""Apaan, sih. Aku pulang dulu, ya. Dara ngantuk kayaknya." Pipi Iklima memanas."Aku antar, ya.""Nggak ... nggak," ucap perempuan satu anak itu, "rumahku lho nggak jauh dari sini. Aneh aja kalau dianter apalagi sama lelaki. Akan timbul fitnah nantinya.""Ya sudah kalau nggak mau. Aku ke klinik saja." Farel menyerahkan Dara pada Iklima. Ibu satu anak itu sedikit terkejut, pasalnya walau klinik itu milik keluarga si lelaki, mengapa di hari libur juga tetap bekerja.Sambil berjalan pulang, Iklima berpikir tetang perkataan Farel tadi. Sebuah kisah masa lalu yang sudah dilupakan oleh Iklima. Ya, Farel memang pernah menyatakan rasa cintanya dulu. Namun, usia mereka baru belasan tahun saat itu dan Iklima tidak pernah berpikir untuk menjalin hubungan pacaran seperti teman-temannya yang lain. Oleh karenanya dia menolak ajakan Farel dan pernyataan cintanya. Iklima berpikir cinta itu, hanya cinta monyet yang mampir sebentar. Ternyata sekarang, si lelaki malah
Baca selengkapnya