Home / Romansa / KETIKA SEORANG ISTRI BERHENTI PEDULI / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of KETIKA SEORANG ISTRI BERHENTI PEDULI: Chapter 101 - Chapter 110

134 Chapters

Bab 103

KSIBP 103 Setelah sidang putusan, Mala segera masuk ke dalam mobilnya dengan Qiera yang menjadi supir karena semua pria termasuk Diko masuk ke dalam mobil yang berbeda.Mala menghembuskan napas lega, lalu menangis. "Akhirnya aku bisa terlepas dari laki-laki mengerikan itu. Sekarang aku benar-benar sudah bebas," gumamnya bangga.Qiera tidak berani menatap Mala, dia sengaja memberikan ruang kepada sahabatnya untuk mengeluarkan segala unek-unek yang ada di hatinya. "Selama ini aku sudah capek berdiam diri dengan sikapnya yang selalu baik kalau di luar, tapi jika sudah sampai di rumah ... membayangkannya saja aku langsung ingin pergi ke tempat yang jauh yang tidak akan pernah membuatku bertemu dengannya," lanjutnya membuatku Qiera semakin terluka.Ternyata selama ini sahabatnya selalu pura-pura bahagia dan kenyataannya tidak seperti yang dia lihat. Ada perasaan bersalah dalam dada Qiera ketika membayangkan dulu Mala selalu menghibur dirinya yang selalu dibentak oleh Yasa, padahal kehidu
Read more

Bab 104

KSIBP 104"Di makan ya, Mas." Laras mendekatkan piring yang berisi soto dan dia piring kosong. Mencium aroma soto yang begitu wangi, Laras juga ikut lapar. Namun, Harun langsung makan di piring soto itu tanpa mempedulikan Laras yang menatapnya penuh harap. Harun menyantap soto ayam yang ada di hadapannya dengan sangar rakus, karena rasanya hampir sama dengan soto yang biasa Mala masak. "Aku tidak tahu kalau kau sepintar ini. Nanti sering-sering masak ini, ya." Harun menghabiskan semuanya dengan sangat cepat, lalu melontarkan sedikit pujian. Laras begitu bangga mendengar kata-kata yang baik keluar dari mulut Harun walupun dirinya harus menahan lapar. "Siap, Mas. Makanya kita harus segera menikah agar aku bisa masak ini setiap saat." Laras memanfaatkan situasi untuk keuntungannya sendiri. Harun terdiam sejenak. "Nanti Mala akan menyesal karena sudah menggugat cerai kamu, Mas." Laras kembali mengobarkan api, tapi Harun malah semakin teringat dengan Mala. "Em, aku masih butuh wak
Read more

Bab 105

KSIBP 105 "Aku akan menikah dua Minggu lagi," ucap Laras kepada seorang pria yang selama ini selalu dipanggilnya paman. "Mau besok sekalipun terserah. Asal kau tidak lupa perjanjian di antara kita dan kau harus segera menyelesaikannya." Pria itu melemparkan tatapan tajam dan terkesan sengit. "Iya. Om Dandi tenang saja, aku akan segera membereskan semuanya." Laras tersenyum lebar ke arah Om Dandi. Pria yang selama ini menjadi pengkhianat untuk keluarga Qiera tidak lain tidak bukan adalah suami bibinya sendiri. "Kamu juga jangan terlalu santai, Aryo. Aku tidak punya banyak waktu untuk bermain-main dengan kalian." Om Dandi memarahi rekan bisnisnya dalam menjalankan rencana. "Aku hampir berhasil memancing Bagas, kok. Kamu tenang saja dan tidur yang nyenyak. Pokoknya mereka akan segera kembali ke yang Mahakuasa. Tapi ingat, kau juga jangan lupa untuk menepati janjimu menjadikan Marwah milikku," jelas Pak Aryo. Laras tidak kaget. Dia memang sudah tahu dengan keinginan kedua orang yan
Read more

Bab 106

KSIBP 106 Laras tidak mempedulikan perintah Harun dan memilih untuk membaringkan tubuhnya di kamar yang khusus untuk tamu. "Perintah sebanyak itu? Aku yakin dia hanya bercanda," ucapnya lirih, lalu berselancar di di media sosial untuk melihat pergerakan orang-orang yang berada dalam pembahasannya. Para maid yang melihat Laras begitu santai tertawa. "Dia tidak tahu kalau perintah Mas Harun itu asli." "Dan tidak main-main." Yang lainnya menanggapi. "Biarkan saja. Jangan ada satu orang pun di antara kita yang membantu dirinya. Mari kita lihat, dia bisa bertahan sejauh mana," ucap kepala maid dengan tegas dan yang lainnya pun ikut mengangguk. Harun sendiri malah terlihat tidak lesu. "Kenapa aku melakukan pernikahan dengan tergesa-gesa begini, bukankah hal seperti ini tidak baik?" "Iya, benar, harusnya aku tidak tergesa-gesa." Haru menatap dirinya di cermin besar. Cermin yang biasanya dulu selalu dipakai Mala untuk berhias. "Tapi kenapa pada akhirnya aku tetap melakukan ini?"
Read more

Bab 107

KSIBP 107 Kepala maid dan yang lainnya tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Laras yang seperti tersambar petir. "Kenapa? Enggak nyangka kalau pangeran yang ada di khayalanmu memberikan alat pel, 'kan?" ledek kepala maid dengan tawa yang begitu puasnya. "Tentu saja, Mbak. Mana mungkin dia tidak kaget ketika hal romantis yang ada di pikirannya tiba-tiba hilang dan digantikan dengan alat kebersihan yang ada di tangannya itu," sahut maid yang lain. Mereka pun kembali tertawa. Apalagi ketika melihat ekspresi Laras yang masih terdiam tanpa kata, mereka jadi semakin bahagia. Namun, tetap saja hari mereka ada rasa kesal dan marah karena sudah memperlakukan Mala seenaknya.. Setelah beberapa saat, Laras kembali tersadar kalau dirinya sedang dipermalukan. Dia pun melemparkan benda-benda yang diberikan Harun ke sembarang arah dengan tenaga yang sangar besar. "Sialan, aku menikah dengannya bukan untuk dipermalukan seperti ini! Aku hanya ingin menjadi ratu, menjadi tuan putri. Baik untuk d
Read more

Bab 108

Laras mengerjakan semuanya tanpa protes sedikit pun. Terlebih, Harun memintanya dengan cara lembut, Hadi dia tidak bisa melawan sama sekali karena di hatinya ada cinta yang begitu besar. Laras juga berpikir kalau cara Harun berbicara padanya sudah mulai berubah dan dua berharap cintanya segera terbalas, agar tidak selalu bertepuk sebelah tangan. Setelah melakukan pekerjaan dengan pelan dan hati-hati, itu pun dibimbing para maid, akhirnya Laras tahu apa itu bersih-bersih dan bagaimana cara melakukannya yang paling benar. Setidaknya lantai menjadi lebih enak dipandang karena terkesan segar, tidak seperti biasanya yang kusam. "Nah, kan, kamu juga masih kita bantu dalam pekerjaan, jadi harusnya tahu diri." Kepala maid menatap kesal ke arah Laras yang bersantai ketika melihat beberapa maid membawa alat kebersihan untuk membantunya. "Terserah akulah. Lagipula di sini, akulah Nyonya. Jadi, enggak perlu melakukan hal-hal yang tidak diperlukan." Laras kembali melupakan perintah Harun yang
Read more

Bab 109

KSIBP 109 Pak Malik bergegas mendekat dan membawanya Ziron ke dalam pangkuannya. Beliau sama sekali tidak mengatakan Qiera slaah, atau para maid salah, tidak. Beliau malah meminta semuanya untuk tenang dan pergi ke rumah sakit agar diperiksa lebih lanjut. Mala dan Zayyan yang mendengar hal itu sangat terharu. Karena selama ini Harun tidak pernah membawa mereka ke rumah sakit meski sakit parah. "Kita berangkat, ya, Sayang." Qiera berkata dengan panik sambil menggendong Zihan. Zayyan juga membantu Mala untuk berjalan karena mamanya itu merasa tenggorokannya sakit. Sebenarnya Zayyan juga merasakan hal yang sama, tapi dia tidak mau terlihat lemah di depan mamanya. Terlebih, saat ini mamanya sedang terluka secara fisik dan batin. "Perketat keamanan dan sebagian ikut saya ke rumah!" titahnya kepada kepala maid yang sedang ketakutan karena hal ini bisa terjadi atas kecerobohan dirinya sendiri. Dia tidak tahu kalau dalam makanan yang dibelinya dari nenek tadi sesuatu yang bisa membuat p
Read more

Bab 110

KSIBP 110 Kedua orang itu sudah terlempar ke tanah beberapa kali ketika menerima pukulan dari Harun, kecuali seorang wanita tua, dia bahkan tidak berani menyentuhnya meski melakukan kesalahan yang sama. "Di mana Mala dan yang lainnya?" tanya Harun panik. Dia tidak tahu kalau Mala dan anaknya sudah dibawa ke rumah sakit. "Sedang ditangani dokter!" Kepala maid menjawab singkat, lalu kembali masuk ke dalam rumah. Harun mengelus dada tenang. Dia berpikir kalau Mala dan Zayyan ada di rumah Malik, jadi bisa bernapas lega. Sementara Pak Dandi dan Pak Aryo sedang dikejar Om Dion dan beberapa orangnya. Mereka cukup kewalahan karena kedua pelaku menggunakan mobil rental dan lagi dua mobil yang berbeda. Jadi, mereka juga berpencar untuk mengejarnya.Sementara di rumah sakit, Qiera dan yang lainnya tidak berhenti muntah sampai tubuh mereka lemas tidak bertenaga lagi. Bahkan Pak Malik tidak berani melepaskan Zihan dari pelukannya. Cucu kecil yang tidak tahu apa-apa tentang keadaan mama juga a
Read more

Bab 111

KSIBP 111 Om Dion yang gagal mengejar pelaku segera berlari ke rumah sakit. Awalnya dia tidak ingin pergi karena perasannya yang lebih khawatir kepada Mala dan putranya daripada Qiera. Namun, dia tidak mungkin menunjukkan perasaan itu secara terang-terangan. Ditambah keadaan Qiera dan Ziron lebih para daripada dua orang yang dia khawatirkan. Akan tetapi, ketika mendengar kalau mereka disatu ruangankan, Om Dion bergegas pergi ke rumah sakit tanpa berpikir panjang lagi. Kali ini dia bisa melihat semuanya tanpa menimbulkan kecurigaan nantinya. Om Dion membuka pintu ruangan mereka, lalu masuk, dan menghampiri Qiera yang terbaring di dekat Ziron. Namun, hati dan pikirannya hanya tertuju kepada orang yang berbaring agak jauh dari matanya. Melihat ada rasa khawatir yang tidak biasa di mata pamannya, Qiera bisa menangkap kalau lelaki yang ada di sampingnya itu memang lebih mengawatirkan Mala daripada dirinya, dan tiba-tiba saja terbersit di pikiran untuk mengerjainya. "Om tahu tidak kala
Read more

Bab 112 - 113

KSIBP 112 Harun tidak henti-hentinya memarahi Laras karena sudah bertindak sembarangan dan membuatnya kehilangan informasi tentang Mala. "Untuk apa kamu cari tahu tentang dia, Mas? Di antara kalian sudah tidak ada hubungan apapun lagi. Sekarang istrimu adalah aku, sementara hanyalah mantan istri yang tidak pantas kamu pedulikan!" geram Laras panjang lebar. Harun menarik Laras masuk ke salah satu ruangan yang kosong. "Apa yang kau katakan? Apa kau berpikir kalau aku akan menjadi kau ratu hanya karena Mala tidak ada?" Saat ini rasanya Harun ingin memberikan Laras pelajaran. Namun, dia menahannya karena sedang berada di tempat umum. Padahal, dia dulu selalu memukul Mala di mana pun berada. "Tentu saja. Aku memang ratu, baik itu di hatimu, ataupun rumahmu. Apa kau sudah melupakan melupakan janji yang dulu kau ucapkan pada kakakku?" Laras kembali menekankan Harun dengan kekurangannya. Harun terdiam. Ya, dia memang punya janji yang diucapkan dengan segenap jiwa sebelum kakaknya Laras
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status