Semua Bab KETIKA SEORANG ISTRI BERHENTI PEDULI: Bab 91 - Bab 100

134 Bab

Bab 93

KSIBP 93 Melihat mobil Harun, orang itu bergegas naik ke mobilnya, dan berkendara dengan kecepatan tinggi. Harun sudah bisa menebak kalau dia tidak mungkin datang ke sini tanpa alasan. Pasti ada yang dia sembunyikan, pikirnya.Harun mengikuti laju mobil yang ada di depannya tanpa membuat orang itu curiga. Dia bahkan mengemudikan mobilnya tanpa ragu ke sebuah restoran yang tempatnya sangat ramai.Sekilas, tapi Harun bisa melihat dengan jelas siapa perempuan yang ditemui orang itu. Seorang wanita yang tidak lain adalah Laras. Harun memilih untuk mendekat tanpa menimbulkan rasa curiga kedua orang yang sedang diselidikinya."Bagaimana? Apa kamu berhasil melakukannya?" tanya Laras penuh pengharapan.Harun semakin penasaran dengan kalimat Laras yang terdengar ambigu.Pria itu terlihat jelas menggeleng."Kenapa? Bukankah kau sudah aku kasih tahu di mana rumahnya? Kau hanya perlu memberikan dia beberapa kali pelajaran. Kenapa melakukan hal seperti ini saja tidak bisa?" Laras mulai berbicara
Baca selengkapnya

Bab 94

KSIBP 94 Sang putra membantu Mala untuk istirahat di kamar yang sudah siapkan oleh kepala maid. Sungguh, dia hanya ingin memeluk Mala dan mereka kembali melantun sholawat bersama daripada melihat seorang ayah yang kasar satu atap dengannya."Jangan benci padamu, Sayang. Bagaimanapun dia adalah orang yang harus kamu hormati," pinta Mala dengan suara yang sangat pelan."Aku tidak benci, Ma. Hanya saja aku butuh waktu agar rasa jijik yang ada di dalam hatiku hilang," jawab sang anak yang kemudian duduk di sampingnya. "Ma, sebenarnya aku tahu masalah Papa dengan Mbak Laras," ungkapnya membuat Mala kehilangan kata-kata."Sayang ...." Mala tidak bisa melanjutkan perkataannya. Semuanya terasa sangat berat dan begitu menyakitkan.Kejadian beberapa waktu lalu bukanlah yang pertama. Sejak Laras hadir di dalam hidupnya, dia langsung mendominasi Harun, dan selalu membuat Mala kesusahan. Bahkan, tidak jarang dia tiba-tiba dibuatkan makanan oleh Mala di tengah padatnya jadwal."Aku gak bisa, Mas.
Baca selengkapnya

Bab 95

KSIBP 95Harun tertegun. Selama ini dia memang tidak pernah kepikiran kalau usia pernikahannya dengan Mala putus di tengah jalan. Ada banyak hal yang ingin Harun lalui bersama dengan keluarga kecilnya."Aku tidak ingin kedua pilihan itu," ucapnya pelan."Tapi sikap yang kau tunjukkan seolah memperlihatkan kalau kau memang menginginkan satu satu dari keduanya terjadi," sahut Pak Malik. "Sudahlah, kau pulang dulu saja dan buat kepalamu dingin.""Betul. Aku harus berpikir dengan keras bagaimana caranya agar bisa membujuk mereka untuk mau memaafkan aku," lirihnya, lalu bangkit dan keluar. Om Dion yang mendengar perkataannya itu hanya bisa menggelengkan kepala. "Aku sungguh tidak menyangka kalau Harun yang dulu cerdas dan tidak tertandingi, sekarang menjadi kebalikannya.""Makanya nanti kamu jangan melakukan kesalahan itu karena wanita diciptakan bukan untuk dilukai perasaannya." Pak Malik duduk berdampingan dengan adiknya sambil membahas masa lalu, juga masa depan.Putra Mala yang memper
Baca selengkapnya

Bab 96

KSIBP 96"Kenapa jangan berpisah? Bukankah Harun sudah sangat keterlaluan?" Om Dion menatap Qiera kesal."Lah, memangnya kenapa? Ini obrolan di antara kami. Kalian tidak harus tahu, terutama Om." Qiera mendelik. "Apa jangan-jangan Om memang sudah tidak sabar untuk segera menjadi ayahnya Zayyan?" godanya."Apa yang kau katakan itu, hei?" Om Dion sungguh tidak percaya keponakannya tanpa ragu mengatakan hal itu di hadapan banyak orang."Memangnya kenapa? Bukankah semua orang juga sudah tahu kalau Om suka sama Mahal." Dengan polosnya, Qiera mengatakan hal itu. Ingin Om Dion marah, tapi Diko dan Pak Malik sudah menatapnya tajam. Tanda, kalau dia tidak bisa bertentangan dengan Qiera."Ya sudahlah, aku mengaku kalah," ucapnya kemudian.Semua orang tertawa renyah, seperti tidak terjadi apapun yang membuat marah, apalagi membahayakan nyawa. Begitupun dengan putra Mala. Dia terlihat sangat bahagia hanya dengan obrolan yang biasa."Bagaimana?" Qiera kembali menatap Mala dengan penuh harap bahwa
Baca selengkapnya

Bab 97

KSIBP 97Setelah pertemuan semalam, kini semua orang mendapatkan tugasnya masing-masing. Terutama Mala, kali ini dia bertugas untuk mengambil nomor ponsel teman misterius papanya itu. Mala memang sudah curiga sejak awal. Hanya saja dia tidak punya waktu untuk mempermasalahkan hal ini, tapi tidak untuk sekarang. Karena kini, dia punya rencana sendiri. Dering ponsel tidak berhenti berbunyi sampai tengah malam. Dengan malas, Mala mengambil ponselnya dan melihat siapa yang melakukan panggilan tanpa kenal lelah, dan waktu. Harun. Nama itu yang sudah menelponnya puluhan kali. Bukannya menjawab, Mala lebih memilih untuk mematikan ponselnya."Bisa kasihkan aku, Ma?" Zayyan menatap ponsel yang berada di tangan mamanya dengan mata berbinar. "Buat apa, main game atau nonton video?" tanya Mala serius. Dia tidak ingin anaknya nyaman dengan benda pipih itu sampai menggadaikan waktunya yang berharga. "Em, aku mau bicara sama Papa." Zayyan berkata jujur. Mala terdiam beberapa saat sebelum membe
Baca selengkapnya

Bab 98

KSIBP 98Laras kehilangan kendali ketika Harun mematikan teleponnya. Padahal, sudah lama dia menantikan saat-saat seperti ini dari sejak lama. Laras ingin memiliki Harun sendirian untuk selamanya."Mengapa? Bukankah wanita seperti Laras memang cocok untukmu?" Kepala maid ikut geram dengan sikap Harun yang selalu semaunya. Harun memilih tidak bicara. Saat ini dia hanya ingin ketenangan dan pergi ke tempat yang seharusnya tidak dia datangi. Harun memasukkan banyak minum ke dalam mulutnya sampai kepalanya terasa sangat pusing. Melihat ada kesempatan, Laras membantu Harun untuk pulang. Hanya saja, dia tidak membawa Harun pulang ke rumahnya sendiri, tapi malah ke rumah pribadinya. Yani yang memang belum tidur, begitu terkejut ketika melihat Laras memasukkan Harun ke dalam kamarnya. Yani memang anak nakal, dia akui kebenaran itu, tapi tetap saja Yani tidak bisa melakukan sesuatu yang terlalu jauh. Terlebih, dia trauma dengan laki-laki setelah mendapatkan teror dari Angkasa yang marah ka
Baca selengkapnya

Bab 99

KSIBP 99"Kenapa, sih, orang itu harus dateng sekarang? Ganggu kebersamaan kita aja." Qiera mengerucutkan bibirnya. Dia memang tidak suka kalau momen bahagianya dirusak, terutama oleh orang yang sudah menyiksa sahabatnya."Sabar, Sayang. Toh, kayaknya dia juga enggak akan lama." Diko mengusap puncak kepala istrinya agar lebih tenang. Dia sendiri tidak tahu harus bahagia atau kesal dengan kedatangan Laras, karena memang Qiera berhenti marah-marah. "Tetap saja aku enggak suka. Apalagi dia bertamu tanpa tahu waktu. Idih, pengen deh, aku narik bajunya dan buat dia telanjang." Qiera malah semakin kesal. "Sayang, enggak boleh bicara seperti itu. Menutup aurat memang wajib untuk muslim, terutama wanita." Diko berusaha kembali menenangkan, tapi Qiera malah semakin marah. "Memangnya ada perkataanku yang menyinggung aurat?" "Em, enggak, kok, Sayang. Mungkin aku hanya salah dengar." Diko kembali mengelak. Qiera tahu jelas apa yang didengarnya dan dia juga kecewa karena Diko malah memilih
Baca selengkapnya

100

KSIBP 100Harun yang melihat berita bahwa Pak Malik dijadikan tersangka atas penyeludupan obat-obatan terlarang segera pergi ke rumahnya, tapi dia ditahan oleh beberapa orang dari pihak kepolisian. "Ada apa ini sebenarnya?" Harun mondar-mandir di depan gerbang rumahnya sambil berusaha menelpon Om Dion dan Diko, tapi di antara mereka tidak ada yang menjawab panggilan darinya. Hampir gila memang, tapi tetap saja dia harus tenang. Terlebih Qiera juga belum memberikan keterangan apapun. Orang-orang kediaman Pak Malik juga terkejut dengan berita ini. Bahkan, Qiera beberapa kali tidak sadarkan diri. Dia tidak menduga kalau Laras ternyata jauh lebih licik daripada perkiraannya. "Aku ada di sini dan punya bukti. Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan," pesan Diko sebelum ponselnya benar-benar dimatikan. Pesan itu setidaknya bisa membuat Qiera sedikit lega dan lebih tenang. "Ayo, kita doa bersama!" seru Zayyan. Anak berusia sepuluh tahun itu memimpin sholat berjamaah, kebetulan waktu
Baca selengkapnya

Bab 101

"Kalian dibayar berapa oleh anak bau kencur itu?" Pak Malik bertanya dengan frontal. Dia sudah tidak tahan lagi melihat keadilan yang sangat tidak adil. Tidak ada yang berani bicara. "Baiklah. Sepetinya aku memang perlu menunjukkan siapa diriku sebenarnya. Walau aku tahu kalian tidak akan merasa takut, tapi setidaknya kalian tidak akan menyesal." Pak Malik berusaha menahan emosinya. Harun yang berusaha untuk mendekati Mala kembali, kini sedang menemui Laras untuk bernegosiasi. "Bebaskan Pak Malik dan aku akan mengabulkan apapun yang kau inginkan." Harun berbicara lantang. Dia tidak tahu kalau dirinya sudah masuk ke dalam perangkap. "Apapun? Kamu serius, Mas?" Laras menatap pria yang ada di hadapannya dengan takjub. Tidak bisa dia bayangkan kalau Harun benar-benar menjadi miliknya dan selama ini dia hanya bisa bermimpi, tapi sekarang ... semuanya tampak jelas sekarang. "Iya, apapun." Harun kembali memberikan penegasan kalau dia tidak akan mengingkari janjinya. Laras tersenyum
Baca selengkapnya

Bab 102

KSIBP 102 "Iya. Mereka memang pasangan yang cocok." Qiera juga ikut tidak sabar menantikan kebersamaan Harun dan Laras yang sudah pasti akan dipenuhi dengan teriakan dari keduanya. Diko menggelengkan kepalanya. "Sayang, untuk orang yang mau menikah tetap harus kita do'akan yang baik-baik tau." "Lah, mereka kan memang orang yang tidak baik. Aku bicara fakta, bukan agama." Qiera kembali emosi, tapi Diko menariknya ke kamar untuk menenangkan hati dan suasana sang istri. "Sayang, kata Pak kiyai kalau kita mengaku orang baik, berarti kita harus mendoakan dan bersikap baik kepada orang-orang yang baik ataupun jahat sama kita. Kalau kita hanya bersikap baik dengan orang yang baik saja, tandanya kita belum menjadi orang yang baik," jelas Diko. Sebagai kepala rumah tangga, dia tidak ingin Qiera terjatuh dalam perbuatan yang tidak seharusnya. Meski sebenarnya dia sendiri kesal dengan sikap Harun dan ingin mendoakan mereka dengan yang buruk-buruk, tapi ia berusaha menahannya. "Ya sudah, ak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
14
DMCA.com Protection Status