Semua Bab KETIKA SEORANG ISTRI BERHENTI PEDULI: Bab 111 - Bab 120

134 Bab

Bab 114

KSIBP 114 Diko melepaskan pelukannya dan berjalan ke arah Yasa. "Untuk kali ini aku ucapkan terima kasih banyak karena kau sudah menjadi pria yang bertanggung jawab. Semoga kau segera menemukan pasangan masa depanmu," ucapnya tulus. Yasa yang terharu memeluk Diko begitu saja. "Ya, aku titip anak-anak dan anggaplah mereka seperti anakmu sendiri," pesannya dan Diko mengangguk mantap. Diko berjalan ke arah ibunya Yasa yang terbaring di tempat pasien, lalu mencium punggung tangannya dengan takjim. "Syafakillah," lirihnya pelan. Ibunya Yasa yang tidak ada tenaga hanya tersenyum sambil mengusap tangannya Diko. Dia ingin mengucapkan terima kasih karena sudah menjadi pasangan yang jauh dari kata baik untuk Qiera. "Aku berjanji pada kalian, kalau aku tidak akan menjadi Harun yang berikutnya," ucapnya sambil tersenyum lebar. Padahal, tidak ada yang bertanya tentang itu, tapi Diko malah berkata begitu. Diko yang faham tatapan Qiera tertawa kecil. "Aku hanya menjelaskan. Takutnya Yasa dan
Baca selengkapnya

Bab 115

KSIBP 115 Harun pulang ke rumah dengan perasaan malu. Sekarang dia sungguh tidak berani lagi untuk menemui Mala dan Zayyan yang sudah dilukainya berulang kali. Harun bahkan berubah menjadi pendiam saat ini. Hanya saja dia belum bisa bersikap baik kepada Laras yang menurutnya terlalu banyak kepura-puraan. "Mas, apa yang terjadi padamu?" tanya Laras tidak tahan dengan sikapnya yang terlalu cuek, meski Laras terpental di hadapannya. Harun tidak bicara. Dia kembali teringat dengan janjinya kepada Diko untuk tetap bersikap baik kepada siapa pun, termasuk Laras. Sayangnya dia tidak bisa, apalagi Laras adalah orang yang melukai Mala dan membuat hubungan di antara mereka yang awalnya suami istri menjadi orang lain. Daripada emosi, Harun lebih memilih diam, dan diam. Dia tidak ingin melanggar janjinya, tapi juga tidak mau membuat dirinya bergantung kepada Laras. "Apa yang terjadi padamu, kenapa tiba-tiba seperti ini?" Laras terus saja berteriak untuk mendapatkan perhatian dari Harun, say
Baca selengkapnya

Bab 116

KSIBP 116 Mala sangat terkejut mendengar jawaban yang tidak biasa dari sahabatnya itu, lalu tertawa kecil. "Jangan bercanda, ini tidak lucu," pintanya. "Memang tidak lucu karena aku serius dan sedang tidak bercanda!" jelas Om Dion. Mala mengubah posisi tubuhnya menjadi menatap pria yang ada di sampingnya, lalu kembali tertawa. "Rasanya aku tidak akan berhenti tertawa kalau kau terus berbicara seperti ini terus," kelakarnya membuat wajah Om Dion berubah menjadi serius. "Kenapa? Bukankah dari dulu kau tahu kalau dalam dadaku tersimpan namamu? Qiera yang punya kepekaan lambat saja sudah tahu kalau kamu memang spesial di mataku, tapi kenapa kamu malah tidak mengerti?" tanya Om Dion pelan. Kini, wajahnya menunjukkan kekecewaan. Mala terdiam. Dia sama sekali tidak ingin membahas tentang ini sekarang. Raga dan jiwanya kini sudah hancur sejak Harun menggoreskan luka demi luka atas nama cinta. "Aku tahu rasamu telah mati, tapi izinkan aku untuk menghidupkannya kembali. Nanti kalau kita m
Baca selengkapnya

Bab 117

KSIBP 117 "Bagaimana? Apa dia sudah diamankan?" Kini gantian Diko yang berkunjung ke rumahnya Harun. "Aku sudah menguncinya di gudang bawah tanah. Meski dia membawa ponsel, tapi di bawah sana tidak ada sinyal. Jadi, ponselnya tidak akan berfungsi," terang Harun. "Bagus. Ini yang aku inginkan. Aku sudah menebak kalau otak dari rencana pembangunan ini memang Laras. Karena kalau bukan dia, kita akan lebih cepat menemukan siapa dalangnya," jelas Diko. Kali ini memang Diko yang punya rencana. Dia bahkan meminta Harun untuk tidak menceraikan Laras sementara waktu, tapi sebaliknya meminta Harun untuk menikahi wanita lain. Diko sangat ingin melihat Laras lebih terpuruk daripada Mala. Diko melakukan ini bukan karena dia tidak bisa memaafkan, tapi orang seperti Laras tidak akan pernah jera kalau diberikan hukuman yang biasa. Harun mengangguk kecil. Dia juga sangat setuju dengan ide Diko. Lagipula Laras memang sangat berbahaya karena kemungkinan di belakangnya masih ada dalang lagi yang m
Baca selengkapnya

Bab 118

KSIBP 118 "Kamu dari mana, Mas? Dari tadi aku cari-cari, tapi tidak ada." Qiera mendekat ke arah Diko yang berada di lantai bawah dengan wajah ditekuk. "Mana mungkin tidak ada, buktinya aku masih di sini, bukan?" Diko tertawa kecil melihat istrinya yang beberapa waktu lalu masih menciptakan jarak, sekarang sudah mulai bersikap manja. Bahkan tanpa mengenal tempat. "Kenapa begitu? Padahal, aku begini karena peduli padamu, tapi kepedulianku malah tidak dihargai." Qiera terlihat semakin kesal dengan perkataan Diko. Namun, pria itu tidak pernah kehabisan akal untuk membuat istrinya tersenyum. "Nanti aku belikan martabak telur yang ada di jalan depan sana," bujuknya dan berhasil karena kedua mata Qiera tengah menatapnya berbinar. "Awas kalau bohong!" Qiera memberikan peringatan satu. "Lah, memangnya aku pernah bohong?" Kini Diko yang terlihat kesal. "Dulu sering." "Waktu itu aku bohong demi kebaikan. Kalau tidak, banyak yang akan salah faham." Diko membela diri. "Tapi tetap saja bo
Baca selengkapnya

Bab 119

KSIBP 119 "Aku rasa mereka akan segera bertindak jika tidak kunjung ada kabar tentang Laras karena mereka sepertinya sudah tidak sabar untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan!" tegas Diko. Bukan hanya Pak Aryo dan Pak Dandi yang sedang mengadakan pertemuan resmi, tapi Pak Malik, Diko, dan Harun pun sedang melakukan hal yang sama. Di antara mereka sudah sepakat tidak akan ada yang memberitahu siapapun, termasuk Om Dion. Untuk saat ini mereka tidak boleh mengikutsertakan wanita dan pria yang sedang tergila-gila oleh wanita, karena ini bukan masalah sepele dan nyawa taruhannya. "Saya sudah menduga hal itu." Pak Malik menatap lekat ke arah Harun." Kamu juga harus lebih memperketat keamanan dan pengawasan lagi. Boleh orang luar tahu kalau lemah, tapi jangan sampai kamu kecolongan!" Harun mengangguk mengerti. Setelah pertemuan pembicaraan selesai, Harun keluar dari rumah Pak Malik dengan jalan yang sudah siapkan. Setelah kasus dengan Mala, dia memang tidak diperbolehkan untuk kelua
Baca selengkapnya

Bab 120

KSIBP 120 Kepala penjaga mendekat ke ruangan tempat Laras berada dengan satu nampan makanan yang terlihat sangat enak. Laras mencium aroma makanan yang tidak biasa membuatnya seketika menjadi lapar. Dia berlari ke arah jeruji besi untuk melihat siapa yang membawa makanan enak itu. Namun, tidak terlihat apapun di sana. Kedua mata Laras jatuh kepada sebuah penutup makanan yang biasa digunakan di meja makan. "Aku mau makan!" teriaknya sambil berlarian kecil karena tidak menemukan satu pun penjaga di luar. Melihat ada kesempatan untuk keluar dari tempat ini, Laras berusaha mencari kunci ruangan ini di tempat para penjaga. Namun, setelah beberapa saat mengintai, dia baru saja kalau gembok di besi ini hanya pajangan. Jadi, meski gembok itu terbuka, tetap saja dia tidak bisa keluar. "Di mana gemboknya?" Laras masih mencari. Dia yakin kalau pas dimasukkan ke sini, dia melihat Harun memasang gembok, lalu pergi begitu saja. Setelah beberapa saat, kepala penjaga keluar dengan membawa ma
Baca selengkapnya

Bab 121

KSIBP 121 Harun menatap tajam ke arah orang yang selama ini dia percaya. "Tangkap penghianat itu!" titahnya kepada para pengawal yang sedari tadi memang ada di dekatnya. Para pengawal pergi ke arah tangga yang menuju ruangan bawah tanah karena pria yang dimaksud Harun ada di bawah. Pria itu berusaha untuk melepaskan Laras dan mencari tahu apa yang sedang dilakukan Diko di bawah. Sebagai seorang tangan kanannya Harun, dia tentu mengetahui apa saja yang ada di rumah ini. Hanya saja dia tidak bisa bergerak dengan leluasa karena Diko juga menempatkan mata-mata di sini. "Apa yang kalian lakukan? Cepat lepaskan aku!" teriaknya geram. Dia baru saja mau bergerak atas perintah bapaknya Yasa, tapi sekarang dia malah tertangkap sebelum melepaskan Laras. Para pengawal Harun tidak bicara, mereka membawa orang kepercayaan Harun itu ke atas, tepat ke hadapan Harun. "Aku sungguh tidak menyangka kalau mengkhianatiku! Berarti, dulu kau punya andil besar sampai Mala disiksa Laras si rumahnya send
Baca selengkapnya

Bab 122

KSIBP 122 Terciduk Pak Malik menceritakan kepada adiknya siapa sebenarnya Pak Hasan atau bapaknya Yasa yang selama ini selalu berkesan polos dan baik hati. Namun, Om Dion masih saja tidak bisa mempercayainya. "Kalau hal seperti ini saja kau tidak tahu, sebaiknya kau jangan menikah dengan Mala, karena kalian tidak akan pantas!" geram Pak Malik. "Iya, aku tahu, Mas. Yang aku tidak percaya dia, kok, bisa selama ini berpura-pura seperti malaikat," elak Om Dion. "Alah, alesan!" Pak Malik meninggalkan adiknya sendiri dengan penuh emosi. Meski Mala bukan anaknya dan Om Dion adalah adiknya, dia tetap menginginkan yang terbaik untuk Mala karena dia sudah menyayanginya seperti anak sendiri. Pak Malik juga ingin adiknya itu memantaskan diri karena Mala bukan perempuan biasa. "Apa yang dikatakan Papa Malik ada benarnya. Aku tidak mungkin cocok jika bersanding dengan orang yang di bawahku." Mala mendekat dengan kata-katanya yang begitu menusuk. "Bukan karena aku merendahkan pasangan, bukan.
Baca selengkapnya

Bab 123

KSIBP 123 Tidak Terima "Pertunjukkan apa?" Qiera dan Mala bertanya bersamanya. "Ada, deh. Pokoknya nanti kalian akan menyaksikannya sendiri dengan kedua mata kalian dan aku yakin semua orang akan tersenyum jika melihatnya," jelas Diko, tapi tidak mengatakan apapun terkait pertunjukkan yang dimaksudnya. "Huh, dasar licik." Qiera melipat tangan di dada. Melihat sahabatnya yang merajuk, Mala tahu apa yang akan terjadi. Dia lebih memilih pergi ke luar untuk memperhatikan anak-anak bermain daripada harus melihat kemesraan kedua sahabatnya.Benar saja, Diko langsung memeluk Qiera erat. "Mana ada. Aku tidak pernah bersikap licik padamu, Sayang. Percayalah, aku adalah orang yang sangat mencintaimu ... setelah ayahnya," ucapnya lembut, tapi berhasil membuat Pak Malik emosi dan hampir melayangkan tinjunya. Untung saja dirinya kembang diikut sertakan, jadi amarahnya langsung hilang. "Iya, aku percaya, tapi tetap saja lebih baik kamu mengatakan semuanya karena aku sangat penasaran." Qiera t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status